Empat Belas

3.4K 221 7
                                    

"Kau tidak berubah ya... Masih sama seperti Catherine yang kukenal," ujar Samuel, tidak berhenti tersenyum dengan keberadaan Catherine di sampingnya saat ini.

Pertemuannya dengan Catherine ini benar-benar tidak terduga. Bak dirinya yang kejatuhan berlian berharga dari atas langit secara cuma-cuma, begitu mengejutkan tetapi juga begitu menguntungkan untuknya. Samuel sudah sangat lama tidak bertemu dengan wanita ini, wanita yang sangat berarti baginya, wanita yang sekarang tumbuh dengan begitu baik, jangan lupakan bagaimana kecantikan Catherine yang mungkin akan menghipnotis setiap orang, termasuk dirinya.

"Kau juga tidak pernah berubah, selalu saja konyol," perkataan Catherine itu membuat mereka tertawa.

"Aku konyol, tetapi kau tetap merindukanku bukan?" Catherine tersenyum.

Tentu saja ia merindukan Samuel. Samuel adalah pria terbaik yang pernah menjadi sahabatnya sepanjang hidupnya ini, dan mereka sudah sangat lama tidak saling bertemu.

"Kita sampai!" seru Samuel sembari menghentikan kendaraannya tepat di depan bangunan besar dengan desain klasik yang terlihat indah itu. Pemandangan di sekitarnya menambah kesan sempurna pada bangunan ini, lihatlah bagaimana tempat ini begitu terlihat asri dan nyaman.

Inilah yang dimaksud oleh Catherine, bagaimana tempat ini tampak begitu indah dan asri, sehingga akan sangat sayang jika ia tidak menggelar pesta pernikahannya di sini.

"Panti asuhan ini tidak banyak berubah ya... Kalian merawatnya dengan sangat baik..... Dan kalian pasti merasa betah untuk tinggal di sini," ujar Catherine kepada Samuel.

"Ya, akhir-akhir ini aku baru saja menyadarinya."

Sebelumnya mereka sudah banyak membicarakan mengenai diri mereka masing-masing setelah sekian lama tidak bertemu. Samuel menceritakan bagaimana ia memutuskan untuk kembali bekerja di kota ini karena Ayahnya yang sedang sakit. Ia mengambil alih toko keluarganya, untuk menggantikan posisi Ayahnya untuk sementara waktu.

"Kau sungguh sangat terlambat jika baru menyadarinya sekarang." Catherine sejak dulu bahkan mengagumi tempat ini, bagaimana Samuel tidak baru menyadarinya?

Sebuah pergerakan menarik perhatian Catherine.

Alex tiba-tiba saja muncul di hadapannya dengan melompat dari bagian belakang truk Samuel dengan keadaannya yang cukup berantakan. Dasi yang semula terpasang rapi menghiasi lehernya, kini terlihat mengendur. Rambut cokelat lebatnya pun terlihat berantakan, ini mungkin bagian dari campur tangan angin yang membuatnya seperti itu. Namun, ia masih saja terlihat tampan.

Pipi Catherine memanas.

Seperti mengingat akan keberadaan Alex di antara mereka, Samuel merasa perlu memberi kabar mengenai tawaran yang sebelumnya ia ajukan kepada Alex. "Oh iya, untuk mobilmu, aku sudah mengirim pesan kepada temanku untuk mengurusnya."

Alex mengangguk menanggapi informasi dari Samuel itu.

Alex kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru panti asuhan itu. Pemandangan di sekitar sini ternyata tidak buruk, ya setidaknya pemandangan ini cukup sebanding dengan pengorbanan apa yang sudah dilakukannya hari ini.

"Hei, apa kau bisa menunjukkan padaku di mana kamar kecil?" Tanya Alex pada Samuel. Ia benar-benar perlu ke kamar kecil sekarang. Perjalanan mereka yang cukup panjang membuatnya harus menunda kebutuhannya. Tetapi syukurlah karena mereka bisa menemukan orang yang dapat mengantarkannya ke kamar kecil.

"Kau hanya perlu berjalan lurus dari tempat ini, kemudian belok ke kanan, akan ada sebuah tanda di sana." Alex mengangguk. Tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Catherine, ia berlalu pergi begitu saja.

Unexpected Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang