Bab 4. Munculnya Permasalahan.

19 3 0
                                    


Mereka menjalankan posisinya masing-masing mulai sekarang. Mau tidak mau mereka harus melakukannya sampai jiwanya kembali ke tubuh masing-masing. Shin Na Hyun tidak mau kegiatannya gagal karena dia berada dalam tubuh cowok itu. Begitu pula dengan Sehun yang tidak mau konsernya hancur gara-gara jiwanya di tubuh gadis itu. Semuanya mementingkan diri mereka sendiri sampai akhirnya menjadi kebiasaan tentang aktivitas sehari-hari yang dilakukan mereka.

Gadis itu sudah terbiasa berada di kalangan para Artis Seoul, begitu pula dengan Sehun yang sudah mulai terbiasa dengan kehidupan gadis SMA. Ketika sesuatu tidak diketahuinya, salah satu akan berusaha bertanya,menelpon dengan jarak Gyeongju Seoul, memang sesuatu yang sangat lucu.

Namun satu hal yang mereka sembunyikan, atau lebih tepatnya yang mereka tidak ketahui.

Konser akan diadakan tiga minggu lagi dan kontes pidato ke jeju juga akan berlangsung tiga minggu lagi.

,.........,..........,.

"Ya kau gila??!!! Aku tidak bisa bicara di depan umum!!!" Sehun bicara dengan nada keras di dalam telepon.

" maksudnya??" gadis itu menaggapi dengan keheranan. Maksudnya apa tentang hal itu. Memangnya sehun mau kemana? Itulah yang terfikir oleh Shin Na ketika laki-laki itu bicara padanya.

"Maksudnya??? Kau bertanya hal itu??.  Dengar ya....Kamu tidak mengatakan kalau kamu akan pergi mengikuti  lomba pidato ke jeju padaku. Aku tidak bisa bicara banyak di depan umum hei gadis SMA!! Mau kuapakan hal ini???" pintanya lagi pada Shin Na Hyun yang masih mendengarkan.

Sssssssss.....

" what??? Kau bilang apa??!! Aku tidak tau akan hal itu. Mau kaunya bisa bicara kek mau ngak kek yang jelas aku ngak mau lombaku hancur gara-gara alasanmu itu pria Seoul!!!.". Shin Na membalas kalimat tusukan Sehun di teleponnya. Rasa sakit hati melonjak di diri gadis itu ketika Sehun mengatakan kalau dia tidak bisa bicara di depan umum. Itu adalah perlombaan yang berharga buat Shin Na, dia tidak mau perlombaannya gagal gara-gara masalah ini.

Bums...

Tusukan tepat datang di telinga Sehun. Pria Seoul??? Lancang sekali dia bicara padaku.
Itulah yang terngiang di hati Sehun.

"Aku tidak mau tau akan hal ini. Akan kubilang pada kepala sekolahmu kalau aku tidak akan ikut.!!! Bye!!"

Plakk

" JANGANNNN....!!!!!" Teriakan Shin Na menggema di seluruh ruang apartemennya dan juga di Hp yang sedang di pegang Sehun. Terpaksa pria itu harus mengusap-usap telinganya yang menggema akibat teriakan gadis itu.

" hei..apa kau tidak sadar kalau kau itu sekarang adalah laki-laki??? Suaramu itu terlalu kuat untuk ku dengar." kata sehun lagi di Hpnya.

" maaf....tapi jangan batalkan perlombaannya...." sekarang nada SHin Na sudah mulai menurun. Terdengar helaan nafas lemah dari bibirnya yang mulai gemetaran. Apa yang terjadi disana???

"Jangan batalkan, itu adalah perlombaan terakhirku sebelum aku ujian nasional."

perkataannya sungguh sangat berat. Buktinya, Sehun terdiam sejenak mendengar perkataan gadis itu. Dia juga pasti pernah merasakan bagaimana menjadi siswa SMA yang sangat mencintai suatu bidang pelajaran di SMAnya. Bayangkan jika itu adalah konser terakhirnya, dan seseorang dengan berani menyatakan akan membatalkan konser tersebut, bagaimana coba????

" kau....kau bilang apa???.." jawab Sehun dengan ragu-ragu.

" itu lomba terakhir yang aku ikuti. Aku benar benar ingin ikut..."

" sebegitu pentingkah lomba ini untukmu...??" tanya Sehun lagi.

"Kau tidak akan mengerti, keahlianku hanya disana dan itu adalah sesuatu yang berharga untukku.." jawab Shin Na dari teleponnya. Sekarang gadis itu sudah tersandar di deppan lemari beasr apartemen. Dia tertunduk lesu dan tidak memiliki semangat lagi setelah Sehun menelponnya.

TAPPP..tunggu dulu....

Shin Na sudah lesu dan lemah jauh sebelum Sehun menelponnya. Ketika Hp besarnya itu berdering dan tertulis namanya disana, itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan baginya. Di Hp itu, dia menyimpan nomor sehun atas nama dirinya karena Shin Na berfikir, jika nanti jiwa mereka kembali Sehun bisa melihat nomornya di Hp itu .
Setelah pulang dari acara Show tadi, Shin Na sangat berharap agar Sehun bisa menelponnya. Setidaknya hanya collec, biar dia yang nelpon balik, ngak apa-apa. Yang jelas dia ingin bicara dengan pria itu.

Namun sesuatu yang tidak diharapkannya datang. Dia tidak ingin mendengar nada marah sekarang, namun hal itu sudah di lpntarkan Sehun duluan kepadanya. Sekarang apa, dia hanya duduk terdiam dengan Hp yang masih berada di telinganya.

" lalu apa yang harus aku lakukan sekarang??" tanya Sehun lagi padanya.

" belajar kek, gitu...kenapa harus marah duluan sih?? Kan bisa belajar dan berusaha." jawab Shin Na yang hampir kehilangan suaranya.

"Aku sudah belajar tentang hal ini dari dulu,namun ngak bisa-bisa..." pinta Sehun lagi.

" kan bisa di ulang terusss, Sehun-si, aku disini juga...."
Kalimat Shin Na terpotong, sekarang yang terdengar hanya isak tangis seorang pria di dalam telepon itu. Jam sudah berdetak pada angka 10, menandakan larut malam akan segera datang.

.....  

"Kamu kenapa?? Ada masalah disana?." Sehun mulai bertanya perlahan agar dia tidak salah bicara lagi.
"Katakanlah jika ada, mana tau aku bisa bantu dari sini.."

"Ya...kamunya marah duluan.." pinta Shin Na yang mulai menghapus air matanya.

"Maaf, aku minta maaf. Aku tidak akan membatalkan perlombaanmu, aku akan berusaha janji!!!  Jangan nangis dong. Ada apa sih???" kata Sehun lagi pada gadis yang hanya diam itu.

"Aku disini juga tidak menyangka akan berurusan dengan Dance. Aku tidak bisa dance Sehun-si. Itu kelemahanku sejak SD, aku tidak bisa......melakukannya. Bagaimana coba??
Kau akan konser Tiga minggu lagi kan? Aku tidak bisa melakukannya. Apa yang harus ku laksanankan sekarang?????"

Shin Na mengatakan semua unek-uneknya pada Sehun yang masih diam mendengarkan. Dia juga tidak tau saran apa yang akan di berikan, keadaan mereka sama. Sama-sama berada pada titik yang tidak bisa mereka lakukan sedikitpun.

One Month Change
Bertukar selama satu bulan

Terima kasih telah membaca,tunggu kelanjutannya ya,sangat berterima kasih jika seandainya anda memberi vote padaku

Kamsamida.....

One Month ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang