Follow instagram
@Serllianna_Note author :
1. Ada banyak yang berubah setelah revisi, jadi baca dengan teliti supaya gak bingung.
2. Jika masih ada kalimat yang kurang efektif boleh langsung kasih tau ke aku (Typo atau kalimat yang berbelit)
3. Jangan lupa klik tombol bintang dan comment nya.
4. Chapter 9 ini udah di revisi ya sama aku.Selamat membaca..
***
Setelah kejadian di parkiran tadi, Arvin langsung membawa Adele ke UKS. Tentu saja untuk mengobati bibir gadis itu yang terluka. Awalnya Adele menolak tapi karena melihat penampilannya yang sedikit berantakan akhirnya Adele memilih mengikuti perintah Arvin.
Saat ini gadis itu sedang mencuci mukanya agar terlihat lebih segar. Hal itu tak luput dari tatapan Arvin. Lelaki itu terus menatap Adele hingga gadis itu merasa tak nyaman, apalagi di UKS ini hanya ada mereka berdua, orang orang yang bertugas disini sudah Arvin usir dengan nada dingin nya tadi dan tidak ada yang berani membantah.
"Jangan masuk di Matkul pertama, disini aja sampai istirahat" ujar Arvin.
Adele hanya menganggukan kepalanya, biarlah ia mengikuti kemauan laki-laki itu, Adele tidak ingin disakiti lagi.
Adele mencuci tangannya, setelah itu mematikan keran air dan berbalik menatap Arvin yang juga sedang menatapnya.
"Sini" Perintah Arvin yang menyuruhnya duduk di samping lelaki itu.
Tanpa penolakan Adele menghampiri Arvin yang tersenyum dengan tatapan tak terbaca menatap ke arahnya.
Arvin mengusap rambut Adele dengan lembut setelah gadis itu duduk di atas kasur tepat di sampingnya.
"Soal tadi aku minta maaf" ucap Arvin enteng.
Adele menatap Arvin tak terbaca, perasaannya campur aduk, dadanya bergemuruh hebat. Laki-laki itu dengan mudahnya mengucapkan maaf setelah berbuat kasar padanya bahkan sampai menyentuhnya, andai Adele punya keberanian sedikit saja untuk melawan Arvin pasti ciuman tadi tidak akan terjadi, andai saja.
Adele menunduk, kalah, dirinya mengaku kalah hanya dengan beradu tatap dengan Arvin.
Tanpa Adele sadari Arvin menyeringai, merasa senang saat gadisnya tunduk padanya. Ia bukan tidak tau kalau Adele sebenarnya sangat marah padanya, apalagi setelah ciuman tadi, tapi lihat bukan? Gadis itu tidak melawan, dan Arvin semakin menyukainya.
Di tarik dagu gadisnya supaya mendongak. Arvin suka saat gadis itu tunduk padanya, tapi Arvin tidak menyukai jika Adele menyembunyikan wajah cantik itu dari pandangannya.
Adele menatap mata tajam milik Arvin, jika dilihat dari jarak sedekat ini Arvin memang tampan. Alis mata yang tebal, rahang yang tegas, hidung mancung, dan matanya yang selalu memberikan tatapan intimidasi.
Tanpa sadar Adele meneguk ludahnya.
"Apa-apaan ini? Aku tidak mungkin mengaguminya" sangkal Adele di dalam hatinya hingga tak menyadari wajah Arvin yang semakin dekat dengannya.
Arvin menarik sudut bibirnya, Apa yang gadis itu pikirkan sampai-sampai tidak menyadari pergerakannya. Tangan Arvin bergerak menyentuh pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Teen Fiction(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...