Jinyoung baru selesai mandi dan bersiap, menghentikan langkah ketika melewati kamar Gyuri saat mendengar sayup-sayup ada obrolan disana.
"jadi bagaimana? Akan bagus untukmu jika Jihoon segera pergi dari sini"
"tapi aku tidak setuju dengan caramu, menyakiti fisik Jihoon hanya akan berakhir bodoh karna Jinyoung tidak akan tinggal diam"
"lalu? Janin di perut Jihoon adalah penghalang terbesarmu saat ini"
"aku tetap tidak setuju, aku memang ingin Jihoon pergi tapi tidak dengan menyakiti fisiknya apa lagi janinnya"
Jinyoung hendak menerobos masuk tapi seseorang menahannya lalu menariknya menjauh dari kamar Gyuri.
"jangan"
"tapi-"
"kita sudah mendengar niat busuk Jiwoo dan beruntung Gyuri menolaknya, yang harus kau lakukan adalah membujuk Gyuri agar tetap pada pendiriannya untuk tidak menyakiti Jihoon dan kandungannya"
"lalu aku harus apa?"
"buat penawaran yang menguntungkan kalian bertiga terutama untuk menjaga Jihoon, tidak ingin mencoba sesuatu yang di ucapkan mertua keduamu?"
"huh?"
"menjadi teman musuhmu adalah cara terbaik untuk mengalahkannya, wanna try?"
...
Yonghee baru pulang dari rumah sakit setelah beberapa hari di rawat, ia sendirian di apartemen dan menolak ketika Luhan menawarinya untuk menemani atau mengajaknya kerumah Bae sedangkan Minju masih sekolah. Yonghee berjalan menuju lemari di kamarnya dan menatap nanar sepatu dan beberapa aksesoris yang sebenarnya akan ia gunakan di pernikahannya minggu depan.
Yonghee mengambil kotak itu dan membuangnya ke tempat sampah di kamarnya, sudah tidak ada gunanya ia menyimpan semua itu.
Rencana pernikahannya hancur, hari bahagia yang ia tunggu sejak lama tidak akan terwujud minggu depan.
"aku membencimu Yoon Hyunsuk, aku sangat membencimu" geram Yonghee, pipinya kembali basah dan ia tidak peduli.
Bel apartemennya berbunyi, Yonghee menghapus air matanya dan segera membuka pintu. Mungkin itu adalah pizza yang ia pesan setengah jam lalu tapi senyum yang sempat ia ukir di wajahnya demi bersikap ramah pada kurir makanan sirna ketika seseorang yang sangat tidak ingin ia temui berdiri di hadapannya, menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"maaf mungkin anda salah alamat"
Yonghee berusaha menutup pintu tapi di tahan, menghela nafas kasar Yonghee dengan berani menginjak dengan keras kaki yang menghalangi pintu hingga empunya memekik dan ia segera menutup pintu dengan kasar dan menguncinya rapat.
"Yonghee buka pintunya. Aish.. Ya! Setidaknya bertanggung jawablah pada kakiku, sakit!"
"pergilah, kau bisa kerumah sakit jika kakimu masih sakit"
"bagaimana caranya aku menyetir jika kakiku sakit seperti ini? Buka pintunya"
"tidak mau, pergi dan jangan ganggu aku lagi"
"Kim Yonghee jangan membuatku semakin kesal, buka pintunya atau aku dobrak"
"dobrak saja, aku akan panggilkan petugas keamanan untuk mengusirmu karna mengganggu ketenangan"
"dasar keras kepala"
"tidak berkaca" cibir Yonghee pelan dengan bibir mengerucut.
"PIZZA.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap In An Affair [ Deepwink ]
FanfictionBae Jinyoung adalah korban perjodohan atas perjanjian gila sang Ayah. Jinyoung di paksa menikah dengan seorang wanita yang usianya bahkan lebih tua 10 tahun darinya, Jinyoung benci hidupnya dan tidak puas dengan pelayanan istrinya hingga akhirnya ia...