Chapter 31 (End)

7.1K 528 124
                                    

"Kau pasti berbohong" Anna menggelengkan kepalanya dengn cepat, diselingi air mata yang sudah membasahi pipinya. Begitu juga dengan Jennie.

Gadis bermata kucing itu langsung menangis histeris saat mendengar perkataan Dokter barusan.

"Ma'afkan Kami..." Ujar Dokter itu lagi.

"LALISA!!!!"

Change?

***

Setahun Kemudian

Di siang hari yang sangat cerah, namun terdapat butiran-butiran salju kecil mengguyur. Terlihat seorang Gadis bermata kucing yang sedang berada dihalaman rumahnya hanya menatap lurus kedapan. Setelah kejadian satu tahun kemarin, membuatnya sangat terkejut.

Pukk

Hingga terasa sebuah tepukan dibahunya, dan itu membuat Gadis bermata kucing itu langsung menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang menyentuhnya tadi.

"Kau sedang apa disini, hm?" Tanya orang yang menepuknya tadi, dan terdengar suara bass dari seorang Laki-laki.

"Aku hanya sedang ingin berada disini saja" Jawab si Gadis bermata kucing itu dan membalasnya dengan senyuman indah.

"Apa Kau tidak kedingan?" Tanya Laki-laki itu, kemudian memeluk Gadis tersebut dari belakang.

"Ani. Karena Kau sudah memelukku sekarang"

"Eiy... Kenapa Kau imut sekali, hm?" Laki-laki itu menggesekan pipinya pada pipi chubby si Gadis bermata kucing itu.

"Hahaha.. Memang kenyataannya"

Kemudian mereka berdua tertawa menikmati suasana romantis yang mereka ciptakan.

"Apa Kau tidak ingin masuk?" Tanya Laki-laki itu memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.

"Aku masih ingin berada disini" Jawab si Gadis bermata kucing itu sembari menyandarkan tubuhnya pada Laki-laki yang sedang memeluknya dari belakang.

"Baiklah, Tuan Putri... Aku masuk dulu untuk membawakan selimut untukmu"

Secara perlahan Laki-laki itu melepaskan pelukannya dan berjalan masuk kedalam rumah untuk membawa selimut untuk si Gadis bermata kucing, karena sekarang sudah memasuki musim dingin dan sudah pasti Gadis itu merasa dingin.

Tidak berselang lama kemudian, Laki-laki tersebut datang dengan menenteng selimut dan satu gelas coklat panas.

"Ini dia... Satu gelas coklat panas untuk menghangatkanmu" Ujar Laki-laki itu.

"Gomawo, Lili...." Jawab si Gadis bermata kucing, kemudian menerima gelas tersebut dari Laki-laki yang dipanggilnya dengan sebutan 'Lili'.

"Itu sudah menjadi kewajibanku, Sayang. Harusnya Aku yang berterimakasih padamu" Ujar Laki-laki itu tersenyum meneduhkan.

"Untuk?"

"Semuanya, Nini-ah... Karena Kau, Aku bisa berada disini lagi" Ujar Laki-laki tersebut menatap lurus ke arah mata si Gadis bermata kucing itu yang dipanggil dengan sebutan 'Nini' tadi.

"Lili.... Sudahlah, jangan membahas kejadian satu tahun yang lalu. Aku tidak suka jika Kau terus mengingat tentang kejadian itu" Ujar Gadis yang dipanggil 'Nini' itu.

Change? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang