Suasana dikelas saat ini sedang ramai. Suasana itu kerap terjadi saat kelas mereka sedang tidak ada guru, seperti sekarang. Guru mereka tidak bisa mengajar saat ini dikarenakan menemani anaknya yang sedang sakit.
Viany dkk sedang asik bermain UNO dengan Dymash dkk saat ini. Ya, entah mengapa akhir-akhir ini mereka jadi suka bermain permainan itu setiap kali ada waktu. Entah waktu saat tidak ada guru seperti ini atau saat mereka sedang berkumpul dirumah salah satu dari mereka. Menurut mereka bermain UNO merupakan hal yang wajib untuk saat ini.
Saat sedang asik menikmati permainan mereka sambil bercanda gurau, Wirda pun mendadak ijin untuk tak ikut bermain dulu.
"Guys, gue ga ikut main dulu deh, perut gue mendadak sakit nih." Ucap Wirda mengeluh sakit sambil memegangi perutnya.
"Lu kenapa dah tiba-tiba sakit perut gitu" tanya Tiany pada Wirda saat melihat ia kesakitan.
"Maag lu kumat ya? Jangan-jangan lu tadi ga sarapan" tanya lagi Viany pada Wirda.
"Udah tau punya penyakit maag eh malah ga makan. Ga kasian lu sama tubuh lu sendiri." Ucap Melvin menasehati Wirda dengan sok bijaknya.
"Badan udah kurus tambah kurus dah lu" ucap Dymash dengan tersenyum meledek. Sementara yang lain pun tertawa mendengar perkataan Dymash barusan.
"Yaudah yuk ke uks aja biar nanti gue minta obat buat lu." Ucap Melvy mengajak Wirda ke uks agar ia bisa sekalian istirahat disana.
Mereka pun bergegas pergi ke uks mengantar Wirda. Sementara Tiany pergi ke kantin untuk membelikan Wirda roti agar perutnya terisi. Ditengah perjalanan mereka pun berhenti karena Wirda mengeluh tambah sakit di perutnya.
"Bentar-bentar istirahat dulu perut gue tambah sakit nih" ucap Wirda meminta berhenti sebentar untuk menetralkan rasa sakit di perutnya.
"Sakit banget? Masih kuat jalan ga nih" ucap Melvy bertanya pada Wirda.
"Atau lu mau gue ke uks buat minta obat sementara lu tunggu disini sama Melvy" ucap Viany menawarkan diri untuk memberi saran.
"Ga usah udah mendingan kok ini. Lanjut jalan lagi yuk" ajak Wirda pada kedua temannya itu. Kemudian mereka pun berjalan memapah Wirda.
Saat mereka ingin berjalan menuju uks yang berada di sebrang mereka saat ini. Tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang terjatuh.
Brakk
"Aww..." ucap seseorang. Kemudian mereka pun mencari sumber suara tersebut. Betapa kagetnya mereka saat tau siapa orang yang terjatuh itu."Viany..." ucap mereka dengan sedikit berteriak karena mengetahui bahwa yang terjatuh tadi adalah Viany. Kemudian mereka pun membantu Viany untuk duduk dan meluruskan kakinya.
"Vi... lu gapapa" ucap Wirda bertanya dengan nda panik.
"Aduh aduh, sakit kaki gue" ucap Viany meringis sambil mengaduh kesakitan
"Kok bisa sih lu jatoh, udah tau ada turunan. Ini sih kayaknya keseleo kaki lu" ucap Melvy yang memegang kaki Viany saat ini.
"Gue kira tadi turunannya masih jauh" ucap Viany menjawab omongan Melvy tadi.
"Plis lah Vi, lain kali jalan nya hati-hati. Lu suka banget bikin kita khawatir deh" ucap Melvy memberi leringatan pada Viany.
"Iya iya, kalian ke uks gih, kasian Wirda biar bisa istirahat juga dia" Viany pun menyuruh mereka untuk melanjutkan jalan mereka menuju uks karena masih khawatir dengan keadaan Wirda.
"Ya ga bisa lah Vi, masak kita ninggalin lu dengan keadaan lu kek gini" ucap Wirda menolak. Bagaimana pun ia juga khawatir sekaligus tak tega melihat kondisi Viany yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Moveon
Roman pour AdolescentsMove on.. Suatu hal yang sulit dilakukan jika seseorang sudah terlanjur sayang pada orang lain terlebih lawan jenis. Hal itu pula yang dirasakan Viany, ia sudah terlalu dalam memiliki perasaan dengan sahabatnya sendiri. Semua berawal saat datangnya...