Part 9 Mengelak

8.3K 281 2
                                    

Hampir setiap pagi hari Fiana mengalami morning sickness. Fiana harus bolak- balik kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi yang ada di perutnya. Walaupun yang keluar hanyalah air liur dan selalu berakhir dengan keadaan Fiana yang kelelahan. Itu membuat hati Galen ingin sekali menolong Fiana tapi otaknya menolak dengan keras.

Fiana terduduk lemas di ranjang dengan wajah pucat. Ibu Galen kini datang dengan membawa makanan dan minuman untuk menantunya.

"Sayang wajahmu sangat pucat. Ibu panggilkan dokter ya."

Ibu Galen menaruh nampan di nakas sambil menatap wajah pucat Fiana.

"Ibu, Aku tidak apa - apa. Bukankah ini wajar terjadi pada Ibu hamil."

Fiana menolak dengan halus.

"Tetap saja Ibu sangat khawatir dengan keadaanmu. Lalu dimana Suamimu?"

Tanya Ibu Galen yang heran karena sedari tadi beliau tidak melihat keberadaan Anaknya.

"Tadi Galen buru - buru pergi ke kantor."

Fiana berkata asal. Fiana sendiri tidak tahu kemana Galen pergi karena saat itu ia sedang ke kamar mandi.

"Anak itu pasti hanya beralasan."

Ibu Galen menebak. Ibu Galen yakin jika Galen pasti sedang bertemu dengan kekasih gelapnya.

***

Galen terburu-buruh masuk ke dalam restoran. Ia kini mengedarkan matanya untuk mencari sosok wanita yang ia cintai. Mata Galen tertujuh pada seorang wanita yang tengah duduk di salah satu meja dengan memunggunginya.

Galen berjalan menghampiri Felly.

"Fell."

Panggil Galen. Felly berbalik dan menatap kekasihnya itu dengan senyuman yang terbit di bibirnya.

"Kau sudah datang rupanya. Ayo duduk, kak."

Felly mempersilakan Galen untuk duduk. Galen duduk berhadapan dengan Felly.

"Fell, ada apa kau menyuruhku datang sepagi ini?"

Galen bertanya karena tadi ia mendapatkan telfon dari Felly jika dia ingin bertemu dengan Galen sekarang juga.

"Tidak ada alasan khusus. Aku sangat merindukanmu untuk itu aku memintamu datang kemari."

Felly berkata apa adanya sambil menantap daftar menu makanan.

"Jadi hanya karena itu kau menelefonku sepagi ini."

Galen terlihat tidak menyangkah dengan jawaban yang di berikan Felly padanya.

"Kenapa kau terlihat tidak suka. Oh apa kau sedang mengurusi istrimu untuk itu kau marah padaku karena telah mengganggumu."

Felly menebak dengan asal sambil mengalihkan padangannya dari buku menu ke arah kekasihnya itu.

"Apa yang kau bicarakan. Aku hanya."

Ucapan Galen tiba-tiba saja di potong oleh Felly.

"Aku hanya sedang membantunya. Iya kan! Itu yang ingin kau katakan padaku. Cih, ternyata ucapanmu sewaktu dulu hanya kebohongan semata."

Felly masih menuduh Galen yang bukan - bukan.

"Aku tidak pernah melakukan apa yang kau tuduhkan kepadaku."

Galen menahan emosinya.

"Tidak perlu mengelak. Aku tahu kau pasti tengah bahagia karena sebentar lagi kau akan memiliki anak darinya."

Felly menatap Galen dengan kesal.

"Sudahlah jika kau memintaku kesini hanya untuk mengajakku bertengkar lebih baik aku pergi."

Pengantin yang tertukar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang