35. sakit

1.8K 501 355
                                    

"Kok gue sih?"

"Kak." Eunsang memelas wajahnya. Tangannya bahkan saling menggenggam didepan Song Yuvin yang tengah bersidekap jengah. "Please ih." Eunsang berkedip penuh harap.

Yuvin menengok ke sekelilingnya sejenak, sebelum menatap Eunsang lagi. "Kasihin alasan kenapa harus gue yang nganterin motor Yohan."

Yuvin tak mengerti. Dari berbelas-belas manusia yang berada di sekre, kenapa Eunsang harus meminta dirinya untuk memegang kunci motor Yohan? Bahkan dimintai tolong untuk mengantarkan motor mantan pacarnya itu.

"Kak," Eunsang menarik napas. "Kakak masih peduli kan sama kak Yohan? Kakak denger kan, tadi dia mabuk?"

Yuvin tercenung begitu Eunsang menyinggung soal Yohan yang tadi mabuk. Ia tak bisa bohong kalau memang benar, ia khawatir sekali dan sejujurnya cukup kepikiran soal mengapa lelaki itu mabuk.

Namun Yuvin memilih untuk diam. Tak menggeleng, mengangguk, apalagi mengeluarkan suara.

Dan Eunsang masih tak menyerah untuk membujuk ketua himpunannya.

"Saya tau kakak pasti masih peduli sama kak Yohan. Dan alasan kenapa kak Yohan mabuk tadi.. kak Yohan itu lagi stress dan tertekan, kak." Papar Eunsang dengan seumum mungkin. Ia tak mau terlalu membeberkan detail alasan mengapa Yohan kacau akhir-akhir ini. Karena, itu privasi Yohan, kan?

"Banyak yang dia pikirin, dan salah satunya, tentang kakak. He still loves you, kak." Jelas Eunsang penuh keyakinan.

Tapi Yuvin menarik sebelah alisnya keatas, sarkastik. Padahal jantungnya berdesir hangat mendengarnya. Meskipun skeptis dan sulit dipercaya. Like, masa sih, Yohan yang bersungut-sungut menunjukkan sikap kalau ia membenci Yuvin kemarin masih mencintainya?

"Mana ada. Dia sendiri bilang kalau dia cuma penasaran sama gue."

"Kak Yuvin, kalian itu masih salah paham.. kakak pasti tau, kalau tiga minggu kebelakang, kak Yohan sering menyendiri. Dan kakak tau? Kak Yohan sering nangis, kak." Jelas Eunsang. "Dia banyak berpikir, dan sering banget dia bilang ke saya, kalau dia merasa bersalah. Tapi gak paham kenapanya, dia gak cerita detail. Tapi saya rasa, itu soal kak Junho dan kakak."

Yuvin masih diam. Tidak menunjukkan reaksi apapun, selain semakin menggenggam erat kunci motor Yohan yang memang sudah ditangannya.

"You still love him too, right?"

Pikiran Yuvin sontak terajak untuk berpikir serius. Apa ia masih mencintai Yohan? Yuvin tak tahu. Tak pula ia berani menyimpulkan, apalagi mengakui.

Eunsang jengah, karena ia berasa ngomong sama batu. Tapi begitu ia ingin bersuara lagi, suara dering ponsel membuyarkan niatnya.

Dering ponsel Yuvin.

Yuvin melirik sebentar nama kontak peneleponnya seraya mengusap tombol yang hijau. "Apa Jun?"

"Gue gak tau gue kesambet apa tapi, I think you should talk with Yohan."

"Ha?" Yuvin mengernyit heran. "Where are you? Bakso lo gue abisin tadi. Habis lo gak balik-balik sih."

Terdengar suara desahan jengah dari sana. "Bisa gak, jangan ngomongin yang lain dulu? Denger kan tadi gue bilang apa?"

Yuvin menghela nafas pelan. Diliriknya Eunsang yang sibuk dengan ponselnya sejenak, lalu kembali menjawab Junho. "Iya denger. Lo dimana? Dan kenapa gue harus ngomong sama dia?"

"Gue di kosan Yohan." Ada jeda sejenak dari seberang. "He's sick and can't stop mumbling your name. Dan soal alasan kenapa lo harus ngomong sama dia, ya karena lo harus!"

nefarious  ☆  yuyo ft. junsang ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang