G

15K 500 8
                                    

"makan yang bener, jangan kaya anak kecil!" Ketus Raka pada Qarra.

Qarra menunduk.
Iya, Qarra tau kalo dia masih kaya anak-anak, ya mau gimana lagi? Qarra gak bisa mengubah tingkahnya.

"Iya kak" kata Qarra, takut-takut.

Raka kembali melanjutkan makannya.

"Jangan kemana-mana, di rumah aja! Kakak pigi" ucap Raka, setelah dia mencium bibir Qarra sekilas dia berlalu pergi.

Qarra menatap kepergian Raka.

Huftt... sendiri lagi deh.

Qarra dengan segera membersihkan bekas makan mereka.

••

"Anjirr...London cantik-cantik euyy ciwi-ciwi nyaa" ucap Regan, dia menatap satu persatu wanita-wanita yang lewat.

Zee yang mendengar itu melotot ke Regan dan mencubit lengan Zee.

"ADAWWW!! Sakitttt" pekik Regan.

"Bilang apa? Coba bilang sekali lagi!" Kata Zee garang.

Regan menciut, takut istri dia emang.

"Hehehe..gak ada, itu..bilang kalo kamu cantik" kata Regan sambil nyengir.

"Enggak Ma, papa bohong, tadi Aeleesha dengar sendiri kalo papa bilang perempuan disini cantik-cantik" adu Aeleesha pada Zee.

Regan melotot ke Aeleesha dan Zee melotot ke Regan.

Sementara Aeera menggelengkan kepalanya, memang gak bisa diem itu Congor Aeleesha.

"Owhh..awas aja ya! Tidur di luar Lo!" Ketus Zee,.kemudian dia berjalan duluan sambil menggandeng tangan Aeleesha

Sementara Aeera di gandeng oleh Aeera.

"Haduh...alamat dah ini" ucap Regan.

Aeera mendongak, dia prihatin melihat papa nya.

"Sabar pa, Aeleesha memang gitu" kata Aeera.

Regan melihat ke Aeera dan mengangguk.

"Paham papa lah, sama si Aeleesha, dia kan mirip bunda kamu, terlalu jujur!" Kata Regan.

Aeera mengangguk membenarkan.

Btw, Aeera sama Aeleesha lagi jalan-jalan sama Regan dan Zee, sementara orang tua kandung mereka lagi anget-angetan di hotel.

Ya biang keroknya si Revan, dia ngurung Aika, padahal Aika mau ikut jalan-jalan sama mereka.

Emang deh itu si Revan.

¶¶¶

"Virly bisa temenin Qarra di rumah gak?" Tanya Qarra pada sahabat nya dari handphone nya.

Di sebrang sana, gadis yang bernama virly itu menjawab

"Bisa kok, emang itu kakak Lo kemana? " Tanya Virly.

"Kak Raka pergi, Qarra di rumah sendiri" kata Qarra.

Virly menghela nafas.

"Yaudah, tunggu gue!"

Setelah itu sambungan telfon di matikan oleh virly.

•••

"Anjir..Lo ngapain disini? Ini udah malem, bukannya Qarra di rumah Lo ya? Dia sama siapa?" Tanya Daffa bertubi-tubi pada Raka.

Dia kaget, kenapa juga Raka datang ke klub, sementara yang Daffa tau, Qarra di rumah berdua cuma sama Raka, kalo Raka disini berarti Qarra sendiri?

"Sendiri" jawab Raka dengan deheman, raka memesan minum pada penjaga bar.

"Wahh..gak bener Lo, kasian Qarra, Rak" kata Ezra, dia menggelengkan kepalanya gak habis fikir sama Raka.

"Udah gede dia" jawab Raka santai.

CK! Mau di bilangin gimana pun harusnya mereka berdua tau kalo Raka ini dablek!

"Serah Lu dah Ka, terus habis ini Lo mau ngapain?" Tanya Ezra pada Raka.

"Biasa" jawab Raka.

"Main?" Tanya Daffa membenarkan.

"Wihh, si bangsad kaga ada otak nya cuy" bisik Daffa pada Ezra.

Ezra mengangguk.

"Dia bukan kaga punya otak, otak dia ada, tapi di dengkul" timpal Ezra.

"Serah Lo dah Ka..gak tau gue harus bilang apa sama Lo!" Ucap ezrra, kemudian dia pergi meninggalkan kan Raka.

Kecewa dia sama sahabatnya itu.

"Oii..Zra!!  Tungguin gue!!" Teriak Daffa.

"Gue kecewa sama lu!" Kata Daffa,. kemudian dia menyusul Ezra.

Sementara Raka?, Dia gak peduli, ya dia peduliin sekarang adalah kesenangan nya.

"Let's play" bisik Raka pada salah satu perempuan  di klub  yang baru saja menghampirinya.

¶¶

Petir terdengar menggelegar.
Qarra ketakutan, dia memeluk kedua lututnya.

Dia takut, dia sendiri, Qarra takut sendiri, apaalgi kaya nya mau hujan.

"Kak.. pulang.." lirihnya, air mata mengalir membasahi pipi Chubby nya.

Virly? Temannya itu tidak bisa datang, ban kempes waktu mau menuju kesini, dan Qarra memahami akan hal itu.

Kasian juga virly

Tok..tok..tok...

Terdengar suara pintu di ketok, Qarra terlonjak.

"Apa itu kak Raka?" Gumam nya.

Tapi..apa iya? Sebaiknya Qarra cek.

Qarra pun berdiri dan menuju pintu, sebelum membuka pintu, dia mengintip ke jendela dulu.

"Kak Ezra?" Gumam nya.

Ngapain Ezra disini? Ada Ezra tapi kok gak ada Raka? Itu yang buat Qarra bingung.

DUARR!

karena takut, Qarra langsung membuka pintu dan memeluk Ezra.

Ezra yang di peluk secara tiba-tiba mendadak kaku, tangannya mengambang.

"Kak...Qarra takut..." Lirihnya sambil mengeratkan pelukannya.

Ezra menghela nafas, lalu dia membalas pelukan Qarra.

"Udah, gak usah takut...udah ada kakak" ucap Ezra.

"Kakak temenin Qarra ya? Qarra takut" ucapnya pada Ezra yang di angguki Ezra.

Emang itu niatan Ezra kesini, Ezra tau Qarra takut petir.

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang