Hari telah berubah menjadi malam. Terlihat Viany sedang berada di sebuah kamar yang bernuansa biru putih serta terdapat banyak boneka doraemon di kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 tapi viany belum juga menutup matanya untuk segera tidur, dia nampak memandang langit-langit kamarnya sambil memeluk salah satu boneka doraemon koleksinya.
"Kenapa gue jadi kepikiran tuh anak baru terus sih, gue jadi kepo tentang dia. Tapi.. gue tanya siapa ya buat tau tentang dia" sambil mengetukkan jari telunjuknya di dagu nya seraya sambil berpikir.
Viany pun tersenyum sambil menjentikkan jarinya
"Ahaaa... gue tanya Yasmine aja kali ya, kan denger-denger dia temen Smp nya si Dymash. Oke deh besok gue tanya dia aja". Seraya menarik selimut dan memeluk bonekanya Viany pun memejamkan matanya sambil terukir senyum di bibirnya.
--------------------------
Matahari telah bersinar, kicauan burung pun bersahutan seperti nyanyian di yang menemani perjalanan Viany saat pergi ke sekolah. Saat telah memasuki gerbang sekolah ia pun segera memarkirkan motornya di parkiran yang telah disediakan bagi motor siswa disekolahnya.Setelah ia memarkirkan motornya, dari kejauhan terlihat Dymash yang berjalan hendak menuju kelas dengan sesekali menirukan nyanyian yang keluar dari aerphone yang ia pakai. Seakan terhipnotis oleh pesonanya, Viany pun mengikuti langkah kakinya sambil terus memandang kearah Dymash yang terus berjalan tanpa tahu ada yang mengikutinya dari belakang.
Saat sampai di depan pintu kelasnya Viany pun memberhentikan langkahnya. Ia terus saja memandang kearah Dymash yang hendak duduk di bangkunya. Sampai ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Yang ternyata adalah Melvy sahabatnya.
"Woy, lu ngapa dah berdiri di tengah pintu kek gini"
Viany yang ditepuk pundaknya pun tersadar dari pandangannya yang terarah ke Dymash.
"Eh Melvy... Hehe" ucap Viany saat ia mengetahui bahwa yang menepuk pundaknya adalah Melvy. Ia sebenernya malu jika ia ketahuan memandang kearah Dymash sampai ia berdiri di tengah pintu seperti ini.
"Lu ngapain dah berdiri sendiri disini ngalamin jalan aja deh"
"Kepo deh lu hm" ucap Viany sambil mencubit pipi Melvy yang memang terlihat tembem tersebut.
"Eh sakit gubluk. Pipi gue tambah melar ini lu cubitin terus" ucap Melvy cemberut sambil mengusap pipinya yang sakit itu.
"Hehehee abisnya gue gemes liat pipi lu Mel". Melvy pun heran yang melihat tingkah temannya itu tumben sekali terlihat ceria.
"Lah.. tumben lu keliatan seneng gitu. Biasanya tuh muka datar aja tuh"
"Hahaha ada deh"
Mereka pun berjalan menuju bangku mereka berdua sambil terus berbincang-bincang mulai dari pembicaraan yang menurutnya lucu sampai pembicaraan yang tidak penting. Begitulah mereka kalau sudah bersama, ada saja hal yang mereka bicarakan.
"Eh iya katanya lu kepo tuh sama anak baru, ayok gue temenin kenalan ama dia" Viany pun kaget dengan apa yang diucapkan Melvy.
"Lu aja sana, gue ga mau. Tapi kalo ada info bagi ya hehe" ucap Viany dengan cengirannya sambil mendorong pelan pundak Melvy sekan akan mengusirnya.
"Yeee.. yaudah gue kenalan dulu sama dia, siapa tau bisa akrab gue juga mendadak kepo sama dia bye". Melvy pun meninggalkan Viany sendirian di bangkunya.
Sementara itu Viany pun memutuskan melangkahkan kakinya ke bangku belakang dimana Yasmine duduk, ia pun berpikir ini adalah waktu yang tepat. Ia pun segera mengambil duduk di bangku kosong samping Yasmine.
"Eh Yas gue mau tanya tentang Dymash dong sama lu, katanya lu temen Smp nya kan" Viany pun memulai pembicaraanya.
"Lu orang kesekian yang tanya tentang dia wkwk"
"Emang siapa aja yang udah tanya?"
"Temen lu Melvy, terus Anna, Mila dari kelas sebelah juga"
"Kok Sampek kelas sebelah tanya juga? Emang dia kenal?"
"Ya soalnya kan kebanyakan kelas sebelah tuh temen SMP Dymash sama gue juga, ya jadinya banyak yang lumayan yang nanyain tentang dia kenapa dia pindah gitu lah"
"Dia anak mana sih, terus kenapa dia pindah kesini"
"Dia anak Banjartengah, tempatnya ga jauh juga sih dari sini. Katanya sih dia pindah kesini karena di suruh sama ayahnya. Karena itu emang pesen terakhir ayahnya sebelum meninggal"
"Astaga... ternyata dia anak yatim"
"Iya baru-baru ini sih ayahnya meninggal. Dia juga pindah kesini karena ayahnya mau dia jadi anak yang lebih baik. Dalam artian ga ikutan nakal kek temennya dulu disekolah lama"
Karena memang disekolah Viany tersebut termasuk sekolah yang disiplin dengan aturan ketatnya. Beda dengan sekolah Dymash dulu murid disana bisa bebas melakukan apa pun tanpa aturan yang ketat.
"Kok gue jadi sedih ya denger cerita kalo dia anak yatim" Viany pun seketika merubah wajahnya menjadi sedih. Sungguh ia tak bisa membayangkan betapa sedihnya kehilangan orang tua seperti itu.
"Hahaha udah jangan baper lu"
"Btw lu deket banget kah dulu sama dia" Viany pun mendengarkan ucapan Yasmine sambil menopang tangan kananya ke dagu.
"Ya lumayan lah, dia dulu sering cerita banyak sama gue tentang hubungan dia sama pacarnya yang kebetulan pacarnya tuh temen akrab gue juga. Kasian sih dia ditinggal pacarnya cuman demi cowok lain". Viany yang mendengar itu pun kaget.
"Kok bisa. Jahat banget tuh cewe"
"Iya sampek sekarang mungkin Dymash masih ga bisa mov..."
Omongan Yasmine pun terhenti karena bunyi bel terdengar dengan nyaring.
"Eh Yas nanti lanjut lagi yah, udah bel. Thanks infonya" Viany pun beranjak meninggalkan Yasmine dan menuju bangkunya.
~~~~~~~~~~~~~
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Moveon
Novela JuvenilMove on.. Suatu hal yang sulit dilakukan jika seseorang sudah terlanjur sayang pada orang lain terlebih lawan jenis. Hal itu pula yang dirasakan Viany, ia sudah terlalu dalam memiliki perasaan dengan sahabatnya sendiri. Semua berawal saat datangnya...