Part 20 Menghindar

6.7K 237 5
                                    

Hari ini Fiana tengah menemani Bi Jum untuk membeli bahan-bahan makanan yang sudah habis. Sebenarnya Galen tidak mengizinkan istrinya untuk ikut ke supermarket tapi Fiana bersih keras jika dia ingin menemani Bi Jum dengan alasan ia bosan kalau harus di rumah membuat Galen mengizinkan tapi dengan syarat Fiana dan Bi Jum harus di antar Pak Dino selaku supir pribadi Fiana. Semenjak mereka pindah Galen memutuskan untuk mempekerjakan seorang supir untuk mengantar istrinya yang tengah hamil tua.

Usia kandungan Fiana kini memasuki 9 bulan tinggal menunggu proses melahirkan membuat Galen lebih overprotektif terhadap Fiana. Fiana sendiri tidak merasa keberatan dengan hal itu. Ia malah senang jika Galen bersikap seperti itu padanya.

Fiana tengah memilih-milih bahan makanan yang ingin ia makan. Saat Fiana tengah mengambil sayuran tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Fiana."

Panggil seseorang yang sudah tidak asing lagi untuk Fiana. Fiana kini menatap orang tersebut hanya sebentar lalu ia sibuk memilih-milih bahan makan yang lain tanpa memperdulikan orang itu.

"Fiana, bisa kita bicara sebentar."

Orang itu kembali berkata tapi Fiana tetap tidak peduli dengan keberadaan orang itu membuat orang tersebut kini memegang tangan Fiana yang tengah mengambil buah-buahan.

"Apa yang kau lakukan, kak? "

Fiana akhirnya berkata karena aktivitasnya terganggu.

"Aku ingin bicara denganmu."

Pria itu kembali mengutarakan keinginannya.

"Aku sedang sibuk, lain kali saja kita bicara."

Fiana kini sibuk mengambil bahan-bahan itu dengan asal. Galih terlihat kecewa dengan jawaban yang di katakan Fiana.

"Kau pasti tidak akan mau bertemu denganku jika aku mengajakmu untuk bertemu."

Galih sangat yakin jika wanita di depannya sedang menghindarinya.

"Apa yang kau katakan. jika aku ada waktu aku pasti akan menemuimu."

Fiana berkata tanpa menatap lawan bicaranya. Ini bukan gaya Fiana tapi Fiana melakukan semua itu karena sebuah alasan.

"Fi, biarkan aku berbicara sesuatu denganmu."

Galih tetap mengikuti Fiana kesana-kemari hanya untuk membuat Fiana mau mendengar perkataan Galih. Fiana yang sudah tidak tahan lagi kini menatap Galih.

"Baiklah kita bicara di tempat lain."

Fiana akhirnya menyerah karena Galih membuatnya pusing. Galih menghela nafas lega karena Fiana mau berbicara padanya.

💗💗💗

Disinilah mereka di sebuah taman tidak jauh dari supermarket tadi. Fiana dan Galih sedang duduk di kursi yang ada disana.

"Sampai kapan kau menghindariku?"

Galih kini bertanya pertanyaan yang selama ini ingin ia tanyakan pada Fiana.

"Aku tidak pernah merasa menghindarimu."

Fiana berkata tanpa menatap Galih. Ia lebih senang menatap bunga di depannya.

"Tapi aku merasa kau memang menghindariku."

"Itu hanya perasaanmu saja kakak ipar."

Fiana kini melihat kearah Galih. Galih tersentak mendengar panggilan yang Fiana berikan padanya.

"Fiana, bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan itu."

Pengantin yang tertukar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang