"semakin hari perut Aeera besar, kaya balon, sama kaya kak Qarra, Aeera, sebenarnya Aeleesha sedih..Aeera harusnya Sekolah, senang-senang, bukan terbaring di bangsal rumah sakit, di tambah kehamilan Aeera, padahal Aeera masih muda, kita baru aja umur 15 tahun" ucap Aeleesha sedih.
Dia memegang tangan Aeera yang bebas infus itu.
Kalau bisa, Aeleesha ingin menggantikan posisi Aeera, ini semua salahnya.
Kalau saja Aeleesha peka saat itu, Aeera tidak akan berada disini.
••
Tampak dua orang pria sedang duduk merenung di ruang kerja.
Yang satu duduk di kursi kerja, yang satu duduk di sofa
"Apa ini yang di sebut karma?" Ucap Pria yang duduk di kursi kerjanya
Pria satu lagi yang sedari tadi memejamkan matanya kini membuka mata, dia duduk tegak menatap sahabatnya itu.
"Ya! Ini karma! Karma atas keegoisan Lo! Dan berakhir ke anak gue juga! Qarra!" Ucap pria itu Tajam
Revan menghela nafas, yang di katakan Regan memang benar.
"Gue menyesal!"
"Percuma bro, Lo nyesel juga gak bakalan balikin semua seperti semula! Semuanya jadi rumit!" Ucap Regan
Yah, Revan dan Regan saat ini sedang berada di ruang kerja milik Revan.
Revan, dia merasa menyesal atas apa yang menimpa keluarganya.
"Tapi gue gak bisa benci sama Lo, karena Lo sahabat gue! Saudara gue! Mungkin ini takdir tuhan yang udah di rencanakan" ucap Regan bijak
"Mungkin Lo benar, Tapi harus berusaha mengubah menjadi Baik, seperti semula"
°°°
"Aika, belum ada tanda-tanda Aeera bangun?" Tanya Zee.
Selama beberapa bulan ini Zee pergi ke luar negeri untuk merawat ibunya yang sakit, bukan dia ingin meninggal Aeera, hanya saja ibunya lebih membutuhkannya.
Aika menggeleng lesuh.
"Belum Zee" jawab Aika.
Zee menatap sahabatnya Sendu, kenapa selalu ada..aja masalah yang menimpa sahabatnya atau dirinya?
"Ditambah lagi, Aeera hamil" ucap Aika yang membuat Zee membulatkan matanya.
"Ha..hamil?" Beo nya tak percaya.
Aika mengangguk lesuh lagi.
"Ya Allah.." lirih Zee.
Zee memeluk Aika.
"Sabar Aika, ini semua cobaan" ucap Zee.
°°°
Raka membuka pintu kamar sambil membawa nampan berisi bubur.
Qarra sakit, kata dokter dia kecapekan, mungkin karena beberapa hari ini Qarra selalu di rumah sakit.
Dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.
"Makan!" Titah Raka.
Qarra yang tadinya pura-pura tidur karena gak mau makan bubur akhirnya membuka matanya.
"Gak mau.." cicitnya, tak berani menatap Raka.
"Qarra!" Geram Raka
Qarra tau Raka lagi marah.
"Iya kak" akhirnya Qarra mengalah.
Raka duduk di pinggir ranjang lalu menyuapi Qarra.
Hampir setengah mangkok bubur habis.
"Kak, udah" ucap Qarra, enggan menerima suapan Raka lagi.
Raka terdiam sebentar lalu meletakan mangkok di nakas samping tempat tidur.
"Ya"
Sabar Qarra...
Kak Raka emang gitu..
"Kak, minum" cicit Qarra.
Raka gak menjawab, tapi dia tetap mengambilkan minum untuk Qarra.
"Makasih kak" ucap Qarra di sertai senyum manisnya.
Raka mengangguk, lalu dia mengecup bibir Qarra sekilas.
"Jangan sakit lagi, gue gak suka!" Kata Raka, yang akhirnya setelah itu dia pergi.
Qarra masih melongo, lalu dia memegang bibir yang tadi di kecup Raka.
"Kenapa rasanya deg-degan?" Gumam Qarra.
•••
"Kak, Aeleesha takut kalo nanti Aeera gak terima kalo dia hamil" ucap Aeleesha.
Saat ini Aeleesha dan Raka sedang duduk di taman rumah dengan Aeleesha yang tidur di pangkuan abangnya.
Maksudnya, kepala Aeleesha berada di pangkuan abangnya sementara separuh badannya berada di bangku taman.
Raka mengelus rambut Adiknya itu.
"Kak, boleh gak kalo anak Aeera nanti Aeleesha aja yang rawat? Jangan kasih tau Aeleesha kak, Aeera memang benar-benar gak terima kalo dia hamil, nanti Aeleesha bakalan jauh-jauh dari Aeera kak" ucap Aeera, dia menatap manik mata kakaknya itu.
Raka terdiam.
"Kamu masih kecil" ucap Raka lembut.
Aeleesha menggeleng.
"Walaupun Aeleesha kecil, Aeleesha bisa kok, iya ya kak? Ini semua Aeleesha lakuin untuk Aeera.." mohon Aeleesha
Dengan berat hati Raka menghela nafas dan mengangguk.
"Oke" putusnya
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA[END]
Random"Kak, please, aku mau main sama temen-temen akuu" rengek gadis kecil yang tengah di tahan tangannya oleh seorang anak laki-laki, umurnya 5 tahun di atas Gadis kecil itu "Enggak! Ada laki-laki nya, kakak gak ijinin!" Kata anak laki-laki itu tegas. ••...