Sabtu 4 April 1992
James menatap tempat di mana Sirius baru saja menghilang. Satu detik sebelumnya ia berlutut di sana di samping mereka, detik berikutnya hilang dalam sekejap. Pikirannya berputar saat dia pertama melihat ke Lily, dan kemudian ke Dumbledore dan Remus yang berbalik tepat pada waktunya untuk melihat Sirius menghilang, lalu James mengarahkan pandangannya pada sosok bayangan Tom Riddle, yang terus menjadi lebih padat.
"Prongs... Di mana Sirius?" tanya Remus, wajahnya pucat.
Ekspresi sedih terlihat di wajah Dumbledore saat dia mengalihkan perhatiannya kembali ke Tom Riddle. Dia sudah tahu.
James menelan gumpalan yang terbentuk di tenggorokannya. "Sirius... Dia membuka tangan Harry. Sebuah... sebuah batu jatuh..."
"Itu Portkey," bisik Lily pelan, menyibakkan rambut dari mata anaknya. Ia sangat pucat. "Itulah yang Dumbledore takutkan..."
Tom Riddle hanya menyeringai, meletakkan lengannya di belakang punggung. "Sangat mudah menipu orang lain... Aku telah melaksanakan sebagian dari peran yang direncanakan untukku." Dia menyeringai. "Sekarang untuk berurusan dengan kalian semua dan memastikan pemulihanku."
"Kau tidak akan menang, Tom," kata Dumbledore. "Kuduga kau tidak mengantisipasi bahwa aku akan datang ke sini."
Anak itu tidak menjawab tetapi malah memusatkan perhatian pada James. "Bahkan walaupun kau mengalahkanku, kau tidak akan pernah menemukan temanmu. Dia akan mati pada saat kita selesai di sini."
James mengertakkan giginya. Inilah semua klarifikasi yang mereka butuhkan untuk berasumsi bahwa Sirius telah dikirim langsung ke tempat persembunyian Voldemort. Si Horcrux itu bekerja sama dengan jati dirinya yang asli.
Remus menggeleng. "Kau salah. Semua ini adalah plot terperinci yang dibuat oleh diri masa depanmu untuk menangkap Sirius. Kau dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian kami sehingga kami tidak dapat menemukannya. Tetapi beberapa dari kami dapat pergi dari sini dengan mengetahui bahwa kami memiliki peluang besar untuk menyelamatkan Sirius sebelum sesuatu terjadi padanya."
Riddle tertawa nyaring, dingin, dan bengis. Tawa itu bergema di sekeliling gua. "Ini sudah direncanakan selama berbulan-bulan. Kalian mungkin telah membunuh Basilisk-ku, sesuatu yang tidak kami duga sebelumnya, tetapi tempat ini telah menyediakan kegunaannya. Black akan mati di tangan diriku yang asli dan anak kesayangan kalian sedang sekarat. Dan dengan kematiannya, aku bisa hidup kembali."
Lily bangkit berdiri, enggan meninggalkan anaknya yang tidak sadarkan diri di lantai batu di belakangnya. "Dia tidak akan mati," katanya, "karena kami bisa menghancurkanmu." Mata hijaunya terfokus pada Riddle dengan keras.
"Lily?" tanya James sambil melirik istrinya. Ada sesuatu di tangan Lily...
"Apakah kau lupa apa yang kau butuhkan untuk bisa hidup kembali?" Lily mengangkat benda yang dipegangnya. Buku harian. Dia berjalan perlahan ke depan, berangsur ke depan yang lainnya. "Harry masih menyimpannya di balik baju. Buku harian ini adalah alasan kau hidup. Jika kami menghancurkannya, kami menghancurkanmu." Nada suaranya kaku dan tidak berbelas kasihan. Lily jarang menunjukkan sisi dirinya yang seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/195159641-288-k330722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisting Time | ✔
FanfictionSirius Black tidak mati ketika dia jatuh melalui selubung, sebagai gantinya dia diberi kesempatan kedua, bangun sebagai dirinya yang berusia 21 tahun, seminggu sebelum Halloween 1981. Berbekal dengan pengetahuan tentang masa depan, Sirius berjuang u...