E

15.9K 547 10
                                    

"Kak Raka" panggil Aeera pada Raka.

Raka yang tengah minum air putih itu menoleh ke adiknya.

"Ha? Ngapa?" Tanya nya.

"Ajarin Aeera pr matematika dong, Aeera bingung ini" ucap Aeera dengan wajah memelas.

"Aeleesha juga kak, aeleesha gak ngerti deh, kenapa harus ada matematika di dunia ini? Kenapa gak di hapuskan aja? Toh yang di gunakan dalam sehari-hari cuma hitung-menghitung" cerocos Aeleesha.

Antara Aeera dan aeleesha, memang aeleesha lah yang paling banyak ngomong, seperti bunda mereka.

Sedangkan Aeera mewarisi sedikit sifat Revan.

"Yaudah sini, minta ajarin kok bacot dulu" cibir Raka.

"Ihh kakak ini" ambek Aeleesha.

Raka tertawa kecil

"Ayah sama bunda mana?" Tanya Raka.

"Di kamar, gak tau ngapain, tapi tadi sebelum ayah masuk ke kamar, ayah gigit bibir bunda Loh, kan kasian bunda, bibirnya di gigit sama ayah" jawab Aeleesha polos.

Aeera mendelik ke kembarannya itu, seharusnya gak usah di ceritain sama kakaknya itu.

Sedangkan Raka, dia menepuk keningnya.

Memang deh ayah nya itu gak tau tempat dan kondisi, udah tau masih ada adik-adik nya.

"Udah lah, itu urusan orang besar, kita belajar aja" kata Aeera cuek.

"Nahh..bener itu, mending kalian belajar aja" seru Raka.

Huftt..
Untunglah ada Aeera yang mengalihkan pembicaraan mereka.

Dan berakhirlah Raka yang mengajari kedua adiknya itu belajar.

••

"Pagi kak" sapa Qarra pada Raka

Seperti biasa, Raka akan selalu mengantar jemput Qarra, dan saat ini dia tengah berada di depan rumah Qarra.

"Pagi" jawab Raka cuek.

Qarra menggembungkan kedua pipinya pertanda kesal, dia bingung, kenapa jika bersamanya Raka selalu dingin seperti ini? Kenapa sama papa, mama, bunda dan ayah serta adik-adik nya Raka hangat? Apa Raka benci sama Qarra ya?

"Buru naik" titah Raka yang menyadarkan lamunan Qarra

Dengan segera Qarra naik ke mobil Raka.

"Cium!" Kata Raka.

Seperti biasa, Raka akan menagih ciuman pada Qarra.

Qarra mengangguk lalu mendekatkan diri pada Raka, dia mencium bibir Raka sekilas lalu kembali ke tempat duduknya lagi.

Ini mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi, bila kedua orang tua mereka tau, Raka yakin, mereka tidak akan memperbolehkan keduanya untuk dekat-dekat.

Apalagi mereka ini bersaudara, tapi mau gimana? Perasaan gak bisa di cegah, Raka telah jatuh cinta pada Qarra dan rasanya ingin sekali memiliki Qarra secara utuh.


"Good girl" kata Raka, kemudian dia melajukan mobilnya.

¶¶

"Raka, gue ajak adik Lo jalan-jalan boleh gak?" Tanya Daffa dengan mengejar Raka

Raka acuh aja, dia tetap berjalan dengan santai.

"Setdah si bocah...woii gue ngomong ini" ucap Daffa, kemudian dia memukul pelan pundak Raka.

Membuat Raka berbalik dan menatapnya tajam.

"Lo masih mau punya tangan lengkap kan? Kalo gak sini, biar gue copot satu!" Ucapnya terdengar menyeramkan.

Daffa meneguk ludahnya.

"Serem amat" gumam nya.

"Separah ini Lo sama sahabat sendiri? CK tega!" Ucap Daffa dramatis.

"Adik gue masih bocah, masih kelas 1 SMP dan elo mau ngajakin dia jalan?" Tanya Raka.

Raka tau jika sahabatnya ini menyukai adiknya, tentu saja Raka tidak menerimanya, adik-adik nya itu masih kecil, dan jarak antara adik-adik berserta sahabat-sahabat nya ini terpaut jauh.

"Cuma ngajakin jalan kali, Lo mahh" sungut Daffa.

"Terserah, kalo berani datangin bokap gue" kata Raka, kemudian dia berjalan meninggalkan Daffa.


"Up lah gan kalo sama bapaknya, bisa-bisa nyawa gue melayang" ucap Daffa bergidik

Haru melihat muka Revan aja, semua orang pada takut, apalagi minta ijin? Hadohhh.. bisa-bisa pulang tinggal nama!

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang