20. Tatapan Mata

14 1 0
                                    

Tak disangka beberapa hari telah berlalu. Hari ini mereka telah kembali ke sekolah setelah menikmati libur singkat yang diberikan. Keadaan kelas seperti biasa ramai dengan anak-anak yang tengah berbincang ria, karena posisi kelas mereka sedang tidak ada guru sekarang. Viany dkk pun memilih berbincang-bincang juga.

Saat sedang asik berbincang dengan sahabat-sahabatnya Viany pun merasa ada yang memperhatikannya dari jauh. Ia pun menengok ke salah satu orang yang tak jauh dari dia. Betapa terkejutnya ia saat tak sengaja melihat Dymash yang juga melihat kearahnya. Spontan Viany mengalihkan pandangannya

"Eh tuh anak liat gue? Tapi kayaknya gamungkin deh pasti liat kearah lain" ucap Viany dalam hati yang menyangkal ke-GR annya itu. Mungkin saja ia melihat yang lain yang kebetulan seperti melihat kearahnya.

Akhirnya ia pun tak memikirkan itu dan kembali berbincang dengan para sahabatnya itu. Tapi tetap saja perasaan Viany tak nyaman. Ia pun memilih tak bergabung dengan apa yang dibahas oleh temannya. Ia lebih memilih menenggelamkan kepalanya diatas lengan yang ada dibangkunya.

Ia pun iseng-iseng membalikkan kepalanya kearah Dymash dengan masih menumpukan kepalanya  diatas lengan, karena penasaran apa ia masih melihat kearahnya apa tidak.  Ia pun kaget karena lagi-lagi Dymash memandang kearahnya dengan posisi yang sama sepertinya. Ia yang kaget pun segera mengalihkan pandangannya.

"Aduh.. kenapa pas banget dia liat kearah gue dengan posisi yang sama pula kayak gue. Kenapa gue jadi salting gini sih gila gila" ucap Viany lagi dalam hatinya sambil memukul-mukul bangkunya sendiri dengan gemas.

"Lu kenapa dah mukul-mukul bangku kek gitu?" Tanya Melvy saat melihat Viany memukul-mukul bangku tanpa sebab.

"Hah? Gue gapapa kok hehe" ucap Viany pada Melvy dengan nada cengengesan dan muka memerah menahan malu karena tingkah konyolnya.

"Ngerasa diperhatiin bang Dymash ya?" Tanya Melvy yang tepat pada sasaran. Viany yang mendengar itu pun spontan kaget ternyata bukan dia saja yang merasa seperti itu ternyata.

"Lu juga ngerasain?" Ucap Viany tak menyangka.

"Iya, dari tadi malah. Udah beberapa kali dia bolak-balik liatin kesini"

"Dia liatin siapa ya, gue jadi kepo deh" tanya Viany pada Melvy

"Liatin lu kali, ya kali liatin gue"

"Ya ga mungkin lah liatin gue, kan mungkin juga dia liatin lu"

Mereka pun masih berdebat tentang Dymash sedang memandang kearah siapa. Mereka masih tak percaya seorang Dymash berbuat seperti itu. Kepergok sedang memandangi seseorang secara terang-terangan, maka dari itu mereka pun ingin mengetahui siapa sebenernya yang dipandang oleh Dymash.

"Mending kita tanya Ebby deh dia mungkin bisa tau. Gue juga penasaran bang Dym liati siapa" saran Melvy yang ingin menanyakan pada teman mereka yang memang mempunyai kelebihan bisa mengetahui apa yang tidak bisa diketahui oleh orang lain.

"Terserah lu aja deh" ucap Viany dengan nada tak peduli padahal sebenarnya juga penasaran.

Akhirnya pun Melvy mengajak Viany menghampiri Ebby yang duduknya tidak jauh dari bangku mereka. Pikirnya lebih cepat lebih baik bukan, agar mereka bisa mengetahui segera mungkin.

"Eh By, kita mau tanya nih kan tadi gue liat bang Dymash liatin kearah kita kan, nah itu dia lagi liatin siapa" tanya Melvy pada Ebby yang sedang duduk dibangkunya.

"Sorry gue gabisa bantu kalo soal ini lagi. Gue udah ga gunain kemampuan gue lagi sekarang. Mending kalian tanya Ilma aja" saran Ebby yang menyuruh Melvy tanya pada Ilma.

"Ya elah By, kenapa ga bilang dari awal" ungkap Viany sedikit kesal pada Ebby.

"Bentar gue panggil Ilma dulu biar jawab pertanyaan kalian, Il.. Ilma.. nih mereka mau tanya sesuatu" Ebby berteriak sedikit kencang memanggil nama Ilma, salah satu teman mereka juga yang memiliki kemampuan sama seperti Ebby. Yang dipanggil pun akhirnya menoleh kearah mereka.

Let's MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang