14. Perasaan Lain

18 1 0
                                    

Hari terlihat mulai gelap. Malam pun tiba, tapi mereka masih saja berada diperjalanan menuju jogja. Jam menunjukkan pukul 19.00, masih banyak murid yang sedang asik melakukan kegiatan apa pun entah itu bernyanyi menirukan lagu yang diputar, bergosip atau memakan makanan ringan yang mereka bawa dari rumah.

Terlihat Viany memandang keluar kearah jendela lagi dan lagi. Melihat apapun yang dilewati. Sementara Melvy yang sedang main hp pun menengok kearah sahabatnya itu, mengapa ia diam saja. Melvy mengira bahwa bahwa Viany telah tidur. Viany yang merasa diperhatikan pun menoleh kearah Melvy.

"Ngapain lu liatin gue kek gitu" ungkap Viany saat tau Melvy melihatnya.

"Gapapa, gue kira lu tidur. Daripada diem mending lu cerita-cerita sini sama gue" saran Melvy pada sahanatnya itu agar ia tidak diam saja.

"Cerita apa cobak. Gue lgi pengen diem aja nikmatin jalanan diluar" enggan Viany saat mendengar usul Melvy tersebut.

"Eh btw, kok gue perhatiin itu si Wizky suka godain lu mulu sih semenjak kita deket ama mereka" tanya Melvy memulai pembicaraan agar tidak terjadi kesunyian diantara mereka.

"Gue juga heran deh sama dia, masak dia bilang ya dia terhibur gitu pas goda gue kan aneh ya. Suka suka dia aja lah" Viany pun terlihat enggan membahas tentang itu.

"Lu ga baper kan sama dia?" Tanya Melvy lagi. Meyakinkan agar sahabatnya itu tidak baper dengan Wizky.

"Enggak lah, lu tau gue masih belom bisa lupain seseorang itu dari hati gue. Ga mungkin gue baper sama orang lain kalo posisinya gini" jawab Viany menjawab pertanyaan Melvy.

"Tapi kalo dipikir-pikir ya Wizky tuh ganteng tau daripada Dymash. Kan mayan kalo suka sama Wizky daripada Dymash kan udah punya pacar" pernyataan Melvy secara tidak langsung yang dapat menghasut Viany itu.

"Jadi lu mau gue sama Wizky yang sifatnya suka baperin cewek sana-sini" tanya Viany tak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Melvy.

"Ya maksut gue selama dia gapunya pacar dia bebas dong baperin lu. Siapa tau itu berhasil buat lu lupain Dymash. Syukur-syukur kalo lu baper aja ama dia jangan sampek suka lah sama dia. Gue ngedukung lu lupain Dymash bukan ngedukung lu suka sama Wizky" ungkap Melvy lebih meyakinkan sahabatnya.

"Serah lu deh gue gatau. Fokus gue cuman lupain Dymash tapi entah dengan cara apa gue gatau." Ucap Viany mengakhiri obrolan mereka. Melvy yang mengerti maksud Viany pun hanya diam saja tampa membalas omongan sahabatnya itu.

Tak lama setelah itu bus pun berhenti di salah satu tempat pengisian bahan bakar untuk istirahat sejenak. Sekaligus memberikan waktu bagi murid-murid untuk ke toilet.

Viany pun merasa ingin pergi ke toilet karena ingin buang air kecil. Ia pun menatap sahabatnya yang tengah terlelap. Ingin membangungkan tapi ada rasa sungkan. Tapi mau gimana lagi rasanya ia sangat ingin ke toilet. Akhirnya pun ia membangunkan Melvy agar ia bisa lewat untuk ke
toilet.

"Mel mel, bangun dong. Oy mel" Viany pun mencoba membangunkan Melvy dengan menepuk lengannya tapi Melvy tak terbangun juga. Akhirnya ia menepuk pelan pipi Melvy dan akhirnya ia terbangun.

"Ehm... kenapa? Udah sampek ya?" Tanya Melvy dengan mata masih setengah terpejam itu.

"Belom elah.. gue mau lewat mau ke toilet lu susah banget sih bangunnya" ucap Viany pada Melvy dan menyuruh ya segera minggir agar ia bisa lewat.

"Ya maap namanya juga tidur lelap banget. Eh mau ditemenin ga nih?" Tanya Melvy menawarkan diri untuk menemani sahabatnya itu.

"Gausah.. lu tidur aja lagi. Diluar juga banyak anak-anak yg ke toilet kok" Viany pun menolak ajakan Melvy karena kasian melihat Melvy masih sangat ngantuk jadi ia tak tega.

Let's MoveonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang