BRUGH!!
Raka menendang pintu kamar yang di tempati Ezra untuk menyekap Aeleesha dengan kasar.
Aeleesha dan Ezra terkejut mendengar itu.
"Raka?" Lirih Ezra.
Dia terkejut melihat Raka, kenapa secepat ini Raka tau keberadaannya??
Tapi tunggu?
Owh shitt!!
Salah satu dari anak kembar ini memiliki kelebihan melihat masa depan dan masa lalu.
Tapi yang memiliki itu adalah..
DORR!!
Aeera .
Ezra langsung menembak Aeera di saat Raka, Daffa dan Aeleesha ingin menghampirinya.
"AEERAAA!!!" Teriak Aeleesha.
Aeera??
Semua yang mendengar itu kaget, kecuali Ezra yang baru menyadari akan hal itu.
Ternyata Aeera lah yang selama ini di sekap oleh Ezra, bukan Aeleesha.
DORR!
tembakan kedua terdengar kembali, dan hal itu bukan di lakukan oleh Ezra, melainkan Daffa.
Daffa baru saja menembakan peluru ke Ezra yang tepat mengenai perut Ezra.
"Kak?" Ucap Aeleesha tak percaya.
Daffa tidak mempedulikan sekitar nya, dia menatap Ezra tajam.
Daffa yang sekarang bukanlah Daffa biasanya, tatapannya seperti tatapan psikopat.
"Aeleesha, jelasin ke abang nanti! Polisi bakalan datang, kamu bantu bawa Aeera!" Titah Raka.
Aeleesha mengangguk lalu dia membantu abangnya untuk mengangkat Aeera.
Saat Raka hendak mengangkat Aeera, Raka melihat tanda biru di sekitar leher hingga dada Aeera.
"BANGSAT!!" Maki Raka.
Dengan cepat Raka menggendong Aeera ala bridal dan membawa Aeera ke dalam mobil ambulans.
"Kak, biar Aeleesha yang ikut mobil ambulans, kakak disini sama kak Daffa, Aeleesha takut liat kak Daffa" ucap Aeleesha, wajahnya khawatir.
Raka mengangguk, dia mengelus Surai rambut Aeleesha.
Memang ini yang di inginkan Raka! Menghabisi Ezra.
~~~~
"Sekarang bisa kamu jelaskan?" Tanya Revan.
Semua saat ini sedang berkumpul di depan ruang UGD sambil menunggu Aeera yang sedang di tangani.
Aeleesha sesaat menunduk kemudian mendongakkan kepalanya melihat ke Ayahnya itu.
"Aeleesha gak tau ayah, tiba-tiba di sekolah Aeera minta kita tukaran, Aeera jadi Aeleesha, Aeleesha jadi Aeera, Aeleesha ga tau kenapa, terus waktu kita mau ke kantin, ada salah satu temen kelas sebelah bilang kalo Aeleesha di panggil kepsek, jadi Aeera yang kesana, Aeleesha tunggu sampe lama, Aeera gak datang-datang juga, terus Aeleesha cari ke kantor kepsek, tapi kata pak kepsek Aeleesha gak ada di panggil, maka dari itu Aeleesha telfon Bunda" jelas Aeleesha panjang lebar.
Semua menangis mendengar itu, apalagi Daffa.
Dia merasa ikut hancur sama seperti Aeera.
"Kak...Aeera, berarti Aeera Tau kalo semua ini bakalan terjadi" tangis Aika, dia memeluk Revan.
Revan mengelus punggung istrinya yang bergetar ini.
"Ssstt, jangan nangis Sayang.." ucap Revan lembut, dia mengecup kening Aika.
Sementara Qarra? Dia terduduk lemas, lalu kemudian Qarra pergi.
Raka yang melihat itu langsung mengejar Qarra.
"Qarra!!" Panggil Raka ketika melihat Qarra duduk di bangku dekat ruang paling ujung.
"Lo ngapain disini?" Tanya Raka, dia duduk di samping Qarra.
Qarra menoleh ke Raka yang duduk di sampingnya dengan air mata yang membanjiri pipinya.
"Kak, semua ini salah Qarra! Qarra yang menyebabkan Aeera kaya gini! Coba kalo Qarra nyerahin diri ke Ezra, semua nya gak bakalan kaya gini kak! Ini salah Qarra!! Hikss" Qarra kembali menangis, kali ini tangisannya bertambah kuat.
Raka langsung memeluk Qarra.
"Enggak! Ini semua bukan salah Lo, ini semua salah gue! Gue juga gak bakalan biarin Lo jatuh ke dalam orang kaya Ezra! Udah..ini bukan salah Lo!" Ucap Raka.
"Ini salah Qarra kak.."
Raka gak tau lagi harus bicara seperti apa, Qarra terus menyalahkan dirinya.
"Raka! Qarra, kalian kemana aja sih? Kenapa malah pergi?!" Sentak Regan.
Raka dan Qarra sama-sama melihat ke Regan.
"Papa?"
"Aeera, dia.. koma!"
Nihhh author up lagii
Btw author mau jelasin nih kemampuan yang dimiliki Aeera dan Aeleesha.
Aeera itu punya kelebihan melihat masa depan, dan merasakan apa yang di rasakan kembarannya.
Sama kaya Aeera, Aeleesha kita punya kelebihan merasakan apa yang di rasakan oleh kembarannya, dan Melihat masa lalu.
Udah deh, gitu aja
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA[END]
Random"Kak, please, aku mau main sama temen-temen akuu" rengek gadis kecil yang tengah di tahan tangannya oleh seorang anak laki-laki, umurnya 5 tahun di atas Gadis kecil itu "Enggak! Ada laki-laki nya, kakak gak ijinin!" Kata anak laki-laki itu tegas. ••...