6. Masa lalunya

29 1 0
                                    

Terlihat seorang gadis sedang berjalan di koridor sekolah dengan memasang aerphone di telinganya dan asik bernyanyi ria mengikuti alunan lagu yang ia dengar. Berbeda dengan gadis disampingnya yang hanya diam saja sambil memandang langkah kakinya. Mereka adalah Viany dan Melvy. Mereka kerap berangkat bersama untuk kesekolah.

Menyadari bahwa sahabatnya yang dari tadi berjalan disampingnya itu hanya diam saja membuat Melvy menatap kearah sampingnya. Heran dengan sahabatnya itu pa ia masih kepikiran dengan pembicaraan mereka kemaren. Tau begini ia tidak akan mengungkit tentang itu kemaren agar Viany tak terlihat seperti sekarang.

"Lu kenapa lagi sih Vi, perasaan galau mulu dari kemaren" Melvy pun terheran melihat sahabatnya itu yang terlihat tidak punya semangat sama sekali.

"Mel, kalo gue beneran suka sama Dymash gimana. Gue takut" jelas Viany dengan wajah yang cukup terlihat seperti orang yang galau.

"Gue kan kemaren udah bilang sama lu jalani aja dulu bawa enjoy gausah terlalu dipikirin. Percaya sama gue bang Dymash itu anaknya baik walau pun cuek. Kalau pun toh lu sakit hati sama dia itu bukan sepenuhnya salah lu atau salah bang Dym. Karena kalian sama-sama ga tau perasaan kalian masing-masing" Melvy pun mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.

Merasa ada yang janggal dengan cara bicara Melvy padanya ia pun menatap heran kearah Melvy. Yang ditatap pun membalas tatapan itu dengan tatapan heran juga.

"Bentar deh bentar. Gue salfok sama omongan lu yang manggil dia Abang deh. Sejak kapan lu manggil dia Abang?" Viany pun heran memang sejak kapan dia manggil Dymash dengan sebutan Abang. Karena setahunya baru kali ini Melvy memanggil Dymash dengan embel-embel Abang.

"Hehe, gue belom cerita ya. Ya sejak kemaren sih, di lebih tua setahun kan dari gue. Entah kenapa gue nyaman aja manggil dia dengan sebutan Abang. Kayak gue tuh nemuin sosok Abang yang sesungguhnya sama dia. Dia juga ga keberatan gue panggil Abang. Mangkanya kan gue bilang sama lu, dia tuh anak baik sebenernya enak juga buat diajak ngobrol"

Panjang lebar Melvy menjelaskan mengapa ia memutuskan memanggil Dymash dengan sebutan Abang. Sementara Viany yang mendengarkan hanya mengangguk paham dengan penjelasan yang Melvy ucapkan.

Mereka pun telah sampai di kelas dan begitu masuk di pintu kelas mereka di suguhi pemandangan seorang cowok yang telah menelungkupkan wajahnya diatas tangan yang berada di meja itu.

Tak lain cowok itu adalah Dymash. Memang Dymash kerap datang pertama entah tujuannya untuk apa dan anak itu berangkat jam berapa sehingga selalu seperti itu keadaanya saat ia sudah sampai di kelas. Melvy dan Viany pun akhirnya menuju meja mereka untuk duduk. Viany terus saja memandang kearah Dymash.

"Liat tuh bang Dymash, kebiasaan banget emang nyampek pertama terus keadaanya kek gitu. Tuh anak emang ga pernah tidur atau gimana sih dirumah heran gue"

Memang hanya ada mereka bertiga dikelas saat itu, karena memang Dymash datang pertama dikelas tersebut lalu disusul oleh mereka

"Gue jadi kasian liatnya"
Ucap Viany sambil terus memandang Dymash

"Eh mending gue tanya-tanya sama dia sekarang aja yakan mumpung belom ada yang dateng"

"Eh jangan, kasian dia kalo lu ganggu" Viany pun melarang Melvy untuk nyamperin Dymash karena entah kenapa Viany merasa kasian melihat Dymash seperti itu takut tidurnya terganggu.

"Elah, gue yakin dia ga beneran tidur"

"Tapi...."

Belum sempat Viany melanjutkan omongannya Melvy sudah melangkah keluar dari mejanya dan meninggalkan Viany sendiri.

"Ish.. udah dibilangin juga kan kasian kalo dia keganggu"
Viany pun hanya memandang langkah Melvy yang terus mendekat ke arah Dymash.

"Auk ah gue pura-pura gatau aja lah"
Sementara Melvy nyamperin Dymash, Viany pun asyik dengan hp nya. Mencoba memasang earphone dan memutar lagu yang mungkin bisa menenagkan hati dan pikirannya saat ini.

Let's MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang