Fiana berjalan keluar dari restoran. Tiba-tiba seseorang tidak sengaja menabrak Fiana untung tidak mengenai perut Fiana hanya mengenai bahu Fiana saja.
"Maaf, aku tidak (terhenti) Fiana."
Panggil orang yang menabrak Fiana. Fiana lantas menatap ke arah orang yang menabraknya dan tersentak.
"Kak Galih."
Fiana masih terkejut melihat kakak iparnya berada disini.
"Maaf, aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu. Apa kau baik-baik saja?"
Galih merasa tidak enak sudah menabrak Fiana. Fiana hanya menganggukan kepalanya.
"Sedang apa kakak disini?"
Tanya Fiana basa-basi pada kakak iparnya itu.
"Menemui temanku, kau sendiri sedang apa disini?"
Galih bertanya balik pada Fiana.
"Aku tadi baru saja menemui seseorang. Kak, aku pamit ya."
"Mau kemana?"
Galih tampak penasaran.
"Aku ingin bertemu sahabatku."
"Biarkan Kakak yang mengantarmu."
Galih menawarkan. Fiana menggelengkan kepalanya menolak tawaran dari Galih.
"Tidak perlu, Kak. Aku bisa naik taksi. Aku pamit ya."
Setelah mengatakan itu Fiana segera pergi dari tempat itu. Fiana ingin cepat-cepat menemui sahabatnya itu. Sedangkan Galih menatap wanita yang di cintainya semakin menjauh dari tempat itu. Galih kini masuk ke dalam restoran dan menghampiri temannya.
"Siapa wanita yang tadi kau ajak bicara?"
Johan bertanya saat Galih baru saja duduk di kursi di hadapannya.
"Dia Fiana."
Galih berkata seadanya.
"Maksudmu Fiana wanita yang kau cintai itu."
Johan memastikan. Galih menganggukan kepala.
"Kenapa kau tidak mengenalkannya pada kami."
Johan kembali berkata karena merasa heran.
"Nanti jika waktunya pas aku akan kenalkan dia pada kalian."
Galih berkata seadanya. Galih memang tengah mencari waktu yang pas untuk menyatakan perasaannya pada Fiana walaupun ia tahu Fiana adalah adik iparnya.
"Bukankah dia (Fiana) adalah adik iparmu. Bagaimana mungkin kau masih memendam perasaan itu untuknya."
Damian yang tahu jika Fiana adalah adik ipar Galih merasa heran mengapa temannya ini masih menaruh hati pada Fiana?.
Ucapan Damian barusan membuat Johan terkejut. Pasalnya dia baru tahu hal ini dari Damian.
"Benarkah yang kau katakan?"
Johan lantas menatap temannya itu yang hanya diam. Sedangkan Galih menatap Damian dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Batalkan niatmu itu. Aku tidak ingin jika nantinya hubunganmu dan dia menjadi rengang."
Damian terlihat menasehati sahabatnya itu. Galih menatap tajam ke arah Damian.
"Aku tidak akan membatalkan niatku itu."
Galih berkata dengan nada ketus.
"Aku hanya menyarankan jika kau tidak suka saranku tidak masalah."
Kata Damian seadanya. Johan hanya bisa diam mendengar perkataan kedua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...