Follow instagram :
@Serllianna_Note Author:
1. Ada banyak yang berubah setelah revisi, jadi baca dengan teliti supaya gak bingung
2. Jika masih ada kalimat yang kurang efektif boleh langsung kasih tau ke aku (Typo atau kalimat yang berbelit)
3. Jangan lupa klik tombol bintang dan commentnya
4. Chapter 8 ini udah aku revisiSemoga suka dan selamat membaca
***
Arvin berjalan cepat meninggalkan area kampus sambil menarik tangan gadisnya dengan kencang. Tidak peduli walaupun membolos lagipun tidak ada yang berani memarahinya karena kampus ini adalah milik Kedua orang tuanya. Jadi Arvin bebas melakukan apapun.
"A-rvin pelan-pelan," ucap Adele sembari menyamai langkah kaki Arvin yang lebar dan terburu-buru.
Arvin diam, tatapan matanya begitu tajam menusuk membuat siapa pun yang melihatnya akan tunduk takut. Begitupun dengan Adele, tubuh gadis ini bergetar menahan tangis dan takut yang bercampur aduk, Arvin terlihat sangat menyeramkan. Ia tidak tahu Arvin akan membawanya kemana tetapi yang pasti ini ke arah parkiran. Apakah Arvin ingin mengajaknya membolos?
"Ki-ta mau kemana?" pertanyaan yang lagi-lagi tidak di jawab oleh Arvin.
"Aku masih ada tiga mata pelajaran! kamu nggak mungkin ngajak aku bolos kan?" suara Adele tanpa sadar meninggi entah keberanian darimana, ia tidak sengaja melakukannya.
Arvin memberhentikan langkahnya, lalu mengcengkram lebih kuat tangan mungil itu membuat Adele meringis bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
"Tentu saja aku ingin menghukum mu!" jawab Arvin dengan penuh tekanan di setiap kalimatnya.
Arvin langsung menyeret Adele tanpa perasaan ke mobilnya, mendorong tubuh Adele kencang supaya masuk ke mobil. Arvin sudah benar-benar marah sekarang.
Tubuh Adele bergetar ketakutan apa yang akan Arvin lakukan padanya? Apa Arvin sering bersikap seperti ini kepada perempuan? Perilaku nya sangatlah kasar.
Arvin menutup pintu mobil dengan kencang, membuat Adele menjerit tertahan ia sangat terkejut. Arvin berjalan memutar menuju kursi kemudi setelah masuk ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, melampiaskan kekesalannya.
"Ar-vin pelan-pelan, aku ta-kut"
Pikiran nya kembali mengingat saat Arvin menjambak rambutnya, Adele tertegun apakah akan terulang kembali? Saat itu Arvin seperti mempunyai dua kepribadian.
Bukannya memelankan laju mobilnya Arvin justru semakin cepat mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Tidak peduli dengan jeritan Adele yang ketakutan.
Beberapa menit kemudian Arvin memberhentikan mobilnya secara mendadak, untung saja Adele memakai sabuk pengaman kalau tidak mungkin kepalanya sudah terhantuk dashboard mobil.
Arvin turun terlebih dahulu, lalu menutupnya dengan kencang.
Adele menatap gedung tinggi besar yang berada di depannya, seperti apartemen. Arvin membawanya ke apartemen untuk apa?
"Turun."
Suara Arvin begitu datar, tatapan matanya pada Adele pun terlihat sangat dingin tidak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELE || Trapped In A Coldman
Teen Fiction(Proses revisi, ada beberapa part yang aku hapus) "Dia bisa menjadi baik jika aku menuruti perintahnya. Sebaliknya, jika aku melanggar dia bisa menjadi manusia tak berperasaan" Bagaikan peliharaan pada tuannya, Adele selalu menuruti perintah Arvin...