Fiana tengah memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper di bantu oleh ibu mertuanya. Ya! Fiana akan pindah hari ini ke rumah baru milik suaminya.
"Sayang, apa kau yakin dengan keputusanmu itu. Apa tidak sebaiknya kau tetap menetap disini saja."
Ibu Galen nampak khawatir dengan keputusan yang di ambil Fiana.
"Ibu, aku yakin keputusanku ini adalah yang terbaik. Mungkin dengan begini Galen bisa kembali memperlakukan diriku dengan baik."
Fiana menjawab sambil memasukan pakaiannya ke koper. Galen memang kemarin mengatakan jika mereka harus segera pindah dari rumah ibunya karena rumah yang Galen siapkan untuk dia tinggali bersama istri serta anaknya sudah jadi di bangun seminggu yang lalu.
Ibu Galen masih menatap menantunya dengan perasaan campur aduk. Ibu Galen takut jika Galen akan tetap bersikap kasar pada Fiana atau mengacuhkan Fiana sama seperti beberapa bulan ini.
"Ibu jangan terlalu memikirkan hal yang tidak-tidak (memegang kedua tangan Ibu mertuanya) aku akan baik-baik saja bersamanya."
Fiana berkata asal. Pasalnya ia hanyanya ingin ibu mertuanya tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya. Walaupun ia juga sedikit tidak yakin jika Galen akan bersikap baik padanya tapi Fiana sangat berharap jika Galen bisa bersikap baik padanya walaupun hanya sampai anak ini lahir.
"Ibu, aku pamit ya. Jaga diri Ibu baik-baik aku akan sering-sering mengunjungi Ibu."
Fiana kini berdiri menatap Ibu mertuanya yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Ibu Galen tampak memeluk menantunya .
"iya, kau juga harus menjaga dirimu baik-baik selalu minum susu dan jangan lupa makan walaupun hatimu tengah kacau sekalipun."
Ibu Galen kini melepaskan pelukannya sambil menasehati menantunya yang masih sering mengabaikan kondisinya sendiri jika sedang patah hati karena anaknya. Fiana kini tersenyum.
"Aku akan mengingat pesanmu, Ibu. Aku pamit."
Fiana kini membawa koper itu keluar dengan di bantu Ibu mertuanya.
Di luar.
Galen tampak menunggu Fiana yang tengah berkemas di luar rumah. Galen pikir keputusannya mengajak Fiana untuk tinggal di rumah barunya adalah keputusan yang tepat karena jujur saja Galen sangat takut jika kakaknya akan merebut Fiana darinya. Walaupun ia tahu bahwa Fiana mencintainya tapi melihat sikapnya yang acuh beberapa bulan ini membuat Galen sedikit resah jika Fiana akan berpaling darinya dan lebih memilih mencintai kakaknya.
Galen melihat Fiana dan Ibunya tengah berjalan mendekati dirinya yang sedang bersandar pada mobilnya. Galen segera mengambil koper Fiana dan menaruhnya di bagasi.
Fiana tengah memeluk Ibu Galen. Galen hanya bisa menatap.
"Galen, Ibu berpesan padamu untuk menjaga istri dan anakmu baik-baik. Ibu akan sering-sering datang mengunjungi kalian."
Ibu Galen kini memeluk Galen. Putra bungsunya.
"Kau tenang saja. Aku akan menjaga mereka. Jaga kesehatan Ibu jangan terlalu lelah bekerja dan aku pasti akan sangat merindukanmu."
Galen berkata jujur. Ibu Galen bisa merasakan anaknya yang sangat memperdulikan dirinya.
"Ibu, akan menjaga kesehan Ibu .Tapi kau juga harus janji pada Ibu. Jaga kesehatanmu dan istrimu itu jangan sampai cucu Ibu kenapa-napa."
Ibu Galen menasehati. Galen hanya tersenyum. Kini Galen dan Fiana masuk ke dalam mobil. Mobil Galen kini melaju meninggalkan pekarangan rumah keluarga surendra. Galen akan memulai kehidupan barunya bersama isti serta calon anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...