Sirius Black tidak mati ketika dia jatuh melalui selubung, sebagai gantinya dia diberi kesempatan kedua, bangun sebagai dirinya yang berusia 21 tahun, seminggu sebelum Halloween 1981. Berbekal dengan pengetahuan tentang masa depan, Sirius berjuang u...
Mantra yang digunakan dalam chapter ini diciptakan oleh Robin4 di cerita Unbroken Universe miliknya yang sudah memberi penulis (the-writer1988) izin untuk menggunakannya.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jumat 11 Desember 1981
Pada saat ini Sirius menyadari dia punya dua pilihan. Yang pertama adalah membuat Voldemort terus berbicara dan berharap dia tidak akan terlalu menyiksanya dalam upayanya menemukan James, Lily, dan Harry—yang bukan sesuatu yang bisa dia berikan—tetapi selama Voldemort percaya bahwa dia adalah kunci untuk keberadaan mereka dia—semoga—tidak akan membunuhnya. Pilihan kedua jauh lebih cocok baginya: nekat dan memberi perlawanan. Bahkan tanpa tongkat di tangannya, Sirius masih bisa menjadi lawan yang tangguh kalau dia mau.
Pangeran Kegelapan hanya berdiri di sana mengawasinya dengan mata merah menyala itu. Itu sangat mengerikan.
"Kau memiliki informasi yang kubutuhkan," Pangeran Kegelapan akhirnya berkata. "Kau berusaha menjebakku dan gagal. Sekarang kita punya banyak waktu. Penjaga Rahasiamu tidak pernah memberi tahu orang lain di mana kau berada. Tidak ada yang menyelamatkanmy dan tidak ada yang mendengar kau menjerit."
Sirius menelan ludah, matanya bergerak cepat ke sekeliling ruangan, mencari apa pun yang bisa membantunya. Semua jebakan yang telah ia pasang telah dinonaktifkan. Voldemort baru saja menghambat jebakan-jebakan itu karena dia sudah menduganya.
"Aku harus berterima kasih karena kau meninggalkan catatanmu. Jika para Pelahap Mautku yang setia tidak memutuskan untuk menyelidikinya, mungkin jebakanmu akan berhasil dan kau tidak akan berada dalam posisi sekarang sebagai tahananku."
"Aku bukan tahananmu!" bantah Sirius dengan marah sambil melotot ke arah monster di depannya.
"Kau tidak punya tongkat. Tak ada cara untuk lolos dariku," jawab ular itu. Dia menjentikkan tongkatnya dan tali melesat keluar dari ujungnya, menuju Sirius yang berlari menghindar, bergerak ke sisi lain ruangan.
"Aku tidak akan ikut denganmu! Aku juga tidak akan tunduk untuk ditanyai olehmu!" jawabnya. Bukan ide terbaiknya untuk memancing Voldemort, tapi dia harus melakukan sesuatu. Perangkapnya dihancurkan oleh sihir Voldemort dan dia membutuhkan tongkatnya untuk dapat menonaktifkan Mantra Fidelius. Dia bisa melakukan sihir tanpa tongkat namun untuk menghancurkan Mantra Fidelius dia membutuhkan tongkat sihir. Seharusnya dia benar-benar mempertimbangkan untuk membeli tongkat kedua, namun itu adalah satu hal yang tidak dia pertimbangkan saat merencanakan konfrontasinya sendiri dengan Voldemort.
Tentu saja dia bisa dengan mudah menonaktifkan Mantra Fidelius setelah Peter pergi, sayangnya penelitian kuno mengatakan bahwa Penjaga Rahasia akan tahu jika mantranya diturunkan, karena itu dia yakin Voldemort tidak akan datang mengejarnya jika dia dapat dengan mudah mengirim Pelahap Mautnya sendiri untuk melakukan pekerjaan kotornya.
