Part 13 Pembalasan

7.8K 296 14
                                    

Sudah sebulan ini Fiana menggantikan ayahnya di perusahaan. Ia merasa jika Galen tidak pernah memperdulikannya walaupun ia tengah mengandung anaknya.

"Apa anak ini tidak berarti bagi Galen? Apa Galen begitu membencinya hingga ia tidak perduli pada calon anaknya?"

Pertanyaan itu selalu saja memenuhi pikirannya.

Ia ingin sekali Galen memperdulikannya walaupun hanya sekali.

❤❤❤

Terlihat sebuah mobil yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Fiana. Orang di dalam mobil itu seakan tengah menunggu waktu yang pas untuk berbuat sesuatu pada Fiana.

"Ini saatnya."

Gumam pemilik mobil itu dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke arah Fiana. Tidak jauh dari situ Galen yang saat itu tengah memasuki mobilnya kini terkejut melihat sebuah mobil dari kejauhan yang akan menuju ke arah Fiana dengan cepat Galen berlari untuk bisa menolong Fiana .

"Fiana awas."

Kata seseorang membuat Fiana kini menatap ke arah mobil yang akan menabraknya. Fiana mematung di tempatnya. Kakinya seakan tidak bisa di gerakan kala mobil itu semakin mendekatinya. Dengan cepat seseorang kini menarik tubuh Fiana dan menyelamatkannya.

"Kau baik-baik saja."

Pria itu bertanya pada Fiana yang memang masih shock dengan kejadian tadi.

"Fiana."

Panggil Pria itu sambil memegang kedua pundak Fiana.

"Aku ingin pulang."

Itulah ucapan yang keluar dari mulut Fiana. Pria itu kini membantu memapah tubuh Fiana yang masih lemas karena insiden tadi. Sedangkan Galen yang kalah cepat dari pria itu hanya bisa menatap kepergian istrinya bersama adik iparnya. Galen tahu siapa pemilik mobil itu. Galen kini pergi.

💙💙💙

Dito terlihat memencet bel rumah milik keluarga surendra. Tak lama kemudian pintu di buka oleh seseorang lelaki yang tak lain adalah Galih. Galih terkejut melihat wajah pucat Fiana. Galih kini melirik ke arah Dito dengan tatapan tajam.

"Apa yang kau lakukan padanya?"

Galih berkata dengan nada tidak sukanya.

"Bisakah kau persilakan aku masuk terlebih dahulu."

Bukannya menjawab pertanyaan Galih. Dito malah berkata perkataan yang membuat Galih menahan emosinya. Galih memberi jalan untuk Dito masuk. Dito kini memapah Fiana masuk dan mendudukannya di sofa.

Galih kini duduk di hadapan Fiana.

"Katakan padaku apa yang kau lakukan padanya?"

Galih masih bertanya pertanyaan yang sama pada Dito.

"Tidak bisakah kau bertanya baik-baik padaku."

Dito kesal dengan nada bicara Galih padanya.

"Aku tidak akan berbicara ketus padamu jika kau mau memberitahuku apa yang terjadi padanya."

Galih masih emosi karena pertanyaannya tidak di hiraukan.

"Ada apa ini ribut-ribut."

Pengantin yang tertukar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang