3

8.8K 259 7
                                    

Aeera masih bingung dengan suasana rumah yang ramai.

Ditambah lagi dengan kehadiran bayi-bayi yang menurut Aeera menggemaskan, hanya saja dia masih belum tau bayi-bayi siapa itu? Atau bayi Bunda nya? Mama nya?

"Ada apa Aeera? Kenapa kamu keliatan bingung gitu?" Tanya Qarra, dia memperhatikan Aeera yang tampak bingung itu.

Aeera melihat ke samping, dimana kakak ipar nya duduk di sebelahnya.

"Ngg kak, berapa lama Aeera koma?" Tanya Aeera.

Qarra menahan nafas saat di beri pertanyaan seperti itu, dia jadi merasa bersalah, lalu di detik selanjutnya Qarra menghela nafas, di genggamnya tangan Aeera yang berada di paha Aeera.

"Maafin kakak ya?" Kata Qarra.

Aeera menggeleng.

Bukan itu jawaban yang Aeera inginkan, Aeera tak marah dengan kakak iparnya itu karena menerima nasib seperti ini.

"Enggak kak, Aeera gak mempersalahkan itu, Aeera cuma mau jawaban berapa lama Aeera koma?"

"Hampir 1 tahun" jawab Qarra lemah.

Aeera tersentak, selama itu?? Pantas saja banyak sekali perubahan yang terjadi di rumah ini, rumah orang tuanya.

"Dan anak-anak itu?" Tunjuk Aeera pada Bayi-bayi yang tengah tidur di ruang tengah rumah ini.

"Yang cowok dua-duanya itu anak kakak" kata Qarra.

"Terus yang cewek itu?"

¥¥

"Kenapa gak mau jawab sih?? Bun, yah, jawab Aeera! Bayi ini anak siapa? Anak bunda sama ayah?" Tanya Aeera menuntut.

Dia benar-benar penasaran, pasalnya saat bertanya pada kakak iparnya itu, Qarra enggan menjawab.

"Bukan" jawab Revan.

"Jadi?"

Saat Revan ingin menjawab, Aika menahan nya.

"Kak, jangan" kata Aika berbisik.

"Biar saja dia tahu, bagaimana pun juga dia harus tau kebenarannya" kata Revan tanpa melihat ke Aika.

Sementara Aeleesha yang berada disana takut-takut jika ayahnya itu akan membeberkan kebenaran.

"Revan! Jangan!" Regan juga ikut mencegah.

"Anak kamu" jawab Revan tanpa bisa di cegah oleh siapapun.

"Ayaahh!" Protes Aeleesha, dan Qarra.

Aeera yang mendengar itu terkejut, dia membekap mulutnya.

"Gak! Gak mungkin! Yah, ayah bohong kan?? Dia bukan anak Aeera kan? Aeera masih kecil gak mungkin punya anak!" Banyak Aeera menolak keras.

Revan bangkit dari duduknya.

"Mau kamu percaya atau enggak! Itu kenyataannya!" Setelah mengatakan itu Revan pergi berlalu dari mereka semua.

"Gila si Revan emang!" Ucap Regan tak habis fikir.

Dia melihat ke Aeera yang tengah berlinang air mata.

Pasti jiwanya terguncang.

"Aeera" Aika mendekati Aeera yang tengah menangis itu.

Aeera memeluk Aika, dia butuh pelukan sang bunda.

Raka ada disana, tapi dia hanya diam menyaksikan semuanya dengan wajah tanpa ekspresi nya.

Orang-orang sampai tak tahu apa yang sedang Ayah anak dua itu fikirkan.

"Gak Bun! Itu bukan anak Aeera! Aeera gak mungkin punya anak! Bunda tau Aeera masih kecil kan? Masih 14 tahun!" Pekik Aeera.

Aika menangis melihat anak nya terpuruk.

"Sabar sayang.." Aika mengelus surai rambut Aeera.

¥¥

"Pastikan dia berada jauh sejauh-jauhnya dari kami! Jangan sampai dia menampakkan diri di hadapan kami! Kalian mengerti?"

"Baik bos kami mengerti"

Setelah itu rombongan orang-orang yang berbadan besar itu pergi menjauh dari hadapan seorang Raka.

Yah, Raka yang memerintahkan mereka agar orang yang menjadi penghancur keluarganya pergi sejauh-jauhnya.

"Gua gak akan pernah maafin Lo Ga!" Tekad Raka, tangannya mengepal.

"Kak"

Raka membalikkan badannya saat mendengar suara yang memanggil nya.

Qarra.

Raka mendekati Qarra.

"Ada apa?" Tanya nya dengan lembut.

"Aeera kak?"

"Sstt.. biarkan semua mengalir seperti air" kata Raka sambil membawa Qarra dalam pelukannya.

••>>

Oeekk ooeeekk...

Berulang kali tangisan bayi itu terdengar.

Cristal.

Yah, Cristal tengah menangis di dalam box bayi nya itu.

Tapi Aeera, yang satu kamar dengan anaknya itu tak mengindahkan suara tangisan bayi nya.

OEEKK..OEEKK..

suara tangisan itu semakin terdengar kuat membuat Aeera menggeram kesal, dia bangun sambil melempar bantal ke sembarang arah.

"CK! Kamu bisa diem gak sih?! Aku mau tidur!!" Marahnya pada bayi tak berdosa itu.

Kalau saja bukan Ayahnya yang memerintahkan agar dia, bayi itu untuk tidur di kamarnya pastilah Aeera tak akan membiarkan nya.

"Kamu diam! Kalo masih mau hidup tenang " katanya kasar, tangannya menunjuk ke Cristal yang tengah menangis itu.

Karena sudah habis kesabaran, Aeera mengambil Cristal dari box bayi dengan asal-asalan.

Aeera tak peduli jika Cristal terkilir atau apa! Rasanya ia ingin melenyapkan bayi yang berwajah persis seperti bajingan yang telah menghancurkannya seperti ini!

"AEERAA!!!"

RAKA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang