Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap murid. Mungkin akan menjadi hari yang bahagia sekaligus moment yang tidak akan bisa dilupakan bagi sebagian orang. Tapi tidak menurut Viany, hari yang ia kira akan menjadi hari bahagia malah menjadi hari yang sangat buruk baginya.
Bagaimana tidak hari ini hari wisudanya, mungkin sekaligus hari terakhir ia bertemu dengan teman-teman nya itu sebelum mereka berpisah menuju jalan yang berbeda menurut mereka masing-masing. Tapi malah menjadi hari yang menyedihkan, karena memang disamping jarang bertemu kedepannya, saat ini pun mereka tak lagi saling akrab seperti dulu.
Ya, masalah yang terjadi di taman hiburan beberapa waktu yang lalu masih saja berkelanjutan. Diantara mereka Dymash, Wirda, dan Tiany tak pernah saling sapa sejak kejadian itu. Waktu itu Viany sudah berbicara pada Wirda dan Tiany tapi memang diantara mereka tidak mau berbaikan karena bagi Wirda dia tidak salah sementara Tiany sudah terlalu capek dengan sifat egois Wirda. Dymash sendiri pun tak lagi ingin membahas apapun tentang itu, jadilah Viany dan Melvy hanya pasrah dengan adanya masalah ini.
Hal itu pastinya membuat Viany sedih, karena kelulusan yang seharusnya bahagia malah seperti ini. Palnning kelulusan yang sudah ia bayangkan sudah hancur berantakan. Mungkin itu sudah takdir tuhan, bahwa pertemanan mereka hanya sampai disini.
Saat ini Viany sedang berangkat menuju gedung dimana ia wisuda. Ia sedikit terlambat karena memang awalnya ia kira jalan tidak semacet hari ini. Acara akan dimulai pukul 08.00 sementara sekarang sudah hampir jam 08.00 dan Viany masih dijalan.
Setelah beberapa saat ia terjebak macet sampai lah ia di gedung tersebut. Benar apa yang ia kira bahwa ia akan telat, karena acara sudah beberapa menit yang lalu dimulai. Mau tidak mau Viany pun langsung masuk dengan berjalan cepat dan langsung duduk ditempat kosong disamping Melvy.
"Lu dari mana aja sih, kok baru sampek"
"Iya tadi gue kejebak macet. Udah lama mulainya?"
"Ya ga begitu lama sih, tuh baru sambutan ketua"
Viany pun mengatur nafasnya yang sedikit ngos-ngosan dan ia pun bernafas lega, setidaknya ia tidak terlalu telat.
---------------------------
Acara pun telah selesai dilaksanakan, sekarang mereka sedang berfoto mengabadikan moment yang kelak akan mereka rindukan pastinya. Viany, Wirda, dan Melvy tengah asik berfoto. Ditengah foto ia merasa sedih karena seharusnya ada Tiany ditengah mereka, tapi hal itu tidak mungkin terjadi mengingat apa yang terjadi pada saat ini.Setelah puas berfoto saat Viany sedang mencoba menghubungi ortunya agar mereka pulang duluan karena ia masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-teman nya. Tiany pun menyapa Viany dan mengajaknya untuk berfoto ditempat yang agak jauh dari tempatnya berfoto dengan Wirda dan Melvy tadi.
"Vi, foto bareng yuk"
"Eh.. iya Ayuk"
Mereka pun akhirnya berfoto dengan berbagai gaya.
"Eh gue pengen foto bareng Melvy juga nih nanti kita foto bertiga"
"Bentar.. gue panggil Melvy dulu kalo gitu"
Viany pun berjalan meninggalkan Tiany untuk memanggil Melvy agar ia bisa berfoto bersama. Tak lama kemudian Viany datang bersama Melvy menghampiri dimana Tiany berada.
Mereka pun akhirnya berfoto. Setelah Tiany dan Melvy berfoto berdua mereka pun akhirnya berfoto bertiga dengan meminta tolong salah satu temannya untuk memfoto mereka.
"Ga mau foto sama Wirda sekalian biar lengkap" tanya Viany pada Tiany dengan niat Tiany mau sebagai langkah awal mereka dekat kembali.
"Enggak deh, lagian dia juga gabakal mau kan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Moveon
Novela JuvenilMove on.. Suatu hal yang sulit dilakukan jika seseorang sudah terlanjur sayang pada orang lain terlebih lawan jenis. Hal itu pula yang dirasakan Viany, ia sudah terlalu dalam memiliki perasaan dengan sahabatnya sendiri. Semua berawal saat datangnya...