N

9.9K 353 5
                                    

"Kak, Mana ini Qarra, kenapa belom Pulang juga? Ini udah malam" ucap Zee khawatir.

Regan sama halnya dengan Zee, dia juga khawatir sama anaknya itu.

"Kakak gak tau, udah kakak cari di rumah temennya, Qarra gak ada" ucap Regan putus asa.

"Cari dong!! Lo mau anak Lo kenapa-kenapa?!" Marah Zee.

Regan menghela nafas.

"Oke! Aku cari! Kamu ke rumah Aika sana, biar ada yang nemenin kamu!" Titah Regan yang di angguki Zee.

Dan kemudian, Regan mencari Zee.

°°

"Kenapa Qarra bisa gak ada Zee?" Tanya Aika, terlihat raut wajahnya yang khawatir.

Zee sama dengan Aika, dia juga panik sekaligus khawatir.

"Gue gak tau, tadi Qarra cuma minta ijin kerja kelompok di rumah temennya, pas mau di jemput Regan, temennya bilang Qarra udah pulang, pas di tanya sama siapa, temen qarra bilang gak tau!" Jelas Zee.

Revan yang sedari tadi hanya menyimak kini angkat bicara.

"Qarra udah mau nyampe ke rumah" jawab Revan yang membuat Zee dan Aika menoleh ke Revan.

"Maksud Lo? Qarra udah mau pulang?" Tanya Zee yang di angguki Revan.

"Zee, ayo kita ke rumah Zee!" Ajak Aika.

Zee mengangguk.

"Kak, Aika pamit ke rumah Zee" ucap Aika kepada Revan.

Revan mengangguk.

Setelah itu dia hanya bisa menatap punggung istirnya yang semakin menjauh.

Setelah Aika tak terlihat, Revan melihat ke layar handphonenya.

"Kemana sebenarnya Qarra? Kenapa tadi ke tempat yang sepi? Dan sama siapa?" Gumam nya merasa bingung.

Iyah, Revan memasang alat pelacak di kalung yang di kenakan oleh Qarra itu.

Dia sengaja memasangkan alat pelacak itu agar mudah mengetahui kemana Qarra pergi.

Bagaimanapun juga, Revan tidak mau qarra kenapa-kenapa, karena Qarra sudah Di anggap layaknya anak kandung sendiri.

*

"Sayang,kamu kok baru pulang? Habis dari mana?" Tanya Zee pada Qarra.

Qarra sudah pulang, sekarang dia duduk di sofa ruang tv.

"Qa..Ra.. tadi nyasar ma..Bun.. maafin Qarra" ucap Qarra, dia menunduk, takut melihat wajah kedua orang tua nya ini.

Zee yang mau bertanya lagi segera di hentikan oleh Aika, Aika memegang lengan Zee dan menggeleng.

"Jangan.."

Zee menghela nafas dan mengangguk

"Oke" Ucapnya.

"Yaudah Qarra, mendingan kamu sekarang tidur, ini udah malam, lain kali jangan tersesat lagi, kalo mau pulang tunggu Papa" pesan Zee lembut.

Qarra mengangguk.

"Iya ma.." ucap Qarra.

Kemudian Qarra masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar Qarra langsung menangis.

"Maafin Qarra ma, Bun, Pah, yah, Qarra gak bisa jaga diri..." Tangis Qarra

Cukup lama Qarra menangis, akhirnya Qarra tertidur.

Sementara itu Zee dan Aika.

"Eh iya..Regan udah Zee kabari?" Tanya Aika, pasalnya dia tidak melihat Regan.

Zee menepuk keningnya.

Dia baru ingat!

"Owh iya! Regannn" Zee baru ingat.

"Udah kabarin!" Titah Aika yang di angguki Zee

Haduh...kasian itu Regan, pasti kelimpungan nyari anaknya.

Udah malam, gak pake jaket pula, naik kereta lagi..hahh...udah klop lah.

°°

"Gimana perusahaan? Aman?" Tanya kakek Raka.

Saat ini mereka berdua tengah berada di ruang keluarga.

Raka yang sedang melihat handphone nya itu.

Dan kakek yang sedang membaca koran.

Raka mengangguk tanpa menoleh ke kakeknya.

"Lancar" jawab Raka

"Bagus.." kakek mengangguk puas.

Setelah itu kakek kembali melanjutkan aktivitas nya.

Sementara Raka? Ntah kenapa perasaan nya gak enak, dia kepikiran Qarra.

Bukan

Bukan kepikiran seperti biasanya..

Tapi ini beda!

"Semoga Lo gak kenapa-kenapa Qarra!" Lirih Raka yang tak di dengar siapapun.

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang