Felly menghampiri Galen yang tengah duduk di teras depan. Felly harus memastikan sesuatu.
"Kak."
Felly duduk di samping Galen. Galen melihat ke arah Felly.
"Kau pasti sedang memikirkannya kan."
Felly menebak apa yang tengah di pikirkan kekasihnya itu.
"Tidak aku tidak memikirkannya. "
Galen berkata dengan cepat terlalu cepat malah.
"Lalu apa yang sedang kau pikirkan?"
Felly kembali bertanya pertanyaan yang sama.
"Aku sedang memikirkan hubungan kita."
Galen kini menatap ke depan.
"Apa kau akan memutuskanku hanya karena dia mengandung anakmu?"
Felly menyimpulkan. Membuat Galen kini kembali menatap Felly.
"Tidak, aku tidak akan memutuskanmu."
Ucap Galen membuat Felly tersenyum.
"Lalu kapan kau akan menceraikannya?"
Felly bertanya tiba-tiba. Galen terlihat diam untuk beberapa saat sebelum Ia menjawab pertanyaan Felly.
"Aku tidak bisa menceraikannya sampai dia melahirkan anakku."
Galen seadanya. Felly terlihat kesal.
"Kenapa tidak? Jika kau tidak menceraikannya sekarang. Aku takut kau akan berpaling dariku dan menyukainya."
Ada nada kesal dari ucapan Felly dan Galen tahu itu.
"Mengertilah. Pengadilan tidak akan mau menanggani kasusku jika tahu Fiana tengah hamil. Kau tidak perlu cemas. Aku tidak akan berpaling darimu."
Galen memegang tangan Felly.
"Bagaimana mungkin aku bisa percaya padamu. Aku yakin kau akan berpaling dariku mengingat dia tengah mengandung anakmu. Perhatianmu akan teralihkan padanya."
Felly sudah bisa menebak apa yang akan terjadi pada hubungannya.
"Apa kau masih tidak percaya padaku. Kau jelas tahu jika aku sangat membencinya. Bagaimana mungkin aku peduli padanya."
Galen mengelak dengan keras pernyataan Felly.
"Memang saat ini kau memang membencinya tapi siapa yang akan tahu jika nanti kau malah mencintainya."
Felly menghempaskan tangan Galen dan pergi meninggalkan Galen yang masih terdiam di tempatnya. Galen tidak berniat mengejar Felly.
Dito yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka hanya bisa menghela nafas berat. Ia berharap apa yang di katakan Felly bisa menjadi kenyataan. Bukan karena Ia jahat tapi apa salahnya mendoakan hal yang baik untuk kebaikan bersama.
❤❤❤
Fiana sudah pulang ke rumah Orang Tua Galen . Fiana tengah bersandar pada kepala ranjang. Fiana masih merasa lemas dan pusing.
Galen berjalan masuki kamar. Galen terlihat melirik ke arah Fiana dengan tatapan benci.
"Kau pasti senang mendengar kabar itu."
Galen tiba-tiba berujar tapi Fiana tidak mengubris perkataan Galen pasalnya saat ini Fiana sedang tidak ingin bertengkar dengan Galen.
"Jangan harap aku akan menyukaimu hanya karena kau sedang mengandung anakku."
Galen kembali berkata tapi Fiana lagi-lagi tidak meresponnya. Fiana lebih memilih membaringkan tubuhnya di ranjang tidak lupa menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan membuat Galen kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin yang tertukar (End)
RomanceBagaimana jadinya jika di hari dan tempat yang sama akan di adakan acara pernikahan . Ya! Acara pernikahan ketiga putri dari Setiawan dan Fera . Bukan tanpa alasan tuan Setiawan menikahkan ketiga anaknya. Kira-kira apa alasan tuan Setiawan meni...