Tiga belas

3.1K 231 11
                                    

Rimbunan pepohonan hutan di sepanjang jalan yang mereka lalui itu sedikit banyak telah membantu mengurangi rasa panas yang sejak tadi mereka rasakan. Setelah mengayunkan kaki mereka untuk berjalan dari tempat di mana mereka kehilangan satu-satunya kendaraan yang mereka bawa itu, mereka tidak kunjung juga keluar dari tempat itu. Tentu saja mereka tidak kunjung keluar dari tempat itu karena mereka hanya berjalan dengan langkah kaki kecil mereka, sementara jalanan yang harus mereka tempuh amatlah panjang.

Pikiran-pikiran buruk yang sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali olehnya, tiba-tiba saja menjadi sesuatu yang paling utama yang berada dalam otaknya. Oh, sepertinya ini merupakan ide yang buruk jika Catherine tetap bersikeras melangsungkan pesta pernikahan impiannya itu di panti asuhan yang di kelola Niall. Ia tentu perlu memikirkan persetujuan semua pihak akan hal ini. Lalu, jika ada yang tidak setuju dengannya, apa ia harus mengganti tempat di mana pesta pernikahannya itu akan diselenggarakan?

Sebenarnya bagi Catherine, panti asuhan mana pun akan sama saja dan tentunya baik untuk kegiatan berbagi seperti apa yang dikehendakinya dalam pesta pernikahannya nanti. Namun, selain karena panti asuhan itu adalah panti asuhan yang dikelola oleh sahabatnya, Niall, Catherine juga memilih panti asuhan itu sebagai tempat di mana pesta pernikahannya di selenggarakan karena baginya panti asuhan tersebut sangat istimewa, panti asuhan itu berada di kaki bukit yang membuatnya memiliki pemandangan indah nan menakjukkan. Ia tentu ingin membuat sesuatu yang spesial untuk pernikahannya nanti. Namun, apa begitu berat untuk melaksanakannya di sana?

"Seharusnya aku memperlambat kecepatan mobilku karena daerah ini memang lah daerah habitat rusa," Catherine yang mendengar gumaman Alex itu dengan segera mengikuti arah pandangan Alex, yang mengarah pada sebuah papan yang memberitahukan kepada setiap pengendara yang melewati jalan itu untuk mengurangi kecepatan kendaraannya beberapa km ke depan, karena kawasan sekitar sini merupakan habitat di mana rusa-rusa itu tinggal.

Oh, malangnya dirinya karena tidak menyadari peringatan itu sejak tadi.

Srekk.... Srekkk...

Tiba-tiba saja sebuah pergerakan yang tak terduga mengejutkan mereka. Pergerakan itu berasal dari semak belukar di seberang jalan dari tempat di mana mereka berdiri.

Mereka saling bertukar pandang.

Oh, Catherine merasa takut. Hey! Dirinya juga hanyalah manusia biasa yang bisa takut dengan suatu hal. Bukan, ini bukan merupakan sikap manja yang berusaha ia tampilkan, tetapi ini benar-benar rasa takut yang membuatnya tidak tahu harus berbuat apa selain mendekatkan dirinya pada Alex, untuk mendapatkan perlindungan darinya.

Sebenarnya, mungkin saja pergerakan itu berasal dari seekor rusa yang sedang bersembunyi di semak belukar itu, pemikiran itu seketika tercetus karena mereka masih berada di kawasan di mana rusa-rusa itu berada. Jadi ia merasa perlu was-was karena ia tidak tahu apa rusa liar akan baik-baik saja ketika melihat manusia  berada di habitatnya seperti ini? Bagaimana jika rusa-rusa itu menyerang mereka?

"Ugh, mereka ternyata sungguh cantik," gumam Alex ketika matanya berhasil menangkap pemandangan seekor rusa yang sedang berdiri dengan gagahnya menunjukkan tanduk indah nan kokoh yang tertancap kuat di kepalanya.

Alex sebenarnya bukanlah seorang pecinta hewan, tetapi orang mana yang tidak kagum melihat sesuatu yang sangat jarang ditemuinya seperti ini? Melihat rusa di kebun binatang, mungkin sudah biasa, tetapi melihat rusa di hutan seperti ini, tentu merupakan pengalaman menyenangkan baginya.

Alex dengan perlahan melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat pada rusa itu, ia merasa begitu haus akan rusa itu. Ia ingin dapat mengamati rusa itu dalam jarak yang lebih dekat.

"Jangan Alex!" larang Catherine cemas. Ia tanpa sadar sudah menarik lengan Alex untuk tidak melakukan apa pun yang sedang dipikirkan oleh otak indah Alex itu.

Unexpected Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang