Terlihat empat orang gadis remaja sedang berkumpul di salah satu rumah diantara mereka. Mereka adalah Viany, Melvy, Wirda, dan Tiany. Saat ini mereka sedang berkumpul di rumah Tiany untuk sekedar bercerita atau mengobrol sambil menikmati makanan yang telah mereka beli sepulang sekolah tadi.
Itu lah kebiasaan mereka saat pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Mereka akan menyempatkan diri untuk berkumpul di rumah siapa pun diantara mereka kadamg juga bergiliran dirumah siapa saja.
Mereka pun sedang asik menikmati bakso yang mereka beli sambil sesekali tertawa dengan tingkah mereka dan bergosip tentang apa pun itu.
"Eh eh tau ga tadi ada yang akhirnya bisa deket loh sama Dymash. Pake segala jadi partner presentasi lagi" Melvy pun kembali menggoda Viany yang sedang asik memakan baksonya itu
"Palingan tuh dia ada rasa beneran ama tuh si Dymash" ucap Tiany menyahuti omonagn Melvy
"Eh sumpah Vi, lu beneran suka ama tuh anak baru. Padahal yang gue tau lu kan jarang banget suka sama cowok yakan. Lah ini belom sebulan dia jadi anak baru lu udah suka aja ama dia" cerocos Wirda tak menyangka bila Viany suka pada Dymash.
Karena memang Viany sangat tidak suka bila dia di deketkan dengan cowok oleh sahabatnya itu. Sudah beberapa kali berakhir dengan ia menolak bila didekatkan oleh cowok atas saran dari para sahabatnya itu. Dan bisa dibilang diantara mereka berempat yang tidak pernah pacaran dan jarang menyukai cowo itu adalah Viany
"Gue gatau gue suka ama dia apa enggak. Entah kenapa gue selalu pengen tau tentang dia, pengen bisa Deket sama dia. Dan semenjak gue jadi partner sama dia tadi gue bertambah kagum sama dia sama gaya bicara dia. Gue bersyukur bisa Deket sama dia tadi" Viany pun menceritakan apa yng ia rasakan pada keempat itu
"Ya itu artinya lu suka sama dia, emang awalnya tertarik. Lama-lama suka terus sayang jadi cinta deh" ucap Wirda menjelaskan maksud dari apa yang dirasakn oleh Viany
"Ya tapi gue takut sakit hati aja sih. Lu semua tau kan Deket sama Dymash itu ga gampang dia juga termasuk anak yang cuek banget dan pasti ada suatu hal yang buat dia kek gitu. Dan gue ga mau suatu saat jika emang gue sayang bahkan sampek gue cinta sama dia, gue gamau sakit hati karena sifat dia yang kek gitu" ucap Viany dengan nada sendu sambil mengaduk ngaduk bakso dihadapannya
"Yaudah deh , gini aja lu kan tadi bilang takut sakit hati yakan. Yaudah buat biasa aja tuh perasaanya. Kalo lu emang kepo tentang dia cari tau aja tentang dia tapi jangan sampek perasaan lu numbuh lebih jauh lagi. Kalo lu ga bisa cegah tuh perasaan numbuh ya itu resiko lu" ucap Tiany memberikan saran kepada Viany agar sahabatnya itu tak lagi memusingkan perihal perasaanya tersebut.
"Lu tadi kan bilang kalo lu pengen tau tentang dia kan. Nah, gue bisa bantu lu kan diantara kalian gue lumayan deket tuh ama Dymash jadi gampang lah nanti gue bisa tanya-tanya"
Melvy pun menawarkan diri untuk membantu Viany agar rasa penasarannya bisa teratasi."Halah, bilang aja lu mau modus kan sama Melvin" ucap Wirda menggoda Melvy
"Hehehe, sekalian lah modus sekalian bantu si Viany nih apa salahnya yakan"
"Tapi lu yakin Mel Dymash mau cerita ama lu, kan dia cuek banget anaknya takutnya ga bakal direspon gitu" Viany pun agak meragukan usul dari Melvy melihat bagaimana cueknya Dymash
"Lu tenang aja Vi ga usah khawatir. Dia emang cuek tapi kalo udah lumayan akrab dia ga anaknya asik dan gampang berbagi cerita juga kok" ungkap Melvy dengan begitu yakin.
"Kita juga pasti bantuin kok. Kita bakal dukung apapun yang bikin lu seneng. Iya kan gaes" ucap Wirda yang diangguki oleh Melvy dan Tiany.
Melihat itu pun Viany merasa terharu dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu. Ia merasa beruntung diberi sahabat seperti mereka yang selalu ada untuk Viany. Memang sejauh ini mereka menjalani hari dengan suka suka bersama dan apapun itu bersama. Tak heran jika mereka sudah seperti saudara.
"Tapi Vi gue harap lu ga bakal kecewa dengan semua kemungkinan yang bisa terjadi. Maksud gue kita kan gatau perasaan lu kedepannya gimana kalo emang bener lu ada rasa sama Dymash gue harap lu udah siap sama konsekuensi atas perasaan itu sendiri" jelas Wirda lagi panjang lebar. Bermaksud untuk memberi pengertian pada sahabatnya itu agar kedepannya bisa menerima sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang Viany bayangkan.
Viany yang mendengar ucapan Wirda hanya bisa diam mencoba mencerna ucapan Wirda itu. Ucapan sahabatnya itu memang benar, jika memang ia menyukai Dymash tapi Dymash tidak mungkin ia bisa sakit hati apalagi dengan Dymash yang tak tahu tentang perasaannya itu. Mungkin ia harus belajar untuk bisa menerima perasaan sakit yang timbul atas perasaanya itu suatu saat. Tapi apakah bisa mengingat ia termasuk orang yang bisa dibilang cukup cengeng. Apa ia bisa menahan rasa sakit itu bila datang suatu saat.
"Woy, Napa jadi ngelamun sih lu" Melvy pun menepuk pundak Viany saat ia menyadari bahwa setelah mendengar ucapan Wirda tadi sahabatnya itu malah diam terlihat seperti memikirkan perkataan Wirda tadi.
"Enggak, gue cuman mikirin ucapan Wirda aja tadi. Bener apa yang dia bilang gue harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Kalau pun gue punya rasa sama Dymash gue juga harus bisa Nerima juga kalo suatu saat gue bakal sakit hati dengan perasaan itu sendiri. Tapi gue mikir apa gue sanggup, apa gue bisa baik-baik aja ketika itu terjadi"
Mendadak semua diam mendengar ucapan Viany. Mereka semua merasa sungguh berat jika memang itu akan terjadi suatu saat nanti. Viany tak pernah merasakan suka pada seseorang sebelumnya tapi disaat ia merasakannya apa ia akan sekaligus merasakan sakit hati itu. Sungguh, mungkin tak ada yang ingin merasakan perasaan seperti itu.
"Ada kita disini Vi, kita bakal selalu ada buat bantuin lu. Gausah takut kita juga pasti bakal ngehibur lu saat lu sedih. Yang penting sekarang jalanin aja dulu. Siapa tau kalo emang lu suka sama dia itu bisa buat lu happy" Melvy pun mencoba meyakinkan Viany bahwa semua akan baik-baik saja karena mereka akan selalu ada untuk Viany.
Saat sedang asik mendengarkan curhatan Viany tiba-tiba terdengar suara sendawa salah satu dari mereka spontan mereka pun terdiam dan menatap kemana sumber suara tersebut. Ternyata Tiany lah yang bersendawa
"Buset ya lu, keras banget kalo sendawa"
"Udah abis aja tuh makanan"
"Yang lain pada dengerin si Viany curhat lah lu malah asik makan sampek udah abis pula"
"Hehehe, maap lah ya namanya juga pulang sekolah laper ya gue makan lah. Gue juga dengerin kok kalian ngomong apa daritadi" Tiany pun hanya menyengir kuda melihat ketiga sahabatnya memprotes kelakuannya.
Begitulah keasikan mereka saat berkumpul. Memang mereka berempat selalu bersama-sama tak jarang mereka saling bercerita jika ada masalah dan saling membantu. Tak dipungkiri pula kadang diantara mereka ada cekcok atau kesalah pahaman tapi mereka bisa mengatasinya dengan baik.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TO BE CONTINUE

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Moveon
Fiksi RemajaMove on.. Suatu hal yang sulit dilakukan jika seseorang sudah terlanjur sayang pada orang lain terlebih lawan jenis. Hal itu pula yang dirasakan Viany, ia sudah terlalu dalam memiliki perasaan dengan sahabatnya sendiri. Semua berawal saat datangnya...