08***
Bawa Qarra kesini, atau Lo gak bisa ngeliat Adek Lo untuk selamanya!"Anj*Ng !!"maki Raka ketika selesai membaca pesan dari seseorang yang tak di kenal.
Daffa yang lagi menyetir menoleh ke Raka sebentar lalu kembali fokus ke depan.
"Kenapa Ka?" Tanya Daffa.
"Ada yang ngancem" jawab Raka.
"Siapa?" Tanya Daffa.
"Gue gak tau, nomor gak di kenal" jawab Raka.
CK! Raka jadi panik ini! Gimana sama adiknya? Apa yang harus Dirinya pilih?
Dia gak mungkin bisa melepaskan Qarra, Qarra separuh dari nyawanya.
Tapi adiknya? Raka juga sayang sama Aeleesha.
"Gue tau siapa itu" jawab Daffa.
"Ezra" jawab Raka acuh.
"Lo udah tau?" Tanya Daffa dan Raka mengangguk
"Terus gimana?" Tanya Daffa.
"Gue gak mungkin Ngorbanin Qarra" jawab Raka
"ARRGHHH.."
Baru saja Daffa ingin menjawab, teriakan Aeera membuat mereka fokus ke Aeera.
Mobil di berhentikan Daffa ke pinggir.
"Kenapa Dek?" Tanya Daffa, dia langsung khawatir melihat wajah panik Aeera.
Aeera terlihat memegang pipi nya.
"Perih" rintih Aeera.
Raka menatap Aeera lekat.
Jangan bilang..
Sesuatu terjadi pada Aeleesha.
"BANGSAT!"
~~'
"Kak..sakit!!!" Pekik Aeleesha ketika Ezra menggoreskan pisau ke pipi Aeleesha
Ezra tersenyum miring.
"Sakit ya?" Tanya Ezra lembut.
Aeleesha menatap tajam Ezra.
"Kenapa kakak sejahat ini sama Aeleesha sih?! Aeleesha cinta sama kakak, tapi kakak ngelakuin ini sama Aeleesha?" Pekik Aeleesha.
Ezra tertawa, lalu dia mendekatkan wajahnya ke Aeleesha.
"Cinta? Tau apa Lo soal cinta? Lo masih anak bau kencur yang gak ngerti apa-apa!" Desis Ezra, kemudian dia menjauhkan wajahnya dari Aeleesha.
"Kakak sendiri gimana? Tau apa kakak soal cinta? Kakak itu cuma terobsesi sama kak Qarra! Kakak gak bener-bener cinta sama kak Qarra!" Teriak Aeleesha.
Ezra yang mendengar itu Seketika menjadi marah.
Dia menggoreskan kembali pisau ke pipi kanan Aeleesha.
Sakit!
Perih!
Oke! Kalo dengan ini kakaknya Raka bisa bahagia, Aeleesha akan berkorban.
Dia gak mungkin membiarkan Qarra jatuh ke dalam orang seperti Ezra ini.
Walau..
Dirinya mencintai cowok brengsek seperti Ezra ini.
"Kakak mau bunuh aku? Gapapa? Bunuh aja! Asal jangan ganggu kak Qarra sama kak Raka lagi! Bunuh aja kak!!" Teriak Aeleesha
Ezra yang tadinya berdiri berkacak pinggang sekarang menatap Aeleesha lekat
"Ntar aja , emang gue mau mampusin Lo! Biar tau rasa itu si Raka" ucap Ezra.
••
"Apa bener ini tempat nya?" Tanya Daffa pada Aeera.
Aeera mengangguk.
Bener, yang dia liat memang disini.
Rumah kosong di tengah hutan
Dirinya memang mampu melihat kejadian-kejadian sebelumnya.
Apalagi ini menyangkut kembaran nya.
"Iya kak, bener" jawab Aeera.
"Yaudah ayo! Raka! Buruan kita masuk selamatin Aeleesha" ajak daffa.
"Iya kak! Ayo!" Timpal Aeera.
Raka mengangguk
"Hati-hati, jangan gegabah, walaupun Ezra Sendiri di sana" pesan Raka.
Daffa dan Aeera mengangguk.
Lalu mereka bertiga masuk ke dalam rumah tua itu.
Tapi..
Raka merasakan sesuatu yang ganjal pada diri Aeera.
~~~~
Aeleesha terlihat pasrah.
Dia lemas, kesakitan.
Sekujur tubuhnya terasa sakit, Ezra bukan hanya melukai tubuh nya, tapi semuanya.
Bahkan Ezra tega menodai kesucian Aeleesha
Aeleesha sekarang merasa kalau dirinya sudah hancur.
Aeleesha menatap orang yang saat ini sedang tidur tak jauh dari dirinya berada dengan tatapan benci.
Dia benci orang itu

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA[END]
Random"Kak, please, aku mau main sama temen-temen akuu" rengek gadis kecil yang tengah di tahan tangannya oleh seorang anak laki-laki, umurnya 5 tahun di atas Gadis kecil itu "Enggak! Ada laki-laki nya, kakak gak ijinin!" Kata anak laki-laki itu tegas. ••...