Fiana nampak duduk di taman sendirian. Ia masih memikirkan Galen yang belum mau berbicara padanya. Walaupun tadi malam dia sudah menjelaskannya tapi Galen tetap acuh dan malah tidur. Saat tadi pagi Fiana bangun. Fiana tidak menemukan Galen di kamar, ia yakin jika Galen masih menghindari Fiana. Itu yang membuat Fiana sangat kecewa.
"Sampai kapan aku harus seperti ini?"
Fiana bergumam pada dirinya sendiri.
"Fiana."
Seseorang kini memanggil nama Fiana membuat Fiana menenggok ke belakang di lihatnya Tina yang sudah berada di belakangnya.
"Tina."
Fiana nampak terkejut melihat sahabatnya disini.
"Apa yang sedang kau pikirkan? "
Tina seakan tahu jika Fiana tengah memikirkan sesuatu. Fiana terlihat diam.
"Aku tahu kau tengah memikirkan suamimu itu kan (menebak) sudahlah jangan terus-menerus memikirkan orang yang tidak pernah memperdulikanmu."
Tina kembali menasehati sahabatnya itu.
"Na, apa dia masih marah padaku karena aku hampir membunuh bayiku."
Fiana menebak-nebak.
"Jangan bercanda, kejadian itu sudah sangat lama."
Tina tidak percaya dengan ucapanku.
"Bukan kejadian aku hampir di tabrak tapi kejadian saat aku meminum jus itu."
Fiana mengingatkan kejadian sebulan yang lalu.
Flashback.
Fiana dan Tina tengah duduk di salah satu meja. Keduanya tengah menunggu pesanan mereka sambil mengobrol.
"Cie, yang sedang jatuh cinta. Bawanya senyum-senyum terus."
Tina sedari tidak berhenti mengoda sahabatnya itu. Fiana yang di goda malah tersipu malu.
"Berhenti mengodaku."
Fiana berkata tapi masih dengan senyumanya. Membuat Tina senang melihat sahabatnya yang bisa tersenyum sebahagia ini. Tina berharap senyuman itu tak akan pernah hilang dari bibir Fiana.
Pelayan datang membawa pesanan Fiana serta Tina dan menaruh pesanan itu di meja setelah keduanya mengatakan terima kasih pelayan itu pergi.
"Aku senang melihatmu sebahagia ini ternyata pria itu bisa baik juga padamu."
Tina sambil mengaduk minumannya.
"Dia itu suamiku jelas saja dia baik padaku."
Fiana nampak membela suaminya membuat Tina hanya bisa tertawa mendengar perkataan sahabatnya itu. Fiana kini meminum jus di depannya. Dan wajah Fiana tiba-tiba pucat .
"Fi, kau kenapa?"
Tina yang menyadari perubahan wajah Fiana merasa khawatir. Fiana tidak menjawab. Fiana terlihat memegangi perutnya yang sakit.
"Fi, katakan padaku kau kenapa? "
Tina lantas mendekati kursi yang di duduki Fiana. Fiana malah memegang tangan Tina dengan kuat.
"Perutku sakit, Na. Aw.."
Fiana tidak bisa menahan rasa sakit yang ia rasakan di perutnya. Membuat semua orang pengunjung terkejut lantas mengerubungi keduanya.
"Tolong bantu saya membawa sahabat saya ke rumah sakit."
Tina meminta bantu para pengunjung rumah makan tersebut. Beberapa orang kini membantu membawa Fiana pergi dari rumah makan tersebut di susul Tina. Tidak lupa Tina membawa sisa minuman yang di minum Fiana ke dalam plastik yang tidak sengaja ia temukan di tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...