Q

9.5K 323 10
                                    

Qarra tersentak dengan masih memegang tali yang siap dia lilitkan ke lehernya.

Itu...

Raka?

"K..kak.. Raka?" Lirih Qarra.

Yah, yang berteriak tadi adalah Raka.

Raka baru saja tiba di Indonesia dan langsung bergegas ke rumah Qarra, orangtua mereka berdua sempat kaget akan kedatangan Raka, saat mereka bertanya pada Raka, Raka tak mempedulikannya dan malah melenggang pergi ke kamar Qarra.

Dan lihat?

Apa ini? Qarra berusaha mengakhiri hidupnya sendiri?

"LO MAU MATI?! LO..LO BEGO BANGET SIH QARAA!!!" Bentak Raka, dia tak habis fikir dengan jalan fikir Qarra.

Qarra saat ini sudah berdiri di depan Raka, tadi Raka langsung menggendong Qarra turun dari kursi.

Qarra menunduk, dia takut.

"Maafin Qarra kak..Qarra, Qarra bingung harus gimana, Qarra.." belum sempat Qarra melanjutkan kata-katanya, Raka sudah memeluk nya.

"Lo gak boleh ngelakuin itu lagi! Tenang...ada gue!" Ucap Raka penuh yakin

Sementara itu, Revan, Aika, Regan dan Zee melihat itu di depan pintu.

Mereka juga shock saat mendengar Qarra ingin bunuh diri.

Beruntung ada Raka yang cepat datang ke kamar Qarra, jika tidak? Ntah lah...mereka tak bisa membayangkannya.

Revan sendiri terus menatap Raka dan Qarra yang sedang berpelukan.

~~

"Raka mau bertanggung jawab atas kehamilan Qarra!!" Putus Raka.

Semua terbelalak kaget mendengar keputusan Raka itu.

Begitupun dengan Qarra.

Bagaimana mungkin, mereka saudara!

"Raka!! Qarra itu saudara kamu!!" Bentak Revan, dia berdiri menghadap anaknya itu.

"Revan, sebenarnya..kita, bukan saudara!" Ucap Regan lirih.

Kini gantian semua terbelalak dan menggernyit atas maksud Regan

"Maksud Lo apa?" Kini Revan menghadap Regan

Regan masih duduk di sofa dengan kepala yang tertunduk.

"Iya, kita memang bukan saudara, gue bukan anak kandung bokap gue" ucap Regan lirih.

Zee dan Aika yang mendengar itu kaget dengan membekap bibir mereka dengan tangan.

"Bohong! Lo sengaja bilang gitu supaya Raka dan Qarra bisa menikah kan?!" Tebak Revan dengan wajah lempeng nya.

Regan menatap Revan sengit.

"Maksud Lo apa?! Gue memang bener! Kalo Lo gak percaya tanya sama bokap gue!!" Bentak Regan kesal.

Zee menenangkan Regan dengan mengelus tangan nya

Revan terduduk, dia menghela nafas panjang.

"Tapi...bayi itu bayi Ezra" lirih Aika menatap kosong depannya.

"Jadi, yang harus tanggung jawab kak Ezra ya Bun?" Tanya Qarra polos.

Mendengar pertanyaan Qarra membuat Raka langsung menoleh ke Qarra, dia menatap Qarra tajam.

"Gak! Pokonya Qarra punya Raka! Qarra harus nikah sama Raka! Apalagi yang menghalangi kami? Ayah sama papa bukan saudara kan? Dan berarti Raka Sama Qarra gak memiliki ikatan persaudaraan apapun!" Ucap Raka panjang.

Revan menatap anak nya itu

Kenapa semua terasa sulit sekarang?

•••

"Mampus! Raka udah balik! Ezra Gimana nih?" Daffa panik, dia tidak tau harus berbuat apa.

Tadi, Daffa datang ke rumah Revan untuk menjemput adik Raka, Aeera.

Tapi saat melihat suara gaduh dari rumah sebelah membuat Daffa mengurungkan niatnya itu, dia memilih untuk mencari tau kegaduhan apa yang sedang terjadi.

Dan betapa terkejutnya Daffa melihat kehadiran Raka di tengah-tengah keluarga itu

Di lain sisi Daffa senang melihat Raka akhirnya kembali, setelah 3 tahun menghilang tanpa kabar

Tapi di satu sisi Daffa Takut, Daffa takut Raka akan berbuat nekat kepada Ezra, walau bagaimanapun juga, Ezra tetaplah sahabatnya bagaimana pun kelakukan nya.

"Gue harus ngasih tau Ezra, supaya dia cabut dan jauh-jauh dari raka!" Gumam Daffa, kemudian dia pergi

••

"APA?! MENIKAH? GAK!! QARA itu hamil anak gue! Bukan anak dia!!" Marah Ezra ketika mendapat kabar dari Daffa

Dia memukul kaca yang ada di depannya itu.

Daffa yang melihat itu meringis, apalagi saat melihat punggung tangan Ezra yang kini sudah banjir darah

"Ihh serem.." batinnya.

"Udah biarin! Lo pokoknya kabur aja deh Zra! Gue gak mau Lo kenapa-kenapa" usul Daffa

"Gak! Gue tetep akan memperjuangi hak milik gue!" Tekad Ezra.

••||

"Gue pulang! Lo tidur, pikirin bayi yang ada di dalam kandungan Lo!" Pesan Raka pada Qarra sebelum dia kembali ke rumahnya

Qarra mengangguk

Dia senang, Raka banyak bicara dan mau memerhatikan bayi yang ada di dalam kandungan ini

Padahal, bayi ini bukan anak kandung Raka.

"Iya kak" ucap Qarra.

Raka tersenyum tipis, tapi tidak terlihat jelas.

Raka menyelimuti Qarra dan mengecup bibir Qarra, setelah itu dia pergi.

Qarra terus memandang pintu walau Raka sudah tak terlihat lagi.

Hmm hari ini Qarra senang.

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang