Aeleesha berjalan dengan tergesa-gesa mendekati Aeera yang tengah menggendong Bayinya dengan asal-asalan itu.
Aeleesha takut Cristal kenapa-kenapa, langsung saja Aeleesha ambil alih Cristal dari tangan Aeera.
"Aeera apa-apaan sih?? Cristal anak Aeera, tapi kenapa Aeera tega??" Tanya Aeleesha dengan wajah sedih nya.
Ia tak habsi fikir dengan Aerra. Kenapa sangat tega terhadap anak kandungnya sendiri? kasian Cristal kecil di perlakukan seperti itu oleh Ibu kandungnya sendiri.
Aeera Hanya berekspresi datar.
"Karena dia anak bajingan itu!! Kenapa bayi itu harus ada sihh?!! Kenapa?!!" Pekik Aeera menatap muak Bayi yang ada dalam gendongan Aeelesha.
"Aeera! Gak boleh ngomong kasar Di depan bayi! Aeera, ini semua udah takdir yang di beri tuhan, Aeera harus menerimanya!" Ucap Aeleesha menatap Aeera dalam sementara baby Cristal sudah kembali lelap dalam Gendongan Aeleesha.
"Bodo amat! Udah bawa pergi itu bayi! Aku mau tidur!" Usir Aeera enggan menatap Aeelesha dan juga bayi itu.
Aeleesha tak habis fikir dengan kembarannya ini, Aeera berubah! Aeera yang Aeleesha kenal bukanlah seperti ini.
"Oke" setelah itu Aeleesha pergi meninggalkan kamar Aeera.
"Gue belum bisa Nerima takdir itu! Dan selamanya gak akan bisa Eesha" lirih Aeera, lalu air matanya jatuh membasahi pipinya.
___
"Kak, kakak mau kemana?" Tanya Qarra saat melihat Raka yang telah rapi dan wangi.
"Biasa" jawabnya yang membuat Qarra tak mengerti.
"Biasa apa kak?" Tanya Qarra.
Raka berdecak.
Banyak tanya!
Batin Raka."Klub" setelah mengatakan itu Raka pergi begitu saja meninggalkan Qarra yang tengah terduduk di sofa dengan lemas.
Klub? Ngapain??
Qarra menangis.
___
"Lah? Lo tumben kesini?? Bukannya udah tobat?" Tanya Daffa saat melihat Raka yang sudah bergabung di bar klub.
"Wine" pesannya pada barista laki-laki yang di angguki oleh barista bernama Leon itu.
"Bosen"
"Bosen sama isi rumah?" Tanya Daffa kemudian dia meminum bir nya.
"Ya, bosen sama Qarra juga"
"Anjirrrr maksud Lo apa Rakk?? Lo bosen sama bini Lo??" Tanya Daffa tak percaya.
Raka mengangguk wine nya dengan sekali tegukkan.
"Gue mau cari pelampiasan" setelah itu Raka beranjak dari tempat duduknya dan berlalu dari hadapan Daffa.
"Gilaaa gilaaaa..gak bisa gue biarin nih! Kasian calon kakak iparnya kalau begini.
¥¥
Baru saja Raka menyelesaikan aktivitas nya dan memilih untuk langsung pulang ke rumah.
Tapi pada saat tiba di rumahnya, Raka melihat keadaan rumah sepi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya.
Di lihatnya jam di dinding.
Pukul 02.00 dini hari.
Pantas saja.
Batin Raka.Lalu dia masuk ke kamarnya dan di buat terkejut karena tak melihat kehadiran Qarra di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA[END]
Random"Kak, please, aku mau main sama temen-temen akuu" rengek gadis kecil yang tengah di tahan tangannya oleh seorang anak laki-laki, umurnya 5 tahun di atas Gadis kecil itu "Enggak! Ada laki-laki nya, kakak gak ijinin!" Kata anak laki-laki itu tegas. ••...