Part 21 Pergi

6.8K 234 6
                                    

Fiana tengah duduk di salah kursi . Ia tengah menunggu sahabatnya yang tengah melayani pembeli. Fiana duduk dengan tenang disana. Ia sangat tahu dengan sifat sahabatnya itu yang selalu ingin membantu para pegawainya untuk melayani pembeli walaupun Tina adalah pemilik toko kue tersebut.

Sudah hampir setengah jam Fiana menunggu sambil memakan kue buatan sahabatnya itu. Tina kini mendekati Fiana setelah pembeli sudah mulai berkurang.

"Maaf membuatmu menunggu lama?"

Tina kini menarik kursi dan duduk di hadapan Fiana.

"Tidak masalah, aku tahu kau sedang sibuk."

Fiana berkata dengan santai.

"Apa ada hal yang penting yang ingin kau katakan padaku hingga membuat wanita hamil sepertimu menemuiku."

Tina seakan tahu jika Fiana pasti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting. Fiana yang tadinya tersenyum kini terlihat murung.

"Ada apa Fi, kau sedang ada masalah?"

Tina kini memegang tangan Fiana.

"Tina, kau ingat perkataanku beberapa bulan lalu."

Fiana memberikan teka-teki pada Tina. Tina kini berpikir.

"Jangan katakan jika kau ingin meninggalkan suamimu itu."

Tina sekarang ingat apa permintaan yang dulu Fiana katakan padanya. Fiana mengangguk pelan.

"Kenapa, Fi ? Bukankah hubunganmu dan suamimu itu sudah membaik. Ku kira kau akan membatalkan niatmu itu melihat beberapa bulan ini Kau dan dia terlihat sangat bahagia."

Tina tidak menyangkah dengan semua ini.

"Kau bahkan tahu jika galen melakukan semua itu hanya karena aku tengah mengandung anaknya dan bukan karena alasan lain."

Jika boleh jujur Fiana sebenarnya tidak ingin melakukan semua itu tapi karena ia ingin melihat orang yang di cintainya bahagia walaupun bukan dengan dirinya dan karena ia sudah berjanji pada seseorang untuk meninggalkan Galen. Bukankah janji harus di tepati.

"Tapi aku merasa perkataanmu itu tidak semuanya benar. Mungkin saja Galen melakukan semua itu karena ia sudah sadar bahwa dia mencintaimu."

Tina menebak-nebak. Fiana terlihat tak percaya dengan perkataan sahabatnya itu.

"Na, jangan membuatku berharap akan sesuatu yang tidak bisa aku dapatkan. Aku sudah cukup senang jika selama beberapa bulan ini aku bisa merasakan kebahagiaan walaupun kebahagiaan itu hanya sesat."

Fiana tidak bisa menyembunyikan perasaan sesak yang ada di hatinya. Tina terlihat iba melihat keadaan sahabatnya itu.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu itu?"

Tina sekali lagi memastikan. Fiana mengangguk dengan pelan.

"Lalu kapan kau akan meninggalkannya."

"Aku belum tahu. Dokter memprediksikan jika aku akan melahirkan dua minggu lagi. Mungkin aku akan pergi setelah itu."

Fiana memberitahu. Tina masih berharap jika sahabatnya ini mengurungkan niatnya. Ia hanya tidak ingin jika sahabatnya itu benar-benar akan menyesal nantinya.

"Apa kau sudah tahu ingin pergi kemana?"

Tina hanya ingin tahu apakah Fiana sudah merencanakan tempat yang akan ia tinggali.

"Aku belum memutuskan. Aku ingin pergi ke kota yang sangat jauh hingga membuat siapapun tidak bisa menemukan keberadaanku."

Fiana apa adanya. Fiana hanya tidak bisa jika harus bertemu dengan keluarga bahkan Galen saat ia ingin mencoba melupakan perasaannya itu.

Pengantin yang tertukar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang