Daffa termenung menatap seseorang yang tak lain adalah Aeera yang tengah terbaring di Brankar.
"Kenapa harus hamil?" Lirih Daffa.
Raka memegang pundak Daffa.
Saat ini mereka sedang berdua-- ralat, bertiga bersama Aeera.
"Daf, kalo Lo emang udah gak sanggup nahan, Lo boleh nyerah" ucap Raka, dia menatap ke Aeera
Daffa membalikkan badannya melihat Raka.
"Nyerah? Gak?! Gue gak akan nyerah! Cinta gue buat adik Lo gak serendah itu, walaupun Aeera hamil anak orang ! Gue tetep sama dia!" tekad Daffa.
Gantian Raka yang terdiam.
Diam-diam dia bangga, seseorang mencintai adiknya dengan tulus.
"Oke kalo itu mau Lo" ucap Raka, kemudian Raka pergi.
Sementara itu Aeleesha sedang menunggu di depan ruangan.
"Aeera, kamu kemana? Kenapa pergi setelah dengar kabar itu? Aeera gak suka kalau Aeera hamil? Aeera tenang aja, kalo Aeera gak suka, anak itu nantinya bakalan Aeleesha rawat kok" ucap Aeleesha.
Aeleesha menunduk.
Selepas mendengar kabar jika dirinya hamil, Aeera tiba-tiba saja menghilang tak menampakkan diri pada Aeleesha.
'''
"Kenapa harus dua orang sih kak? Kenapa gak cukup Qarra aja yang kakak buat kaya gini? Kenapa adik Qarra juga? Kakak jahat! Qarra benci sama kakak!!" Teriak Qarra pada foto Ezra.
Di foto itu bukan hanya ada foto Ezra, tapi Daffa dan Raka.
Itu adalah foto mereka yang di ambil sebelum negara api menyerang.
"Qarra.." seru seseorang dengan suara lembut.
Qarra yang mendengar itu langsung menghapus air matanya.
Aika.
Bunda nya.
"Eh, Bunda.." Qarra tersenyum.
Aika juga ikut tersenyum, dia duduk di samping Qarra
"Qarra, kamu jangan mikirin yang berat-berat ya, kamu lagi hamil, gak baik untuk kandungan Qarra" pesan Aika, dia mengelus rambut Qarra.
Qarra mengangguk
"Bunda, Bunda pasti sedih ya.." ucap Qarra polos.
Aika terdiam.
Sedih? Yahh dia memang sedih
Ibu siapa yang gak bersedih atas apa yang menimpa anak-anaknya?
"Bunda sedih..sedih banget, hanya karena keegoisan, semua harus runyam, mungkin ini karma untuk bunda dan Ayah..ini semua salah Bunda.." lirih Aika, dia menunduk.
Qarra Langsung memeluk Aika.
"Bunda gak salah, gak ada yang namanya karma, yang ada kurma Bun.." gurau Qarra yang berhasil menerbitkan senyum di wajah Aika
"Kamu..makin lama makin pinter ya.." Aika mengacak-acak rambut Qarra.
"Qarra sayang sama bunda.." lagi,. Qarra memeluk Aika
Aika membalas pelukan Qarra.
"Bunda juga sayang Qarra, bunda sayang sama semua anak bunda.." ucap Aika
••
Qarra terbangun dari tidurnya, dia melihat ke jam yang bergantung di dinding
Pukul 2 pagi..
"Duh..Kenapa Qarra jadi pengen Ayam bakar ya?" Gumam Qarra.
Qarra mengelus perutnya.
"Kamu mau ayam bakar? Tapi..ini masih pagi banget nak, Bunda takut kalo mau bangunin ayah..emm..atau enggak cari sendiri ya? Di simpang kan ada?" Gumam Qarra.
Yah, akhirnya Qarra memilih untuk pergi mencari ayam bakar sendiri.
Dia turun dari ranjangnya dan mengambil Jaket yang tergantung di balik pintu
Saat Qarra ingin keluar dari pintu rumah, ada tangan yang menahannya.
Qarra melihat ke tangan orang itu.
"Kak Raka.." cicit Qarra, dia menunduk.
"Mau kemana? Ini malam" ucap Raka dingin.
Membuat Qarra semakin takut.
"Mau kemana!!" Ucap Raka lagi dengan nada sedikit membentak.
"M..maaf kak..hiks..Qa..Qarra mau beli ayam bakar.." ucap Qarra di sela-sela tangisnya.
Raka menghela nafas, tadi saat terbangun dan melihat ke sampingnya, Raka tak menemukan Qarra membuat Raka khawatir.
Dia mencari Qarra di seluruh kamar mandi dan memutuskan untuk mencari ke luar, dan sampailah Raka menemukan Qarra yang mau keluar membuat dia marah.
Ini masih pagi banget!
"Bilang!"
"Qarra Takut..ganggu kakak" ucap Qarra lirih.
"Kamu disini, biar aku yang pergi" ucap Raka, kemudian dia keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA[END]
Random"Kak, please, aku mau main sama temen-temen akuu" rengek gadis kecil yang tengah di tahan tangannya oleh seorang anak laki-laki, umurnya 5 tahun di atas Gadis kecil itu "Enggak! Ada laki-laki nya, kakak gak ijinin!" Kata anak laki-laki itu tegas. ••...