Lima Belas

3.7K 242 5
                                    

"Alexander Dornan, senang bertemu denganmu, Niall" ujar Alex mencoba menjadi tamu yang baik kepada tuan rumah dari panti asuhan ini. Tidak lupa ia mengulurkan tangannya sebagai salam pertemuan mereka, yang dengan segera mendapat balasan dari Niall.

"Senang bertemu denganmu juga, Alex," balas Niall lirih.

Catherine sejak tadi berusaha untuk membuat dirinya terlihat senormal mungkin, senormal seperti saat di mana ia belum mendengarkan semua penjelasan Niall mengenai Samuel. Namun, sepertinya usahanya itu sia-sia karena selanjutnya ia masih saja menunjukkan sikap cemasnya ketika berbicara dengan tergagap seperti ini, "ugh, seperti... seperti... yang sudah ku katakan sebelumnya padamu, kami kemari untuk meminta izin mengenai pengadaan pesta pernikahan kami di panti asuhan ini. Apa itu akan baik-baik saja?"

Catherine sama sekali tidak mencoba untuk melirik ke arah Samuel. Oh, tidak. Setelah Niall menjelaskan semua hal tentang Samuel kepadanya, perasaan aneh tiba-tiba saja menyergapnya. Entah apa yang terjadi kepadanya, tiba-tiba saja dirinya merasa tidak ingin mengetahui ekspresi apa yang mungkin sedang Samuel tampilkan sekarang ini. Apa Catherine kejam? Atau apakah ia bersalah ketika Samuel salah dalam mengartikan hubungan mereka ini? Tidak. Ia tidak tahu. Yang jelas, Catherine merasa begitu terkejut mendengar semua cerita mengenai Samuel dari Niall. Cerita bagaimana Samuel  yang sudah menaruh hari kepadanya bahkan sejak pertemuan pertama mereka, dan Catherine sama sekali tidak menyadarinya... sampai sekarang.

Satu hal lagi yang membuatnya lebih terkejut, Samuel juga menceritakan kejadian di mana mereka saling mengungkapkan perasaan suka mereka saat itu. Apa Samuel begitu bahagia akan hal itu? Oh, Catherine tidak tahu harus bersikap seperti apa sekarang kepada Samuel.

Selama ini, Catherine terlalu nyaman berada di hubungan pertemanannya dengan Samuel, jadi tidak pernah sekali pun terlintas dibenaknya memikirkan bagaimana jika mereka memiliki hubungan yang lebih dari pertemanan, dan ingat, Catherine bahkan sudah menganggap Samuel seperti kakak laki-lakinya sendiri.

"Um.. Ya, tentu saja. Anak-anak pasti akan sangat senang bisa mengikuti upacara pernikahan kalian." Ujar Niall menjaga nada suaranya tetap tenang.

Alex tidak tahu sedang terjadi apa diantara mereka, tetapi tensi diantara orang-orang di sekelilingnya ini membuatnya sedikit tidak nyaman.

"Jadi, itu rencanamu datang kemari? Oh, tentu itu adalah kabar yang baik... Selamat atas rencana pernikahanmu itu, Catherine dan.... Alex." Catherine menggigit bibir bawahnya ketika mendengar nada suara Samuel yang terdengar sedikit berbeda dari nada bicaranya sebelumnya, "sepertinya aku harus membantu Nancy di belakang. Sampai jumpa nanti. Oh, iya jangan lupa jika malam ini mobil kalian akan selesai diperbaiki." lanjut Samuel kemudian dengan terburu meninggalkan Alex, Catherine, dan Niall sendirian.

Dengan jelas Samuel berusaha menghindarinya sekarang. Dan Catherine tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Mendengar nada suara Samuel yang berbeda membuat pikirannya kacau. Apa ia menyakiti Samuel? Apa ia merusak hubungan pertemanan mereka?

"Ehmm... sepertinya kalian akan tinggal sampai malam datang di sini. Apa kalian tidak keberatan?" Catherine tersenyum mencoba menutupi perasaan sedih yang dirasakannya karena kesalahpahaman hubungannya dengan Samuel itu.

"Seharusnya kami yang bertanya pertanyaan itu," Niall tersenyum mendengar balasan Catherine, "tidak apa-apa. Ngomong-ngomong apakah Alex perlu pakaian ganti untuk sementara waktu sampai mobil kalian siap untuk mengantar kalian pergi?"

***

Alex mendudukkan dirinya di atas bangku kayu sederhana di bawah pohon rindang yang tertanam kokoh di halaman depan panti asuhan itu. Jam menunjukkan tepat pukul empat sore, dan hari ini, sepertinya akan menjadi hari yang panjang baginya.

Unexpected Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang