Chapter 32

678 101 19
                                    

5,7k words :') Maap-maap aja kalo tulisannya berantakan, males ngedit lagi, udah mumet banget. Mohon review-nya, ya!

 Mohon review-nya, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu 5 April 1992

Jubah gaib itu tergeletak di lantai kantor Dumbledore. James menatap tempat di mana anaknya baru saja berada. Dia hilang... Dan mereka semua masih di sini. Rasa syok tumbang ke kesadarannya. Di sampingnya, Lily jatuh berlutut dan meraih jubah tesebut. Satu kata meraung dari mulutnya.

"HARRY!"

***

Matahari baru saja mengintip dari balik cakrawala di kejauhan. Sinar kecil menerangi area pemakaman. Harry berkedip. Di depannya berdirilah Voldemort dan tepat di belakangnya ialah Sirius. Tetapi Harry segera menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres. Orang tuanya tidak ada di sisinya. Dia juga tidak memakai jubah gaib lagi. Dia datang ke sini sendirian. Ikatannya dengan Sirius tidak memperkenankan dirinya untuk membawa orangtuanya atau siapa pun bersamanya. Mereka telah meremehkan segalanya.

Napas Harry bertambah cepat. Dia baru berusia sebelas tahun... Dia memasukkan tangannya ke dalam saku jubah dan mengeluarkan tongkatnya. Dia belum cukup tahu sihir untuk bertarung dalam situasi seperti ini. Dia gemetar ketakutan, matanya membelalak khawatir saat Voldemort menatapnya. Senyum jahat melengkung di bibir monster itu.

Kata-kata yang dia ucapkan sangat mengguncang Harry.

"Potter. Betapa menyenangkannya kau bergabung dengan kami."

Senyuman di wajah yang mirip seperti ular itu sangat menakutkan.

"Harry... Bagaimana... Bagaimana..." Sirius terengah-engah dari belakang Voldemort.

Harry bisa melihat keterkejutan dan kengerian di wajah ayah baptisnya. Dia tidak bisa bicara. Tongkatnya tidak stabil; gemetar yang berasal dari tubuhnya menguasai dirinya.

"Inikah upaya penyelamatan Dumbledore yang menyedihkan?" Voldemort memiringkan kepalanya. "Hanya seorang anak? Namun bagaimana kau bisa melewati perlindunganku? Aku tahu Dumbledore telah berusaha mencari lubang di dalam perlindungan ini... tapi bagaimana kau bisa?"

Harry menelan ludah.

Tongkat sihir mendekat.

Mata Harry membelalak.

Sirius berteriak. "MENUKIK!"

Harry mengempaskan diri ke samping saat pancaran cahaya merah terbang melewatinya. Dia bergegas menjauh, berguling, terus berpindah. Tapi kemudian dia merasakan sakit yang hebat di dadanya dan dia ambruk. Jeritan meluncur dari bibirnya, tapi dia tahu dia tidak terkena mantra. Harry dengan hati-hati menatap sekeliling dan melihat ayah baptisnya menggeliat di tanah. Voldemort sedang menyakiti dia. Harry merasakannya. Melihatnya. Tongkat itu menunjuk ke arahnya.

Voldemort mengangkat tongkatnya, mengakhiri kutukan, dan menatap Harry kembali. "Kalian berdua terhubung..."

Harry mendengar Sirius mengerang.

Twisting Time | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang