Bab 2.Perlahan

20 3 0
                                    

Seoul, sabtu 09.00 am waktu Korea.

" Kenapa kamu tidak bicara di depan publik? Seharusnya ini menjadi kesempatan terbesar bagimu dan bagi grupmu untuk mempromosikan Konser."

" Sudah berapa kali saya bilang pada anda, saya tidak pandai bicara di depan umum. Tolong jangan paksa saya!!"

"Ya...Oh Sehun-si!!, Ya..."

Aku pergi meninggalkan managerku yang masih ingin memarahiku. Sudah ku usahakan dari awal untuk bicara di depan publik, namun mentalku masih tidak sanggup. Itu membuatku Grogi.

Aku pergi ke ruang tunggu sebelum proses pemotretan diadakan. Aku minum coffie latte yang masih hangat dan memandang ponselku yang tidak bersuara dari tadi.

Kapan aku bisa bicara di depan kamera layaknya orang bicara pada temannya ya..? Aku sangat iri pada hyungku dan lainnya... Santai di waktu wawancara sedangkan aku??

Hatiku terus bicara seperti itu dari waktu ke waktu, mungkin diantara kami semua hanya aku yang jarang bicara, kalaupun ada Kyoongso Hyung yang juga sedikit bicara, namun ketika ditanya dia bisa menjawabnya dengan bijak, kalau aku???
Hahhhh entahlah.

Aku merebahkan tubuhku di sofa putih yang nyaman ini, sesekali para Asisten masuk untuk mengambil peralatan dan pergi keluar lagi. Jadwalku sudah datang, aku bergegas pergi keluar dan melakukan pemotretan pertama.
Tugasku berakhir jam 5 sore, aku lelah dan mataharipun mendukungku untuk rebah di kasur Apartemenku. Setelah mengunci pintu, aku langsung tidur. Di dalam tidurku aku bermimpi melihat seorang ayah dan seorang ibu yang tengah menatapku bahagia, yang jelas bukan ibuku. Lalu aku terlelap lagi hingga akhirnya aku terbangun dengan keadaan seperti ini.

Aku sangat terkejut, sungguh sangt terkejut. Ku kira jni hanyalah mimpi karena ketika aku bangun, aku tidak berada di Apartemenku melainkan di sebuah kamar kecil dengan fasilitas semuanya milik wanita, bukan...bukan wanita lebih tepatnya gadis SMA.

Aku memukul pipiku, ini sungguh sangat sakit, dan aku masih merasa ini adalah mimpi, mimpi buruk. Aku pergi keluar dari kamar dan turun kebawah karena ternyata kamar ini berada di lantai atas. Seseorang memanggil
" Shin Na... Sudah bangun? Apa kepalamu masih pusing?" katanya. Namun aku tidak menjawab karena aku mengira dia tidak bicara padaku. Aku hanya sadar ketika seorang gadis angkat bicara.

" woi yang turun tangga!! Ibu nanya tu ngak dijawab??" katanya yang tertuju padaku. Aku menoleh kearah imo yang sedang memasak itu.. Seketika aku terkejut. Wajahnya sangat mirip dengan orang yang ada di dalam mimpiku tadi.
Dimana aku??

Aku langsung kembali ke kamar tadi, sumpah!! Aku merasa sedikit takut dengan hal ini ingin rasanya berteriak tetapi di bawah ada banyak orang. Aku melihat sebuah Hp terletak di atas meja, mencoba untuk membuka, nyatanya tidak memakai password
Sukurlah...

Aku mencoba mengingat nomorku dan mulai menelpon. Teleponku di angkat, terdengar suara seorang laki-laki menjawab teleponku.
"Halo...?

One Month ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang