"Semua gaun yang sudah kau coba terlihat begitu indah di tubuhmu, aku jadi ingin membeli semuanya untukmu," ujar Ibu Alex entah sudah yang ke berapa kalinya dalam dua jam terakhir ini.
Setelah kurang lebih dua jam lamanya berada di butik milik Bibi Alex itu, mereka akhirnya menemukan sebuah gaun cantik yang sesuai dengan apa yang diinginkan Catherine.
Keinginan Catherine sebenarnya tidaklah sulit. Ia hanya menginginkan sebuah gaun sederhana yang terasa nyaman ketika dikenakan olehnya, mengingat pesta pernikahan yang tidak sebentar dan cukup rumit dalam pelaksanaannya. Namun, dalam dua jam ini pula, Ibu Alex terus saja memintanya untuk mencoba gaun-gaun mewah dengan desain yang sedikit rumit yang malah membuat mereka menghabiskan banyak waktu dan membuat Ibu Alex kebingungan sendiri untuk memilih gaun mana yang paling pantas di kenakan calon istri dari putranya itu.
Catherine yang melihat Alex yang sepertinya begitu kelelahan mengikuti mereka, memutuskan untuk segera mengakhiri tindakan Ibu Alex yang terus memintanya mencoba beberapa gaun pengantin itu dengan memilih sebuah gaun sederhana tanpa lengan yang sebenarnya sudah sejak awal menarik perhatiannya.
"Namun, gaun yang kau pilih itu juga sangat-sangat cantik untukmu," Ibu Alex tersenyum, kemudian kembali berujar, "Oh, ngomong-ngomong, setelah ini aku akan mencari catering dan beberapa wedding organizer terbaik yang sekiranya mampu membantu membuat pernikahan kalian sempurna," Ibu Alex menurunkan pandangannya ke arah jam tangan yang terpasang manis di lengan kirinya, "sepertinya akan lebih baik jika sekarang kalian pergi ke panti asuhan yang kau maksud itu."
Jujur saja, Catherine merasa begitu malu dengan Ibu Alex. Seharusnya yang menyibukkan diri untuk mempersiapkan pernikahan ini adalah dirinya dan Alex, tetapi ia malah membuat calon Ibu mertuanya itu kerepotan karena mengambil alih hampir semua hal dalam persiapan pernikahannya.
"Ibu... Ibu tidak perlu melakukan itu semua....tidak mungkin pula Ibu melakukan itu sendirian, sudah cukup Ibu membantu kami hari ini. Lebih baik Ibu pulang dan beristirahat, aku akan melakukan hal itu nanti," ujar Catherine, tidak ingin semakin membebani Ibu Alex.
"Kali ini aku tidak akan pergi sendirian. Aku akan pergi bersama Ibumu. Kau tenang saja sayangku, persiapan pernikahan ini akan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi kami. Oh, ini semua merupakan impian kami sejak lama," ujar Ibu Alex dengan begitu semangat.
"Jangan memandangiku dengan pandangan seperti itu," lanjut Ibu Alex ketika melihat pandangan tidak enak hati dari Catherine.
Catherine jadi merasa tidak berguna karena terus merepotkan calon mertuanya seperti ini.
Ia jadi menerka-nerka tentang apa yang sekarang sedang dipikirkan Alex mengenai dirinya. Apa melihat ini semua, Alex jadi berpikiran jika ia hanya ingin keuntungan dan enaknya sendiri dari semua ini? Ia bahkan membiarkan Ibunya kerepotan mempersiapkan pernikahannya itu?
"Apa semua sudah selesai?" tanya Alex tidak sabaran, menyela obrolan Catherine dan Ibunya. Sementara Ibunya membalasnya dengan tatapan kesal. Tidak bisa kah putra tercintanya itu bersikap lebih sopan dan halus kepada Catherine? Anaknya itu bahkan berani bersikap tidak baik pada Catherine di hadapannya, lalu bagaimana ketika ia tidak ada di antara mereka?
Catherine kembali merasa tidak enak hati karena telah mengacaukan kegiatan Alex hari ini. Ia menolehkan kepalanya pada Alex, kemudian mulai menjawab pertanyaannya, "ya Alex, kau bisa kembali-" tetapi belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Ibu Alex tiba-tiba saja sudah memtotong perkataannya dengan menimpali, "tidak, karena kau harus mengantar Catherine ke panti asuhan sekarang!"
Catherine yang melihat respon tidak mengenakan dari Alex mencoba membuka suaranya untuk meminta Ibu Alex agar tidak memaksa Alex melakukan itu, tetapi usahanya itu kembali terhenti ketika Ibu Alex lagi-lagi memotong perkataannya, "kalian harus ke sana bersama, yang akan menikahkan kalian, jangan hanya salah satu diantara kalian yang ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wife [END]
Romansa~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin atau membagikannya ke platform dan tempat baca lainnya. Terima kasih~ Alexander Dornan begitu terkejut ketika mendapati seorang wanita cantik berperawakan tinggi sedang duduk di...