Part 22 Melahirkan

6.7K 242 6
                                    

Tina tengah menunggu Fiana yang tengah di tanggani seorang dokter di dalam. Ya! Hari ini Fiana akan melahirkan tapi Tina tidak memberitahukan masalah ini pada siapapun karena permintaan dari Fiana sendiri.

Dokter shinta sudah berulang kali menanyakan keberadaan suami Fiana tapi Tina beralasan jika Galen sedang berada jauh dari kota ini, Tina juga mengatakan jika ia sudah menghubungi Galen dan Galen sedang dalam perjalanan untuk pulang. Padahal semua itu adalah alasannya saja.

Sudah 4 jam Fiana di ruangan tersebut tapi belum ada tanda-tanda jika Fiana sudah melahirkan itu yang membuat Tina semakin cemas. Tiba-tiba ada suara bayi yang menangis dengan kencang membuat Tina yang tadinya duduk kini reflek berdiri. Tidak lama terdengar suara bayi lagi dari ruangan tersebut. Tina merasa bersyukur jika sahabatnya itu sudah melahirkan.

Dokter shinta kini keluar untuk memberitahu Tina.

"Bagaimana keadaan Fiana, dok?"

Tina sangat penasaran. Dokter Shinta kini tersenyum.

"Fiana baik-baik saja."

"Lalu bagaimana keadaan bayi Fiana?"

"Keadaan kedua bayi Fiana sangat sehat. Mereka tampan dan cantik."

Perkataan Dokter shinta membuat Tina tersenyum bahagia dan merasa sangat lega.

"Apa saya boleh melihat keadaan Fiana."

"Saya akan memindahkan Fiana ke ruang inap terlebih dahulu. Kau bisa menemuinya disana."

Setelah mengatakan itu dokter shinta pun kini kembali masuk ke dalam ruangan operasi.

💖💖💖

Hati Galen sedari tadi merasa tidak karuan. Cemas, khawatir dan gelisah karena istrinya tiba-tiba saja tidak bisa di hubungi. Ia juga sudah menelefon ke rumah tapi Bi Jum mengatakan jika Fiana belum pulang sejak pagi tadi. Itu yang membuat Galen sangat panik. Ia takut terjadi sesuatu dengan istrinya.

"Paman, kapan pesawat ini akan take off."

Galen sedari tadi bertanya hal yang sama karena sudah beberapa menit ia menunggu tapi pesawat belum juga berangkat.

"Saya akan tanyakan hal ini dulu, Tuan tunggu saja disini."

Pak Han kini pergi meninggalkan Galen yang masih saja cemas.

"Semoga tidak terjadi sesuatu pada Fiana."

Galen terus berdoa di dalam hatinya.

💟💟💟

Tina menatap sahabatnya yang masih menutup matanya karena kelelahan. Tina kini duduk di samping ranjang Fiana. Ia sangat bahagia karena melihat sahabatnya baik-baik saja.

"Fi, bangunlah kau tidak ingin melihat kedua anakmu?"

Tina berkata dengan nada pelan sambil memegang salah satu tangan Fiana. Fiana kini perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling.

"Fiana syukurlah kau sudah bangun."

Tina sangat senang akhirnya sahabatnya ini bangun juga setelah beberapa jam tidur mungkin karena efek obat yang di berikan dokter melalui selang infus Fiana.

"Tina, aku dimana? Kenapa perutku rata."

Fiana bertanya dengan suara yang sangat kecil. Tina tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu.

Pengantin yang tertukar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang