D

16.8K 600 20
                                    

"mau kemana Bro?" Tanya Regan pada Raka.

Raka menoleh melihat Regan yang duduk bersama kedua orang tuanya.

Panggilan akrab antara Regan dan Raka.

"Jalan-jalan Pah, Qarra bosen" jawab Raka.

"Bener Qarra?" Tanya Regan.

Qarra mengangguk.

"Boleh kan pa?" Tanya Qarra dengan memasang pupy eyes nya.

Regan gemes liat anaknya itu, kenapa Qarra malah mirip sama Aika? Ini pasti karena pas Zee hamil Qarra, dia terlalu sering ngeledekin Aika.

Jadi yah gitu..
Terbawa ke anaknya.

"Iya... Hati-hati" ucap Rehan.

Qarra tersenyum lebar.

"Makasih pahh" ucap Qarra.

"Jangan malam-malam" ucap Revan datar.

"Iya yah" Ucap Raka.

"Kak Raka, nanti bawa makanan pulang yaa" pesan adik kembarnya Raka.

Raka mengacungkan jempol nya

"Siap nyonya.." ucap Raka.

Kemudian Raka dan Qarra pergi setelah pamitan pada kedua orang tua mereka.

°°

Qarra sedang menunggu Raka membeli gulali yang ada di pinggir pasar tadi, tapi dari tadi sampe sekarang Raka belum juga kembali.

"Raka mana ya? Udah hampir 20 menit Qarra nunggu, Raka gak muncul juga?" Gumam nya merasa resah.

¶¶¶

Raka merapikan pakaiannya yang acak-acakan sehabis melakukan sesuatu dengan wanita teman sekolah nya

Tak sengaja dia bertemu dengan Renita, perempuan yang selalu berusaha menggoda Raka mati-matian, tapi selalu saja gagal, dan baru kali ini dia berhasil menggoda Raka dengan tubuhnya

Lelaki mana yang tidak mau kenikmatan? Apalagi orang nya itu Raka? Seorang cowok player yang memiliki gen dari ayahnya Revan itu?

"Lain kali lagi ya?" Ucap nya dengan nada sensual, kemudian dia pergi..

Raka berdecih! Mimpi aja dia mau ngelakuin hal itu untuk kedua kalinya dengan perempuan yang bernama Renata itu?

Tentu saja tidak akan pernah! Raka mempunyai prinsip, memakai perempuan hanya satu kali, dan untuk yang lain kalinya Raka akan melakukan dengan perempuan lain.

"QARRA!" Ucap Raka ketika dia mengingat Qarra

Pasti Qarra tengah menunggu nya.

°°°

Rintik hujan telah membasahi bumi, tetapi Qarra masih juga tetap setia menunggu disini

Di taman ini, hawa dingin telah menusuk tulang nya, membuat ia merasa kedinginan.

Namun Qarra tetap tidak mau beranjak dari duduknya, dia takut Raka marah .

"Raka..Raka mana?" Gumam nya kecil.

Rintikan itu telah berubah menjadi guyuran hujan yang lumayan deras membuat Qarra harus memeluk tubuhnya.

"Qarra!" Seru Raka.

Qarra mendonga ketika melihat Raka telah berada di hadapannya.

Dia tersenyum

"Ra...kaaa" namun di detik selanjutnya mata nya terpejam.

Qarra pingsan membuat Raka tersentak kaget.

"QARRA?!!"

°°°

"Ya Allah... anak Mama..." Zee langsung histeris ketika melihat anak perempuan kesayangannya itu dalam gendongan Raka dengan mata yang terpejam.

"Qarra kenapa Raka?" Tanya Zee.

"Nanti dulu mah jawabnya, Raka mau bawa Qarra ke kamar dulu" ucap Raka, lalu dia berlalu masuk ke kamar Qarra.

"Qarra kenapa?" Tanya Regan tepat di samping Zee, dia baru selesai mandi.

"Gak tau Gan.. bibirnya pucat.. gue Khawatir" ucap Zee pada Regan

Meskipun sudah lama menikah, namun mereka tetap memakai kosa kata Lo-gue..

¶¶

"Jadi, bisa jelasin ke papa kenapa Qarra pingsan? Apalagi dalam keadaan basah?" Tanya Regan mengintimidasi

Raka hanya menatap Regan santai.

"Qarra kehujanan Pah, salah Raka, Raka minta maaf" Ucapnya.

Regan mendengus.
Mau marah pada Raka pun dia tidak mampu, di karenakan Regan yang teramat menyayangi Raka seperti anak kandung nya sendiri.

"Kali ini papa maafin, lain kali jangan buat gitu lagi" ucap Regan, setelah itu dia pergi.

"Mah, maafin Raka ya?" Ucap Raka

Zee mengangguk.

"Iya, yaudah, kamu ganti baju gih, baju kamu basah, ntar masuk angin, bisa-bisa di runtuhin ini rumah sama Revan" cerocos Zee.

Raka tertawa kecil.

"Mama tenang aja, kalo di runtuhin rumah ini, kita balik runtuhin rumah Ayah" celetuk asal Raka

"Hush! Kamu ini, anak durjanah!" Kata Zee menoyor kepala Raka pelan.

"Udah ah, mama mau liat Qarra dulu" ucap Zee.

" Iya mah" jawab Raka

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang