Yey update:")
Typo bertebaran!Happy reading:)
-oOo-
Srettt!!
"Arrghh!"
Gadis itu terpekik saat tiba-tiba Arvin menjambak rambutnya yang menjuntai dengan kencang. Gerakan Arvin yang tiba-tiba membuat Adele tidak bisa menghindar.
"Ar-vin--sa-kitttt!" Suara Adele terdengar kesakitan sekali. Rambutnya terasa mau lepas dari kepalanya.
Arvin mendesis menambah tarikannya hingga kepala gadis itu benar-benar mendongak memperlihatkan wajah kesakitan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Tubuh Adele tertegun melihat tatapan Arvin yang terlihat menyeramkan, raut wajah datar, dan tatapan menusuk membuat gadis itu ketakutan. Tatapan itu terlihat berbeda, sebelumnya Arvin memang pernah menghukumnya tetapi tatapan itu baru Adele lihat.
"Kenapa sayang? Sakit, hm?" tanya Arvin berbisik di telinganya, gadis itu tahu Arvin sedang tersenyum miring, mengejek dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa.
"Hiks," satu isakan berhasil lolos dari mulut Adele.
Arvin menyeringai, tanpa di duga laki-laki itu melepas jenggutannya ke samping dengan sekali hempas, hingga kepala Adele hampir saja terbentur dinding kamar mandi, untung saja gadis itu bisa mengimbangi tubuhnya. Walaupun harus jatuh tersungkur.
Adele merapatkan tubuhnya ke dinding. Keadaannya benar-benar mengenaskan, rambut yang sudah acak-acakan, riasan wajah yang hampir hilang karna air mata, dan baju yang telah kotor.
"Sudah ku bilang untuk jangan berdekatan dengan laki-laki lain! susah emangnya nurut?!" tanya Arvin sambil menatap dingin gadis yang sedang merapatkan tubuhnya ke dinding.
"A-ku hiks------maaf" Adele tidak bisa berkata-kata, lidahnya sulit mengucapkan kalimat lain kecuali meminta maaf karna laki-laki itu terlihat menyeramkan.
Arvin memainkan lidahnya di dalam rongga mulut melihat gadis di depannya yang terlihat mengenaskan.
Arvin terkekeh, gadis itu pantas mendapatkannya. Dasar gadis keras kepala!"Sayang, kira-kira hukuman apa yang cocok untuk kesalahanmu kali ini?" tanya Arvin, matanya terlihat berbinar memikirkan sebuah hukuman untuk Adele.
Arvin maju perlahan mendekati gadis yang semakin meringkuk di dinding. Setelah sampai tepat di depannya, ia berjongkok meraih dagu Adele agar menatapnya.
Takut, hanya kalimat itu yang dapat Arvin deskripsikan dari wajah Adele.
"Hm bagaimana kalau kakimu aku potong? Sepertinya ide bagus!" Ujar Arvin seperti seorang psychopath yang siap membunuh Adele.
"Ja--jangann!" Setelah mendengar ucapan Arvin, gadis itu sontak menggeleng histeris dengan tubuh yang sudah gemetar.
"Loh kenapa? Dengan begitu kau tidak akan bisa kemana-mana, hanya berada di rumahku, menungguku selesai kuliah. Bukankah itu ide bagus Adele?"
Adele terisak mendengarnya, laki-laki itu nampak berbeda dan lebih menyeramkan.
"Ar-vin ja-jangan--hukum a-ku." cicit Adele.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Teen Fiction(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...