Sesuai permintaan Yohan yang meminta makan terlebih dulu, kini cowok tersebut tengah duduk manis di kursi sebuah tempat makan, menunggu Yuvin yang sedang mengantre untuk memesan makanan mereka.
Sebenarnya Yohan ingin makan di steak, atau di pizza, tapi tiba-tiba ke-BM-annya berubah kala melewati restoran jepang cepat saji yang berwarna oranye itu. Jadilah Yohan menarik Yuvin untuk makan disana.
Tak lama, Yuvin datang membawa nampan yang berisi dua mangkuk nasi dan dua jenis minuman yang berbeda.
"Nih Han, chicken egg mayo." Ujar Yuvin sambil meletakkan mangkuk tersebut dihadapan Yohan.
Yohan mengangguk. "Makasih. Berapa semuanya tadi?"
"Gak usah."
"Kok gitu?" Yohan menggeleng. "Bilang aja, gue ganti kok."
Yuvin mengibaskan tangannya, sebagai tanda jika ia tidak ingin diganti. "Kalem. Udah makan aja itu."
Yohan merengut sesaat. Namun setelahnya, senyum lebar terkembang di wajahnya. "Okay. Thanks!"
Yuvin terkekeh kecil. Tangannya terulur untuk mencubit pipi Yohan yang sedikit menirus. "Sama-sama. Makan yang banyak, Han. Biar gembul lagi."
Dikata begitu, Yohan-pun mendengus kesal. Sementara Yuvin tertawa kecil, tapi pandangannya tidak lepas dari tubuh Yohan yang terlihat makin kurus.
Yuvin tidak bodoh untuk paham bahwa itu adalah efek samping dari penghentian rokok. Tubuh kurus, kantung mata mencekung, pipi menirus. Jujur, Yohan yang seperti ini terlihat jelek.
Yuvin lebih suka proporsi tubuh Yohan yang dulu sebelum menghentikan rokoknya. Berisi, pipi chubby.
Tapi, tentu Yuvin lebih menyukai Yohan yang bersih sekarang. Selama Yohan memintanya menjauh dan menonton dirinya dari jauh, Yuvin tentu mengabulkan. Ia selalu rutin menitip pesan pada siapapun yang menjadi teman dekatnya; apabila bertemu Yohan, tolong foto dan beritahu gue, dan ceritain juga kondisi Yohan bagaimana.
Yohan selalu terlihat pucat dua minggu lalu. Pucat dan.. kecapekan? Pokoknya, raut wajahnha sangat lemas dan pernah sesekali ada foto kalau Yohan berjalan dirangkul erat oleh Minkyu atau Seungyoun.
Tapi hari ini, Yohan terlihat lebih sehat. Yuvin menopang dagunya sambil memerhatikan seluruh inci wajah Yohan dengan intens. Kulitnya sudah tidak pucat, bahkan sudah menjadi putih seperti sedia kala. Yang berbeda hanyalah pada intensitas kebesaran pipinya.
Bahkan bibir Yohan yang semula berwarna pink hitam, kini sudah memerah merekah.
Yohan sendiri masih asik mengunyah makanannya. Ia mengangkat wajahnya, hendak mengambil gelas minum. Alangkah kagetnya ia saat ia malah menemukan wajah Yuvin cukup dekat dengan wajahny. Inginnya ia langsung membuang wajah. Tapi matanya justru bertemu tatap dan terkunci dengan Yuvin yang memandangnya lembut.
Deg. Deg. Deg. Jantung Yohan berdegup kencang. Terutama saat Yuvin tersenyum semakin lebar.
Yohan reflek mundur, menjauhkan wajahnya yang memerah sambil mendecak. "Ngapain sih lo?"
Yuvin ikut memundurkan wajahnya, lalu mulai memakan nasinya kembali. "Lagi makan."
"Bukan!" Yohan mendadak kesal setengah mati dengan jawaban itu. "Kenapa.. tadi..."
"Tadi apa?"
"Lupakan." Yohan mendadak kelu dan semakin gugup untuk melanjutkan kalimatnya.
Masa iya, ia mau bertanya 'kenapa tadi ngeliatin gue lembut banget?!' ? Kegeeran banget dong. Makanya ia tidak jadi bicara!

KAMU SEDANG MEMBACA
nefarious ☆ yuyo ft. junsang ✅
Fanfictionnefarious (adj.) wicked, villainous, despicable. ㅡ "Lo serius mau jadiin si Song Yuvin itu jadi pacar lo? Wah, Kim Yohan, lo memang tidak bisa ditebak!" Kim Yohan, seorang manusia bebas yang tanpa ragu untuk hangover di area kampus setiap harinya, t...