24. Sebuah Rencana

14 1 0
                                    

Hari ini mereka semua berencana untuk main kerumah Dymash. Mereka kerumah Dymash pun bukan tanpa sebab, karena mereka akan melakukan sebuah rencana. Rencana yang bisa dibilang cukup gila. Karena Dymash akan mencoba mengajak bicara Ade tentang omongannya dengan Viany waktu itu. Ya, memang Melvy sendiri akan mengajak Ade untuk ikut bersamanya ke rumah Dymash. Dymash beralasan ingin berkenalan dengan Ade katanya, maka dari itu Melvy mengajaknya.

Dymash sendiri pun merasa bahwa masalah ini harus segera diseleseikan karena capek katanya melihat tingkah Viany yang mendadak diam setelah kejadian itu. Walaupun Viany ragu dengan rencana yang dibuat oleh Dymash. Mau tak mau Viany hanya menuruti perkataan Dymash ia hanya bisa mengikuti rencana yang telah disusun. Entah berhasil atau tidak, sejujurnya ia juga sama dengan Dymash sudah terlalu capek pengen rasanya masalah ini cepat terselesaikan.

Saat ini mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu rumah Dymash. Rumah Dymash tampak kosong karena bundanya sedang  kerja hanya ada mereka bertujuh. Mereka sedang menunggu kedatangan Melvy dan Ade sambil membicarakan kembali rencana yang telah mereka susun.

"Jadi lu yakin mau ngajak ngobrol Ade?" Tanya Wirda pada Dymash yang saat itu baru saja duduk di sofa ruang tamunya.

"Ya mau gimana lagi, gue mau masalah kalian cepet selesei. Sumpah lu ga kasian nih sama temen lu yang mendadak jadi kayak mayat idup gini. Idup tapi nyawanya seakan ilang, diem aja. Untung dia tadi selamat sampai rumah gue bawa motor sendirian dengan keadaan dia kek gini." Ucap Dymash panjang lebar sambil menunjuk Viany dengan nada yang cukup kesal karena capek ikut memikirkan masalah mereka.

"Sumpah gue kek gini ya saking bingungnya harus ngapain" ucap Viany sambil melamun memandang kearah pintu rumah Dymash.

"Gue ga yakin sih sebenernya sama rencana lu kali ini. Soalnya kan keadaan sekarang nih lu kan ga kenal sama Ade ya masak lu tiba-tiba nanyain tentang hal itu sih." Ungkap Wirda dengan ketidakyakinannya atas rencana yang diberikan Dymash.

"Liat nanti deh. Jadi atau enggaknya tergantung suasana nanti" Dymash pun menjawab ucapan Wirda dengan pasrah karena tak tau lagi harus bagaimana.

"Emang rencana lu gimana nanti" tanya Wirda lagi pada Dymash.

"Rencana nanti Melvy suruh aja beli makanan tapi sama siapa gitu diantara kalian pokoknya usahain bukan sama Ade. Nah saat itu nanti gue tanyain dia" ungkap Dymash menjelaskan bagaimana rencananya nanti.

Wirda yang mendengar penjelasan Dymash pun hanya mengangguk saja. Sementara Viany hanya diam mendengarkan sambil memikirkan apakah ini cara yang tepat baginya untuk menyelesaikan masalah ini. Sementara yang lain sedang asik dengan ponsel mereka masing-masing. Tiany dengan ponselnya sambil memakan cemilan yang disediakan Dymash. Ferry, Melvin, dan Wizky mereka sedang bermain game di ponsel mereka.

Tak lama setelah itu terdengarlah suara motor yang mereka yakini adalah suara motor dari Melvy. Ya, benar saja tak lama setelah itu Melvy dan Ade pun masuk bebarengan. Tak sengaja mata Viany dan Ade pun bertatapan, tapi tak lama kemudian Viany memutuskan pandangan tersebut karena merasa tidak nyaman.

"Hai guys,maaf gue lama. Gue bawa Ade ikut kesini gapapa kan" ucap Melvy menyapa semuanya sekaligus meminta ijin untuk membawa Ade ikut bersamanya.

"Santai aja kali, anggep kita temen juga kan gue yang nyuruh lu ngajak pacar lu" ucap Dymash selaku tuan rumah menyambut sapaan Melvy dan Ade.

Mereka pun berkumpul dan memutuskan untuk bermain UNO. Mereka semua pun duduk melingkar beralaskan karpet. Tak sengaja tempat Viany duduk berhadapan dengan Ade. Viany pun merasa tidak nyaman dengan posisi itu sebenernya, tapi sebisa mungkin ia sembunyikan agar yang lain tidak curiga.

Permainan pun berjalan dengan asik dan seru. Semua menikmati permainan tersebut, kecuali Viany. Dari tadi ia sangat merasa tidak nyaman karena sering kali Ade memandangnya. Tapi tanpa disadari Dymash melihat kejadian dimana Ade terus saja memandang Viany tanpa malu walau ia sedang berada di samping pacarnya.

Dymash yang melihat tingkah Viany yang kurang nyaman dengan tatapan dari Ade pun mencari cara agar ia bisa menghentikan itu. Karena ia sungguh kasian melihat Viany seperti itu. Akhirnya pun ia memutuskan untuk menjalankan rencananya.

"Berhenti dulu deh bentar gue capek nih, laper pula" ucap Dymash mencoba menghentikan permainan itu.

"Iya nih laper, beli makanan dong. Mel beli makanan sana sama Tiany" suruh Wirda pada Melvy untuk membeli makanan dengan Tiany. Karena menurutnya ini waktu yang tepat untuk membiarkan Ade disini bersama mereka tanpa adanya Melvy.

"Terus Ade gimana? Gue tinggal disini sendiri? Kan dia ga akrab sama kalian" ungkap Melvy sedikit ragu meninggalkan Ade bersama mereka.

"Ya justru itu biar dia akrab sama kita semua" ungkap Dymash meyakinkan Melvy

Sementara melihat para sahabatnya berdebat Viany terus berpikir apakah dia akan diam saja atau mencegah rencana Dymash. Setelah beradu dengan pikirannya ia pun akhirnya memutuskan.

"Eh tunggu tunggu. Itu.. apa, mending Melvy pergi sama Ade kasian Ade nanti kita kacangin lagi kalo dia disini sementara kita asik sendiri" ucap Viany dengan ragu sekaligus takut ini pilihan yang salah untuk mengacaukan rencana Dymash. Dymash yang mendengar perkataan Viany pun sontak menoleh dan menatap  dengan tatapan  tak setuju sementara Wirda yang mendengar ucapan Viany hanya bisa menatap tajam Viany.

"Nah bener tuh kata Viany, kasian Ade kalo kalian kacangin nanti. Yaudah yuk berangkat beli makanan" ucap Melvy menyetujui ucapan Viany dan kemudian menarik tangan Ade untuk segera pergi dengannya.

Setelah Ade dan Melvy tak terlihat oleh mereka. Dymash pun menyuarakan kekesalannya pada Viany karena telah mengagalkan rencananya.

"Lu gimana sih, kenapa lu gagalin rencananya. Lu mau kayak gini terus. Gue aja yang liat udah capek" ucap Dymash dengan kesalnya memandang Viany. Sementara yang dipandang hanya diam menunduk merasa bersalah.

"Lu maunya apa sekarang. Sumpah gue kesel banget sama dia. Gue tadi sering mergokin dia natap lu terus, tapi lu cuman diem aja padahal gue tau lu ngerasa ga nyaman sama tingkah dia yang kayak gitu kan. Brengsek banget tuh cowok emang" lagi dan lagi Dymash hanya bisa mengeluarkan kelesalannya sambil mengusap muka nya dengan kesal.

"Udah lah Dym, tenangin dulu perasaan lu. Kasian nih Viany udah mau nangis dia" ucap Wirda menenangkan berusaha menenangkan suasana yang terjadi. Sebenarnya ia juga kesal dengan Viany yang menggagalkan rencananya tapi ia juga kasihan melihat Viany yang matanya sudah berkaca-kaca karena omongan Dymash barusan.

"Oke gue emang salah gue minta maaf sama lu udah gagalin rencana yang lu buat. Tapi lu gatau gimana perasaan gue disuruh milih jujur tapi nyakitin perasaan sahabat gue atau nyembunyiin ini semua dari sahabat gue. Gue makasih banget sama lu udah mau ngebantuin gue, tapi jujur gue ga bisa biarin kalian jalanin rencana itu tadi" ucap Viany panjang lebar menjawab ungkapan kesal Dymash.

"Jadi sekarang mau lo apa?" Tanya Dymash to the point karena sungguh ia tak tau harus bagaimana lagi.

"Untuk sekarang biarin gue nyimpen masalah ini sendiri tanpa mutusin buat bilang sama Melvy. Selagi Ade ga gangguin gue lagi, selagi gue ga ketemu sama Ade gue pasti bakal lupa sama masalah ini. Dan gue minta tolong banget sama kalian jangan pernah ada yang ngungkit masalah ini atau bilang tentang masalah ini ke Melvy" ungkap Viany menjelaskan keputusan yang telah ia ambil pada mereka semua.

"Oke kalau emang itu keputusan yang lu mu. Gue setuju" ucap Dymash dengan senyum tipisnya memandamg Viany.

"Tapi janji satu hal sama kita lu ga boleh kek gini lagi. Lu harus ceria kayak dulu lagi jangan kek mayat idup gini lah, gue ngeri sendiri liatnya" ungkap Wirda yang tak mau lagi melihat sahabatnya seperti ini.

"Iya.. makasih buat kalian yang udah susah-susah mau bantuin gue. Maaf gue udah nyusahin kalian dengan masalah ini" ucap Viany berterimakasih dengan senyum lebarnya pada mereka terutama Dymash dan Wirda.

Dymash yang melihat itu pun sedikit merasakan lega dihatinya. Ia berharap tidak ada masalah lagi nantinya diantara mereka. Karena memang jika ada masalah ia akan ikut dibuat bingung mencari bagaimana solusi yang tepat untuk masah mereka.

~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUE

Let's MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang