UPDATE!!
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE CERITA INI❤❤
Happy reading:)
-oOo-
Gadis yang sedang terbaring di sebuah kasur menatap kosong ke arah depan. Tatapannya meredup setelah ia membuka matanya, mengingat kejadian semalam yang membuat tubuhnya kembali bergetar.
Ia berharap semalam hanya mimpi, tetapi melihat perban yang menempel di kaki dan kepalanya, tubuhnya yang terasa sakit membuat ia yakin bahwa kejadian semalam adalah nyata sehingga perasaan takut dan kecewa menyerang hatinya secara bersamaan.
Tok tok tok!
Suara ketukan pintu menyadarkan Adele dari lamunannya.
Ceklekk
Pintu terbuka memunculkan wajah wanita paruh baya yang menatapnya terkejut.
"Nona udah bangun?" pertanyaan secara refleks keluar dari mulut Bi Ina.
Adele tersenyum tipis, memang saat ia sadar tadi di kamar ini tidak ada orang. Bahkan Arvin tidak menampakan batang hidungnya, biarlah Adele tidak peduli.
"Apa ada yang nona butuhkan?" tanya Bi Ina dengan raut wajah khawatir yang begitu kentara.
"Enggak ada bi.."
Bi ina meringis melihat luka-luka yang berada di tubuh Nona Adele. Ia sangat terkejut saat baru sampai di rumah ini, mendapati seorang gadis yang sedang terbaring lemah dengan Arvin di sampingnya yang menemani. Sebenarnya apa yang terjadi? Tuannya juga telah memanggil dokter untuk memeriksa keadannya Nona Adele.
"Kenapa bisa kaya gini, Non?"
Adele tersenyum hingga matanya yang sembap terlihat jelas. Apa di rumah ini tidak ada yang tahu kelakuan bejat Arvin? Bolehkah Adele bercerita pada Bi Ina tentang kejadian semalam.
"Enggak apa-apa Bi." Adele memilih bungkam. Ia tidak ingin mengambil resiko.
"Apanya yang-------" ucapan Bi Ina harus terpotong karena mendengar suara deheman seseorang di balik punggungnya.
"Ekhemm!"
Arvin sedang menyandar di depan pintu dengan kedua tangan bersilang dada, tatapannya datar seperti biasa. Tanpa sadar Adele menundukan kepanya saat matanya bersitatap dengan mata tajam itu.
"Tu-an, maaf.." Bagaimana bisa kedatangan tuan Arvin tidak di ketahui oleh kedua perempuan yang sedang mengobrol tadi.
"Keluar." perintahnya dingin.
"Siapkan makan siang!" lanjutnya tanpa melihat pembantu tersebut, matanya masih fokus menatap seorang gadis yang sedang menundukan kepalanya.
Bi ina mengangguk patuh, lalu pergi meninggalkan keduanya dengan suasana hening. Arvin mengunci pintu kamarnya lalu berjalan dengan tenang menghampiri Adele yang masih menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Novela Juvenil(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...