Setelah makan malam selesai. Galih langsung menuju kamarnya. Galih terlihat menatap sebuah cincin berlian di tangannya. Galih benar-benar masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.
Tok..tok.tok
Suara pintu kamar Galih di ketuk oleh seseorang dari luar. Galih kini menatap ke arah pintu yang memang sengaja ia buka lebar-lebar. Galih bisa melihat wanita yang melahirkannya tengah berdiri di depan pintu.
"Boleh Ibu masuk."
Ibu meminta izin. Galih hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Ibunya. Ibu Galen kini berjalan mendekati anaknya.
"Apa yang sedang kau pikirkan, nak?"
Ibu Galen tahu jika anaknya sedang dalam kondisi tidak baik.
"Kau lihat cincin ini, Ibu."
Galih menjeda kalimatnya. Ia memperlihatkan sebuah kotak beserta cincinnya yang sedari tadi Ia genggam pada Ibunya. Ibu Galen hanya diam sambil menunggu perkataan anaknya selesai.
"Ini adalah cincin yang akan aku berikan pada wanita yang selama ini mengisih hatiku. Tapi ku rasa semuanya kini sia-sia. Dia ternyata sudah memiliki keluarga."
Perkataan Galih barusan membuat Ibu Galen semakin yakin jika wanita yang di maksud Galih adalah menantunya sendiri Fiana.
"Kenapa aku selalu tidak bisa memilikinya? Dulu aku masih bisa terima jika dia sudah memiliki kekasih tapi sekarang apa aku juga harus terima jika dia sudah miliki suami."
Hati Galih sangat hancur sekarang. Keinginannya untuk menikahi orang yang dia cintai kini musna sudah.
"Galih, Ibu tahu kau mencintainya tapi kau harus bisa menerima semua kenyataan ini . Dia sudah menjadi adik iparmu sekarang bahkan dia tengah mengandung anak dari adikmu sendiri. Ibu tahu ini pasti berat bagimu tapi Ibu yakin kau bisa menerima semua ini dengan lapang dada."
Perkataan Ibu Galen tadi membuat hati Galih semakin terluka. Jika begini Ia tidak akan bisa memiliki harapan untuk menikahi Fiana. Wanita yang Ia cintai sejak kuliah dulu.
"Ibu, apa mereka saling mencintai."
Pertanyaan yang di ajukan Galih membuat Ibu Galen tersentak. Beliau bingung harus menjawab apa. Beliau tidak mungkin mengatakan jika Galen sangat membenci Fiana. Hal ini akan membuat kedua anaknya bertengkar dan Ibu Galen tidak ingin semua itu terjadi.
"Ibu, jawab aku apa mereka saling mencintai?"
Galih bertanya pertanyaan yang sama pada ibunya. Berharap ibunya itu mau menjawab pertanyaannya.
"Mereka saling mencintai."
Ucap Ibu Galen cepat. Ibu Galen terpaksa harus berbohong soal ini pada Galih karena inilah yang terbaik untuk kedua anaknya. Ibu Galen berharap jika Galen benar-benar mencintai istrinya.
"Aku tidak tahu apa aku bisa melupakannya saat dia selalu berada di sekitarku."
Galih menghela nafas berat. Ibu Galen hanya diam.
Sedangkan di kamar Galen & Fiana.
Fiana terlihat tertidur dengan sangat nyenyak. Setelah selesai makan tadi Fiana langsung mengantuk. Apa ini karena Fiana makan terlalu banyak.
Galen sedari tadi menatap istrinya yang tertidur di sampingnya. Galen sendiri masih terjaga. Ia belum mengantuk . Entah mengapa Galen ingin sekali mengelus perut Fiana tapi Ia ragu. Ia takut jika Fiana akan terbangun nantinya.
Setelah beberapa menit Ia terdiam. Kini Galen memberanikan diri untuk menyentuh perut Fiana dengan hati-hati. Walaupun perut Fiana masih rata tapi Galen bisa merasakan jika ada calon anaknya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...