1

7.9K 237 8
                                    

"kak Raka kenapa belum pulang juga ya? Padahal ini udah jam 12 malam" resah Qarra sambil terus melihat jam yang ada di dinding.

Dari tadi Qarra nungguin Raka, tapi Raka nya gak pulang-pulang. Qarra kan jadi khawatir.

"Assalamualaikum"

Qarra langsung melihat ke pintu rumah yang terbuka dan terpampang Raka di ambang pintu.

Senyum terbit di bibir Cantik Qarra.

Akhirnya Raka pulang.

"Waalaikumsallam Kak.."

Raka membalas dengan senyuman tipis tapi tunggu?

Saat Qarra ingin menghampiri Raka, Daffa datang sambil menggendong bayi.

Bukan bayi Aeera, tapi..

Ntahlah, Qarra tak tau..

"Nih Ka" Daffa menyerahkan bayi itu pada Raka.

Raka menerimanya lalu menatap Qarra.

Qarra balik menatap Raka dengan tatapannya bingung.

"Anak gue" jawab Raka yang membuat Qarra membulatkan matanya terkejut.

"Ma.. maksud kakak apa?" Tanya Qarra.

"Ini anak gue, Adik Raja!" Jawab Raka.

Qarra yang mendengar itu terduduk lemas.

Daffa yang menyadari bahwa keadaan mencengangkan memilih untuk pergi.

"Ka, gue pergi, gue tau kalian mau perang rumah tangga, babhayy"

Setelah itu Daffa pergi meninggalkan Raka.

Raka menutup pintu lalu mendekati Qarra.

Qarra mendongak melihat Raka.

"Apa?" Tanya nya dengan suara pelan.

"Bawa ke kamar Raja" titah Raka yang tetap di laksanakan Qarra.

Setelah meletakkan bayi itu ke box bayi Raja, Qarra kembali ke ruang keluarga.

"Kakak bisa jelasin ke Qarra yang bener?" Tanya Qarra berusaha sabar

Raka mengangguk santai.

"Bisa" jawabnya Santai.

Qarra yang melihat keter-Santaian Raka mencoba menghela nafas sambil memejamkan mata agar tak emosi.

"Duduk" titah Raka.

Qarra menurut saja, dia ikut duduk di depan Raka.

"Namanya Raveen, anak gue dan Vena" jawab Raka.

Apa?? Anak Raka dan Vena?? Apa itu berarti Raka selingkuh?? Qarra tak habis fikir dengan Raka.

Walau sudah berusaha untuk menahan air matanya agar tak jatuh tapi semua itu sia-sia.

Qarra akhirnya menangis.

"Kakak selingkuh!?" Tanya Qarra.

Raka mengangguk lagi.

"Tapi bukan karena mau, karena Khilaf dan di jebak" jawab Raka tanpa ada nada disana

Qarra menggernyit.

"Maksud kakak?"

"Gue di jebak sama Vena, dia ngasih obat perangsang di minuman gue, singkat cerita dia hamil dan bayi itu Adalah Raveen" jawab Raka.

"Terus kak Vena?" Tanya Qarra.

"Mati" jawab Raka dengan nada menyeramkan membuat Qarra menciut.

"Ma.. mati?" Tanya Qarra takut-takut.

Raka mengangguk lagi, tapi kali ini di sertai senyum smirk.

"Kak, jangan bilang kalo kakak yang--?"

"Iya" jawab Raka.

Lemas sudah Tubuh Qarra mendengarnya.

Qarra tau jika Raka mempunya jiwa psikopat.

Dan sepertinya Qarra sudah tau jalan cerita nya.

Vena menjebak Raka dengan memberikan obat perangsang sehingga Raka dan Vena melakukan 'itu' saat Vena hamil dan melahirkan Vena meminta pertanggungjawaban Raka, tentu saja Raka tidak akan melakukan itu, Sekali lagi Raka tegaskan! Dia hanya mencintai QARRA! Q-A-R-R-A!!! jadilah Vena di habisi oleh Raka dan Raka tetap mengambil Raveen, Putranya.

Walaupun Raka kejam, tapi dia sangat menyayangi anak-anak, apalagi anak itu darah daging Raka sendiri.

"Gue mau Lo Nerima Raveen seperti gue Nerima Raja" ucap Raka lalu berlalu pergi menuju kamar mereka.

Di keheningan malam Qarra menghela nafasnya.

Tentu saja!

Raka sendiri bisa menerima Raja yang nyatanya bukan darah dagingnya, pastinya Qarra akan melakukan hal yang sama terhadap Anak Raka.

••

"Dek, kamu buruan siap-siap ntar kan sekolah" ucap Aika pada Aeleesha.

Aeleesha yang tadinya sedang bermain dengan Cristal pun menoleh ke bunda nya yang berada di ambang pintu.

"Yahh padahal Aeleesha lagi asyik Bun" ucap Aeleesha, dia memanyunkan bibirnya.

Aika tersentuh gemas melihatnya, dia mendekati Aeleesha dan mencubit pipi nya.

"Iyaa nanti pulang sekolah kan bisa, biar Cristal Bunda yang jagain" ucap Aika lembut.

"Yaudah deh Bun, Aeleesha mau siap-siap dulu" akhirnya Aeleesha menurut saja.

"Yaudah Cristal, Bubun siap-siap ke yaa mau ke sekolah" ucap Aeleesha pada bayi yang berusia 1 bukan itu.

Cristal hanya mengerjap-erjapkan matanya membuat Aeleesha gemas.

Dia mencubit pelan pipi Cristal yang memegang sangat berisi itu.

"Ihh imut dehh, kata Aeleesha" kekeh Aeleesha.

Aika tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat ke- Narsisan Anaknya itu.

"Udah buruan sana" ucap Aika lagi.

Aeleesha tersenyum Pepsodent kemudian pergi ke kamarnya.

Selepas Kepergian Aeleesha, Cristal menangis membuat Aika menggendong Bayi itu untuk di tenangkan.



Vote and Coment nya jangan lupa:*

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang