Fiana pov.
Aku tengah berada di salah satu restoran terkenal di kawasan Jakarta barat. Aku duduk di salah satu kursi dengan sahabatku yang duduk di depanku. kami sengaja bertemu untuk membicarakan hal yang penting.
" Fi, kenapa kau mengajakku bertemu?" Tina yang sedari tadi sangat penasaran. Kami memang tidak sering bertemu karena kesibukan kami.
" Ini." Aku memberikan undangan padanya. Undangan pernikahanku dengan seseorang.
" Lusa kau akan menikah." Tina begitu terkejut setelah melihat tulisan yang terterah di undangan. Aku hanya mengangguk.
"Bagaimana bisa kau menikah? Bukankah selama ini kau tidak memiliki kekasih? Lalu, pernikahan macam apa ini?" Tina meminta penjelasanku.
"Ini karena Adikku akan menikah lusa dan Ayah tidak mengizinkan dia menikah jika kami belum menikah." ku jelaskan semuanya pada sahabatku ini.
"Maksudmu Flora akan menikah ! Lalu, kenapa kau juga harus menikah." Tina terlihat tidak suka. Ia tidak suka jika aku menikah bukan karena Aku mencintai lelaki yang akan menikah denganku melainkan karena di jodohkan.
" Bukan Flora tapi Felly." Aku membenarkan ucapan Tina. Tina lebih terkejut mendengar penuturanku.
"Kenapa dia tidak menunggumu sampai kau menemukan orang yang benar-benar kau cintai. "
Tidak habis pikir.
"Itu tidak mungkin, butuh waktu lama agar aku bisa mendapatkan orang yang aku cintai dan tidak mungkin aku tega melihat adikku tidak jadi menikah . Jika aku tidak juga menikah. Begitupun dengan Flora." rasa sayangku pada Adikku melebihi apapun Aku rela melakukan hal apa saja agar Adikku bisa bahagia.
"Lalu, bagaimana jika kau tidak bahagia dengannya? Itu sama saja kau menyakiti hatimu sendiri demi kebahagiaan adikmu." Tina mengkhawatirkanku.
"Aku yakin aku akan bahagia. " kataku pelan.
"Apa ucapanmu dapat di buktikan. " Tina seakan tidak percaya dengan ucapanku. Aku hanya diam membuat Tina menghela nafas berat.
"Baiklah, Aku akan mendukung semua keputusanmu."
Fiana pov end.
***
Hotel G&M
Seorang lelaki tampak baru saja berbicara dengan seseorang di telfon. Jika di lihat dari wajahnya . Ia terlihat khawatir setelah memutuskan sambugan telfon itu. Tiba-tiba ia mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Flashback.Galen berencana melamar kekasihnya di temani kedua orangtuanya. Ia sudah berada di rumah keluarga Setiawan lebih tepatnya di ruang tamu. Kedua keluarga itu tengah duduk berhadapan.
"Apa alasanmu datang kemari dengan kedua orangtuamu? Setiawan ayah dari Felly nampak ingin tahu.
"Perkenalan saya Galen, Saya kemari ingin melamar Felly untuk menjadi istri saya." Galen terlihat serius. Felly tersenyum. Kedua orangtua Galen hanya diam begitu pula Ibu Felly.
"Paman menerima maksud baikmu untuk melamar Felly, tapi kau tahukan jika Felly anak bungsu paman, ia masih mempunyai kedua orang kakak yang belum menikah." Ayah Felly terlihat menjeda kalimatnya.
Ia terlihat melirik kearah Felly juga Galen . Ia ingin melihat reaksi yang di tunjukan keduanya. Jika Galen terlihat lebih tenang lain halnya dengan Felly yang terlihat berkaca-kaca.
"Paman tidak mau jika Felly mendahului kedua kakaknya untuk menikah, kau tahu kan apa pendapat orang-orang nanti." Ayah Felly seakan menolak lamaran Galen.
"Lalu, apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menikahi Felly." Galen sebisa mungkin tenang walaupun hatinya was-was.
"Bagaimana jika kalian bertunangan dahulu, sampai kedua kakak Felly menikah. "
Saran dari Ayah Felly membuat Felly terkejut begitu pula dengan Galen dan kedua orangtuanya. Ibu Felly tahu jika apa yang di katakan suaminya adalah yang terbaik.
"Tidak Ayah, Aku tidak mau hanya bertunangan dengannya. "
Felly benar-benar keberatan . Galen terlihat diam.
"Apa kau tega mendahului kedua kakakmu? Ayah masih bisa terima jika kau hanya melangkahi satu kakakmu tapi ini dua."
Ayah Felly marah .
"Aku yakin kak Fiana akan rela kalau Aku menikah lebih dulu. " Felly yakin kakaknya pasti akan mengizinkannya. Jika harus menunggu kedua kakaknya menikah itu butuh waktu lama. Kedua kakaknya belum memiliki kekasih. Bagaimana mungkin mereka menikah.
"Kakakmu mungkin merelakanmu menikah lebih dulu, tapi Ayah yang tidak rela kau menikah lebih dulu, jangan membantah atau Ayah tak akan pernah merestui hubunganmu dengan Galen. "
Semua orang terkejut dengan perkataan Ayah Felly barusan. Ayah Felly seakan mengancam anaknya agar menuruti permintaannya.
"Paman, saya mohon restui Saya menikah dengan Felly. " Galen tidak mau jika hubungannya tidak mendapatkan restu dari orang tua Felly.
"Tuan Setiawan, apa tidak ada cara lain agar putra saya tetap bisa menikah dengan putri anda ?" Ayah Galen kini membuka suaranya untuk membantu putranya.
"Saya akan mengizinkan Felly menikah tapi dengan syarat. " Ayah Felly mengajukan syarat.
"syarat? "
Semua yang ada di ruangan itu dengan kompak berkata.
" Kau bisa menikahi Felly sebulan setelah kedua kakaknya menikah atau kau menikahi Felly bersamaan dengan kedua kakaknya menikah ." Ayah Felly memberikan kedua pilihan.
Galen terlihat berpikir. Ia bingung harus memilih yang mana. Karna Felly pasti tidak ingin menunda pernikanan mereka terlalu lama . Tapi apa ia memilih pilihan yang kedua??
"Bagaimana nak Galen, apa keputusanmu?" Ayah Felly menatap Galen yang masih diam .
Sebelum menjawab pertanyaan dari Ayah Felly. Galen lebih dulu menatap Felly yang menggelengkan kepalanya dengan keras. Felly seakan mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan semua pilihan yang di berikan Ayahnya.
"Saya memilih yang kedua." Galen akhirnya membuat keputusan walaupun ia tidak tahu . Apa keputusan itu benar atau malah sebaliknya?
"Kalau begitu Saya akan mempersiapkan semuanya."
"Paman biarkan Saya yang mengurus semua persiapan pernikahan Saya dengan Felly." Galen mengusulkan.
"Tidak perlu, Saya akan mengurusnya sekalian pernikahan kedua kakak Felly. Lagi pula mereka akan menikah di hari dan tempat yang sama agar tidak ada yang saling berebut."
Perkataan Ayah Felly membuat Galen hanya bisa menghela nafas.
Flashback end.
Galen masih memikirkan perkataan Felly barusan. Saat Felly menelefonnya. Felly mengatakan kalau Felly sangat mengkhawatirkan pernikahan mereka. Galen berharap sesuatu yang di khawatirkan oleh dirinya dan Felly tidak akan pernah terjadi.
Bersambung.
Pada penasaran ga sama lanjutannya?
Kalau penasaran jangan lupa tunggu kelanjutannya?Jangan lupa like !
Maaf kalau bahasa authour masih belibet. Soalnya ini karya pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...