Senin 2 September 1991
"Voldemort ada di sini." Sirius bahkan tidak repot-repot menyapa ketika dia berjalan langsung ke kantor Kepala Sekolah. Kelas akan dimulai dalam satu jam, tetapi Sirius ingin memberi tahu Kepala Sekolah bahwa dia saat ini kedatangan tamu penyihir paling gelap sepanjang masa, meskipun dia tahu Dumbledore sudah sadar akan fakta itu.
"Aku tahu, Sirius," jawab Kepala Sekolah dengan tenang. "Kau sudah memberitahuku bahwa Voldemort merasuki Quirrell di garis waktu awal untuk memperoleh Batu Bertuah. Aku tidak bisa mencegah Profesor Quirrell. Aku percaya Voldemort mengincar Batu Bertuah, itu sebabnya aku menyimpannya dengan aman di kantorku."
"Kau menyimpan batu itu di sini?" Sirius menganga. Dia pikir mereka sudah sepakat untuk tidak meletakkan Batu itu di Hogwarts.
"Iya. Nicholas Flamel memintaku menjaganya sampai ancaman itu berlalu. Namun, alih-alih memasang perangkap, mengambil tempat di koridor, dan membuatnya jelas di mana Batu itu berada, aku memutuskan untuk menyimpannya di dalam kantor ini. Tidak ada yang bisa menembus pertahananku selain aku. Dan tidak seorang pun, kecuali kau, tahu itu ada di sini. Tak satu pun dari Profesor lainnya menyadari keberadaan batu itu di dalam dinding ini. Voldemort menganggap itu masih di tangan Nicholas Flamel."
Sirius melipat tangannya di dada. "Tetapi siapa pun dapat masuk ke kantor ini jika mereka mengetahui kata sandi yang diketahui oleh setiap anggota staf. Berapa lama kau hendak membiarkan Voldemort berkeliaran di belakang kepala Quirrell? Apakah mungkin untuk menahan dia?" Dia tahu Profesor itu mati ketika Voldemort meninggalkan tubuhnya, tapi pria itu terluka parah oleh perlindungan Lily ketika ia menyerang Harry...
"Aku yakin Voldemort akan meninggalkan tubuh Quirrell jika dia memiliki kesempatan untuk merasukimu. Dia tidak akan berani melakukannya sampai dia yakin dia bisa mendapatkan Batu Bertuah. Aku tidak bermaksud menahan Voldemort di sekolahku untuk waktu yang lama."
"Aku tidak suka dia ada di sekitar Harry." Tatapan Sirius tajam ketika dia mengamati reaksi Dumbledore.
"Harry benar-benar aman dengan Quirrell yang mengajar dia sebelumnya. Tidak ada yang terjadi padanya sampai dia berhadapan langsung dengan Profesor itu. Aku tidak melihat alasan mengapa Quirrell akan menimbulkan ancaman bagi Harry di garis waktu ini sekarang," kata Dumbledore dengan hati-hati.
Sirius menghela napas. Dia tidak bisa membantahnya, tetapi dia benci membayangkan Voldemort sedang di sekitar anak-anak, terutama anak baptisnya. "Lalu apa yang bisa kulakukan untuk memastikan kita menghentikan ini dengan cepat?"
"Mengawasi Quirrell. Awasi dan amati dia... Ketika waktunya tepat, kita akan memasang perangkap. Yang diharapkan akan menarik Voldemort keluar dari tubuh Quirrell," jelas Dumbledore. "Kita bisa berharap untuk menjebaknya ketika perhatian sekolah teralihkan oleh hal lain."
Sirius sudah memberi tahu Dumbledore semua yang dia ketahui tentang tahun pertama Harry di garis waktu awal. Dia punya firasat bahwa dia tahu apa yang dimaksud Kepala Sekolah. "Troll?" Quirrell membiarkan Troll masuk ke kastil sebagai pengalih perhatian sehingga dia bisa pergi dan mencari Batu Bertuah. "Kau senang membiarkan Troll masuk ke Hogwarts?" Dia terkejut Kepala Sekolah cukup tenang mengenai situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisting Time | ✔
Fiksi PenggemarSirius Black tidak mati ketika dia jatuh melalui selubung, sebagai gantinya dia diberi kesempatan kedua, bangun sebagai dirinya yang berusia 21 tahun, seminggu sebelum Halloween 1981. Berbekal dengan pengetahuan tentang masa depan, Sirius berjuang u...