40. Egois

22.1K 1.4K 163
                                    

Aku Update!

Hati-hati banyak
typo



Udah siap baca?

Happy Reading

-oOo-

Hari dimana sang ibu berangkat ke luar negri telah tiba. Wanita itu berjalan menuruni tangga sambil membawa koper besar miliknya.

Di depan pintu rumah sudah ada Adele dan laki-laki yang tidak di harapkan kehadirannya oleh Adele, Arvin.

Dan yang membuat Adele kesal adalah, tangannya yang di genggam oleh Arvin tanpa persetujuan darinya.

Sella telah sampai di depan pintu depan.

"Kunci pintunya, kalau lagi sendiri. Ibu gak mau ya nanti pas ibu lagi disana kamu kenapa-napa!" Nasehat Sella.

Adele mengangguk lalu menarik tangannya dari genggaman Arvin dan memeluk Ibunya, "Ibu hati-hati yaa,"

Sella membalas pelukan sang putri sebelum menatap Arvin, laki-laki yang ia suruh untuk menjaga putrinya selama ia di luar negri. Ia sudah mempercayai Arvin--dalam hal menjaga putrinya. Ia harap Arvin tidak berbuat yang aneh pada Adele.

"Arvin, Di rumah kamu ada Ibu sama Ayah kan?" Sella perlu memastikan kembali, rasanya tidak tenang kalau putri nya bersama Arvin sementara tidak ada orang tua yang menemani mereka.

Arvin menganggukan kepalanya, Ibu dan Ayahnya memang sudah pulang dari luar kota, tetapi dalam waktu dekat pasti akan kembali. Memikirkannya saja membuat Arvin tersenyum licik.

Ya Arvin memang licik, laki-laki itu memanfaatkan kepercayaan Sella---ia tidak akan menyia-nyiakan hal itu. Sella menyuruhnya menjaga Adele, berarti ia anggap, dirinya bebas melakukan apapun pada Adele.

"Yaudah bagus, kalau orang tua kamu lagi gak ada di rumah, kamu antarkan Adele ke rumah nya aja.. Oke?"

"Iya tante."

Sella sudah tidak terlalu memikirkannya lagi sekarang, wanita itu langsung pamit sekali lagi pada putrinya, masuk ke mobil, dan meninggalkan halaman rumah.

Sunyi.

Suasana langsung terasa senyap, saat mobil itu meninggalkan rumah beberapa saat yang lalu. Adele memilih mengabaikan Arvin dan hendak masuk ke dalam rumahnya.

Tetapi tangannya malah di tahan oleh laki-laki itu, Ia risih jika melihat Arvin, maka ia akan mengingat apa yang di lakukan laki-laki itu padanya semalam.

"Selesai kuliah tunggu di parkiran." ujar Arvin dengan suara datar.

"Lepasin!" Adele tidak membalas ucapan Arvin.

Adele bertekad untuk tidak terlihat takut lagi saat bersama Arvin, ia tidak akan pernah mengalah lagi. Jika di biarkan laki-laki itu malah semakin melunjak. Dan yang membuat Adele kesal dengan dirinya sendiri adalah, saat tatapan tajam Arvin menghunus Adele, seketika ia menjadi takut dan menundukan kepalanya. Hanya dengan tatapan saja Adele tidak berkutik. Oleh sebab itu ia akan memberanikan dirinya kali ini.

"Jawab dulu pertanyaan aku!" Ucap Arvin sambil mengencangkan cengkramannya.

Adele meringis, laki-laki itu tak main-main mencengkram tangannya, bahkan sampai menekan kuku panjangnya.

"Kamu apa-apaan sih!!" Bentak Adele dengan sorot emosi yang terpancar jelas.

Arvin menatapnya datar, seketika tangannya di lepas begitu saja. Matanya menyorot Adele dengan dingin.

ADELE || Trapped In A ColdmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang